Pelajaran Dari Haji Dan Kurban
Khutbah Sholat Idul Adha 1435
Di bulan dan hari-hari ini, ada dua
ibadah yang dijalankan umat Islam di luar ibadah yang dilakukan sehari-hari,
yang pertama Haji dan yang kedua kurban. Dua ibadah tersebut secara duniawi dan
spiritualitas memiliki makna yang bisa diambil pelajaran, dalam kehidupan di
dunia.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
الْحَمْدُ ِللهِ الْقَائِلِ فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ
(وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالاً وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ
يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ) أَشْهَدُ
أَنْ لاَّ إِلهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jamaah Sholat Idul Adha Yang
dimuliakan Allah Swt
Marilah kita panjatkan puji syukur
kepada Allah SWT, serta melafalkan sholawat dan salam untuk junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
Dalam kesempatan ini kami mengingkat
kepada seluruh hadirin dan khusus kepada diri kami sendiri untuk selalu
bertakwa kepada Allah SWT. Karena dengan bertakwa kepada Allah SWT maka jalan
menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat akan kita peroleh.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu
Akbar
Pada hari dan bulan ini umat Islam
dari seluruh penjuru dunia disyariatkan menjalankan dua ibadah disamping ibadah
yang rutin dilaksanakan setiap hari. Kedua ibadah tersebut adalah ibadah haji
dan, kedua ibadah kurban.
Yang pertama, ibadah haji,
dilaksanakan dalam bulan yang ditentukan. Seperti yang pagi ini dilakukan umat
Islam yang istitho’ah (mampu), karena ibadah haji hanya wajib bagi umat Islam
yang mampu. Pada pagi ini mereka sedang melaksanakan proses ibadah haji. Saat
ini, di jam ini, mereka sedang berduyun-duyun dari Muzdalifah menuju Mina untuk
melempar jumrah aqobah dan tahallul awal, setelah mulai kemarin siang tanggal 9
Dzulhijjah melaksanakan ibadah wukuf di Arofah. Kalimat talbiyah, labbaika
allahumma labbaik, labaika…. berkumandang hampir di seluruh kawasan
mas’aril haram. Kawasan yang membentang dari Arafah sampai Masjidil Haram.
Ibadah haji hukumnya wajib bagi yang
mampu sesuai dengan perintah Allah SWT sebagaimana yang disebut dalam al Qur’an
surat Ali Imron:96
وَلِلّٰـهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللّٰـهَ غَنِىٌّ
عَنِ الْعٰلَمِينَ
Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allahu Akbar wa Lillahilhamdu
Jamaah Sholat Id Rahimakumullah
Yang kedua, ibadah kurban. Ibadah
ini berhukum sunnah ‘ain bagi individu dan sunnah kifayah bagi anggota
keluarga. Ibadah ini memiliki kaitan dengan ibadah haji. Ibadah ini bersumber
dari ajaran Nabi Ibrahim AS.
Pada hari ini, lebih 3000 tahun yang
lalu, Nabi Ibrahim Kholilullah menjalankan praktek keagamaan yang penuh dengan
nilai-nilai ke-ilahi-an, ketauhidan, kesabaran dan pengorbanan manusia kepada
Tuhannya. Pada saat itu Nabi Ibrahim AS diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang
sangat luar biasa. Nabi Ibrahim AS melalui mimpinya diperintah Allah SWT untuk
menyembelih putra tercintanya Ismail AS. Hal ini sebagaimana yang disebutkan
dalam al Quran surat As Shofat : 100-111
رَبِّ هَبْ لِى مِنَ الصّٰلِحِينَ ۚ فَبَشَّرْنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيمٍ ۚ فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ
السَّعْىَ قَالَ يٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى الْمَنَامِ أَنِّىٓ
أَذْبَحُكَ فَانظُر مَاذَا تَرَىٰ ۖ قَالَ يٰٓأَبَتِ افْعَلْ
مَا تُؤْمَر ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ اللّٰـه مِنَ الصّٰبِرِينَ ۖ فَلَمَّآ أَسْلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلْجَبِينِ
ۚ وَنٰدَيْنٰهُ أَن يٰٓإِبْرٰهِيم ۚ
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا (الاية
Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku
(seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
Maka Kami beri dia khabar gembira
dengan seorang anak yang amat sabar.
