BERDAMAI DENGAN KEMATIAN
Dalam Bukunya Prof. Dr. Komarudin Hidayat bertutur dengan asyiknya sebagai berikut:
Ketika fisik seseorang sudah lemah dan sakit berat, kekuatan iman, nalar kritis, dan keteduhan hati akan sangat meringankan penderitaan seseorang, keluarga, juga teman dekat yang menungguinya. Bahkan memperoleh pembelajaran sangat berharga, Bagaimana menghadapi kematian dengan damai?
Ada sebuah riwayat, Rasulullah Saw. bersabda: "Siapa yang sabar menerima sakit maka dikurangilah dosa-dosanya dan ditambahlah tabungan amal kebajikannya karena sesungguhnya sabar menerima sakit sebelum meninggal merupakan penyucian diri. sedangkan meninggal, ibarat petani, adalah datangnya musim panen untuk mengetahui dan menikmati hasil tanamannya."
Belajar dari pohon pisang. meski ditebang batangnya tetap berusaha untuk tumbuh lagi, dan pohon piosang baru rela mati setelah berubah, dipersembahkan buahnya untuk makhluk lain, entah hewan atau manusi. Jika pohon pisang saja tidak mau mati tanpa memberi rahmat (kasih sayang) dalam segala hal kebajikan bagi yang lain, mestinya manusia yang dianugrahi fasilitas dan karunia hidup yang demikian berlimpah sudah sepantasnya meninggal dengan damai, seraya mewariskan rahmat dan kebijakan bagi yang ditinggalkan.
Kematian adalah pintu gernag untuk meneruskan dan memasuki kehidupan baru yang lebih indah dan lebih berkualitas karena kehidupan dan kenikmatan ruhani. derajat dan kualitas lebih tinggi, ketimbang kenikmatan badani yang durasinya sangat pendek dan fluktuatif.
Sayidina Umar Bin Khattab RA berkata" Cukuplah kematian sebagai Nasehat bagimu"
0 Response to "MENENGOK SEBENTAR TENTANG SEBUAH BUKU BAPAK PROP. Dr. KOMARUDIN HIDAYAT"
Post a Comment