INI ADALAH SUMUR SINDU (PATILASAN
PANGERAN TAMBAK BAYA)
Ini adalah foto sumur Sindu dengan kedalaman 4 Meter, sumur ini tidak pernah kering dan dikuras setiap 1 windu sekali oleh pemimpin Juru kunci. sumur ini terletak di Desa Sumber
Wetan Jatitujuh, Desa Sumber terletak kurang lebih 7 Km ke arah timur dari pusat
Kantor Kecamatan Jatitujuh dan merupakan daerah perbatasan antar Indramayu
dengan Kabupaten Majalengka bagian Utara.
Sumur sindu Adalah sumur yang merupakan cikal bakal
terlahirnya Desa Sumber. Mengapa disebut sumur Sindu karena menurut riwayat
yang disampaikan oleh Juru kunci Sumur Sindu katanya: “ Dulu ada seorang Ulama
ulung yang berasal dari daerah Cisambeng yang masih memiliki (Trah) keturunan
dari Pangeran Pasir (Ki Ageng Pasir) di Cisambeng dan cucu dari Pangeran Paseh
(Ki Bagus Pasai/ Fatahillah/ Faletehan) hasil Pernikahan dengan Ratu Wulung Ayu
putri dari Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Djati Cirebon) hasil
Pernikahan dengan Nyi Ageng Tepasari Putri Pembesar Majapahit . Ulama tersebut adalah
Ki Bagus Waridah (Pangeran Tambak Baya) Ligung .
“ Konon katanya Bahwa dulu Ki Bagus Waridah setelah menikah
dalam beberapa tahun belum juga di karunia keturunan, sehingga pada suatu
ketika Ki Bagus Waridah bertekad untuk meninggalkan istrinya dalam beberapa
tahun dan bertekad untuk melakukan perjalanan Kholwat (meditasi) dengan di
temani oleh 2 orang pawongannya (Pembantunya), ketiganya berjalan masuk hutan
dan pada akhirnya Ki Bagus Waridah dan
kedua pawongannya berhenti pada sebuat tempat dan kemudian beliau duduk bersila
dan berkholwat dengan pesan kepada kedua
pawongannya jangan mengganggu kholwatnya, tepatnya delapan Tahun ( 1 Windu) lamanya Ki Bagus Waridah (Pangerang Tambak
baya) dan 2 pembantunya. Pada tahun terakhir Ki Bagus Waridah mendengar suara
tanpa rupa (tanpa wujud) pesannya “ segeralah Pulang karena istrimu sedang
hamil” maka dengan mendengarnya suara tersebut maka ketiganya bersiap-siap
untuk pulang. Namun mungkin kedua pawongannya meminta majikannya untuk syukuran
karena hajatnya telah terpenuhi, maka Ki Bagus Waridah meminta ke dua
pembantunya untuk menjauh dan segeralah memanggil lagi keduanya untuk makan
nasi tumpeng yang terbuat dari tanah dengan izin Allah oleh Ki Bagus Waridah di
rubah menjadi nasi dan mengambil kulit pohon sebagai dagingnya, maka kedua
pawongannya asik makan namun setelahya makan keduannya merasakan haus maka Ki bagus Waridah menyuruh salah satu
pembantunya untuk menancabkan tongkat di tempat duduknya Ki Bagus Waridah pada
saat berkholwat (meditasi) seketika itu juga ketika tongkat diangkat maka
keluarlah SUMBER mata air, yang kemudian
samapai sekarang orang sumber dan sekitarnya menyebut dengan nama SUMUR SINDU
karena meditasi yang dilakukan Ki Bagus Waridah selama Delapan tahun ( 1 Windu)
“ Demikian Katanya. Semoga ada manfaatnya buat kita sebagai genersi Penerus
Perjuangan .
0 Response to "MA NURUSSYAHID KERTAJATI NAPAK TI LAS KE SUMUR SINDU (PATILASAN KI BAGUS WARIDAH / PANGERAN TAMBAK BAYA) DI DESA SUMBER JATITUJUH "
Post a Comment