Maka tatkala anak itu sampai (pada
umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah
apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Tatkala keduanya telah berserah diri
dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran
keduanya ).
Dan Kami panggillah dia: “Hai
Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu
Akbar
Selanjutnya, yang lebih penting
adalah bagaimana memetik pelajaran dari perintah Allah tersebut dalam kehidupan
saat ini. Ibadah Haji merupakan ibadah mahdlah dan bersifat fisik. Pelajaran
yang bisa diambil dari ibadah ini adalah bahwa saat kita berkumpul dengan
jutaan orang di tanah yang luas, kita merasa kecil. Dalam kondisi seperti itu,
tidak pantas bagi kita untuk sombong. Kita membutuhkan orang lain agar bisa
membantu kita, dan agar orang lain tidak menyakiti kita. Tolong menolong dan
saling pengertian dibutuhkan dalam upaya kita beribadah kepada Allah. Karena
kita tdk bisa beribadah dengan baik,tanpa ada sikap tolong menolong .
Sedangkan secara spiritual apa yang
bisa kita rasakan, alami dan refleksikan di tanah suci, saat kita betul-betul
merasa dekat kepada Allah, semestinya bisa berpengaruh kepada sikap dan
perilaku kita terutama dalam kehidupan bermasyarakat saat kita kembali lagi ke
tanah air. Dengan begitu, ibadah haji yang kita jalankan akan memompa kita
untuk lebih giat lagi dalam berjuang demi tegaknya kesejahteraan dan keadilan
di tengah-tengah masyarakat dan bangsa, termasuk .
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu
Akbar
Allahu Akbar Walillah Ilhamdu
Sedangkan pelajaran yang bisa kita
ambil dari ibadah kurban adalah: dalam kehidupan ini tidak semata-mata materi,
tetapi ada yang lebih dari itu, yaitu spiritual. Dalam kitab-kitab Fiqih
disebutkan bahwa daging hewan korban harus di sodaqohkan dan tidak boleh dijual
belikan. Karena itu, dalam berkorban kita diajari bahwa, dalam hidup ini
semuanya tidak bisa sekedar materi, tidak sekedar dihitung dengan uang.
Semuanya selalu diperhitungkan dengan uang. Kalau tidak punya uang tidak punya
kehormatan sehingga diremehkan.
Padahal uang bukanlah
segala-galanya. Karena ada yang lebih dari itu, yaitu spiritualitas. Spiritual,
yang berasal dari kata spirit yang berarti semangat. Semangat untuk berkurban,
berjuang, melakukan sesuatu pekerjaan tidak sekedar mencari harta benda.
Contoh yang paling gampang berkaitan
dengan spiritualitas bisa kami sebutkan di sini. Ada seseorang yang berjualan
makanan, dia mengatakan “Saya kalau tidak jualan merasa tidak enak. Sebenarnya
jika tidak berjualan saya sudah cukup, tetapi jika tidak berjualan saya merasa
tidak enak. Karena pelanggan saya nanti makan dimana?” dan seterusnya. Inilah
contoh sederhana dari nilai-nilai spiritualitas yang lebih tinggi dari
materialitas.
Jamaah sholat id rohimakumullah
Demikian khutbah yang bisa kami
sampaikan, semoga ibadah yang sedang dijalankan oleh para jamaah haji di tanah
suci bisa menjadi haji yang mabrur dan ibadah kurban yang alan kita lakukan
terhitung sebagai amal yang bisa membawa kita menjadi manusia yang tidak hanya
sekedar bersikap materialistic, tetapi juga memiliki jiwa spiritualitas yang
tinggi.
أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua:
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ
اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ
أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ
وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا
اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ
بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ
تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ
اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان
وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي
التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ
لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ
ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِاْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
(Mus Abdilla)
Sumber NU Jombang Online
0 Response to "KHUTBAH IDUL ADHA TAHUN 1435 H"
Post a Comment