KUMPULAN KISAH100 TOKOH ISLAM SIDI WISKAWAYH,RA



53. SIDI MISKAWAYH
INTIQOL / WAFAT 1030 M.

Sidi Miskawayh adalah ahli sejarah yang pemikirannya sangat cemerlang. Dialah ilmuwan islam yang paling terkenal dan yang pertama kali menulis filsafat akhlak.
Setiap orang yang mengkaji sejarah Sidi al-Thabari dan membandingkannya dengan sejarah Sidi Miskawayh yang terkenal dengan nama Tajarub al-Umam, akan memahami bahwa dia berada pada peringkat kedua dalam penulisan sejarah setelah peringkat yang diduduki oleh para pendahulunya. Karena Sidi Miskawayh bekerja cukup lama di pemerintahan dan kantor negara, dia memiliki banyak keistimewaan. Pengetahuannya tentang orang-orang yang terkenal pada zamannya sangat luas. Ia mampu memperoleh informasi dari sumber aslinya. Ketahuilah, dia juga sangat memahami model administrasi dan startegi peperangan seingga ia dengan mudah dapat menuliskan berbagai peristiwa secara jelas. Dia juga menguasai berbagai manuver politik dengan baik. Kita tahu bahwa Sidi al-Thabari jarang menyebutkan tentang ekonomi negara. Berbeda dengan Sidi Miskawayh; ia sering berbicara tentang perekonomia negara dengan sangat akurat, bahkan ia menuliskannya menjadi sejarah politik yang sangat hidup.
Dia jujur dan objektif. Meskipun dia mengabdikan dirinya kepada pemerintah Buwayhid, Sidi Miskawayh tidak perah menyembunyikan kejahatan mereka. Bahkan sebaliknya dia berani membongkarnya untuk diadili. Berbeda dengan ai-Thabari yang ahli tafsir Al-qur’an ahli fikih, perhatiannya sangat sedikit kepada masalah-masalah agama. Sehingga mukin saja orang yang membaca beberapa jilid bukunya, Tajarub al-Umam, akan dengan mudah meragukan kemusliman pengarangnya.
Miskawayh memiiki kemampuan luar biasa dalam mengungkapkan pribadi seseorang, menjelaskan kerusakan zamannya, dan menuliskan pemandangan yang amat mengerikan yang sulit dilupakan meski pun hanya dibaca sekali saja. Misalnya, tragedy eksekusi dan penyaliban Sidi Al-Hallaj, matinya Ibn al-furat, dan penyaderaan wazir Ibn Maqlah.
Miskawayh juga mempunyai kelebihan dalam bidang filsafat akhlak. Sejarah masa budanya, dia telah mempelajari akhlak Persia dan Yunani. Keterlibatanya dalam dunia politik dan sosial membuatnya sangat matang dalam duni itu. Di samping itu, dia juga sangat senang mengkaji persoalan jiwa seluk-beluknya dalam bidang ini, dia mengarang berbagai buku, di antaranya buku yang berjudul Tahjib al-Akhlaq al- Fawz al-Ashgar, dan buku yang berbahasa Persia yang berjudul jawidan Khurd yang artinya akal yang kekal.
Menurut Miskawayh, jiwa adalah sebuah inti yang yang sangat halus yang tidak dapat dirasakan oleh salah satu indera manusia. Jiwa mengetahui jati dirinya dengan dirinya sendiri. Dia mengetahui bahwa dia mengetahui dan bekerja. Dia bukan badan, karena dia bias menerima sesuatu yang saling bertolak belakang, seperti keberanian dan rasa takut. Sifatnya sangat menerima pengetahuan. Jiwa memang suatu kesatuan antara akal, akil, dan ma’qul. Miskawayh memberikan penjelasan bahwa dengan jiwa, manusia dapat mencapai puncak wujud. Bahkan menggapai Zat-Nya.
Dalam hal akhlak, manusia memiliki sikap yang bermacam-macam. Di ntara mereka ada orang yang bertabiat baik; jumlahnya sangat kecil. Ada pula yang bertabiat jahat; jumlahnya sangat banyak. Ada pula manusia yang tidak termasuk ke dalam kelompok pertama dan kelompok kedua. Mereka bias saja masuk kepada kelompok yang bertabiat baik atau kelompok yang bertabiat jelek karena dibiasakan. Allah adalah kebaikan yang Mutlak. Semua orang yang baik berupaya mencapai kepada-Nya. Miskawayh membedakan antara kebaikan dan kebahagaan. Menurutnya, kebaikan adalah apa yang dituju oleh manusia dalam posisinya sebagai manusia, sedangkan kebahagiaan adalah milik pribadi. Seseorang tidak berbahagia, kecuali dia telah dapat memuaskan tabiatnya.
Asas dari keutamaan, mnurut Miskawayh, adalah kecintaan manusia kepada semua manusia. Tanpa kecintaan tidak akan ada suatu masyarakat. Manusia tidak dapat mencapai jati dirinya, dia hidup bersama sama jenisnya dan saling memberikan pertolongan. Kecintaan tiak akan berbekas, kecuali dalam kehiupan bermayarakat. Jika seorang mengucilkan diri dari masyarakat, hidup sebagai paderi atau ahli ibarat, dia tidak akan tahu apakah perbuatannya baik atau buruk.
Masalah akhlak pernah ditulis oleh para ilmuan sebelum Miskawayh, seperti Ibn al-Mukaffa dan al-Jahizh. Namun, buku yang mereka tulis hanya kumpulan hikmah dan kata-kata mutiara yang susunan katanya sangat bagus, tetapi ditulis secara tidak teratur. Miskawayh dan Abu Bakar al-Razi menulis akhlak secara teratur, menyeluruh dan filosofis, sehingga menjadikan akhlak sebagai buah ilmu bagi induk ilmu akhlak menurut Aristoteles dan para penulis akhlak lainnya dari yunani.


0 Response to "KUMPULAN KISAH100 TOKOH ISLAM SIDI WISKAWAYH,RA"