KH. Drs. PARIHIN KEPALA MA NURUL IMAN LEUWIMUNDING YANG SEKARANG
SEKILAS SEJARAH MAS .
NURUL IMAN
LEUWIMUNDING BAB
I PENDAHULUAN
A
Latar
Belakang
Berdirinya MA.Nurul Iman secara historis tidak
terlepas dari keberadaan Madrasah Diniyah (MD ) Nurul Iman dan keberadaan
MD.Nurul Iman juga tidak terlepas dari pendidikan dengan sistem
madrasah yang dirintis oleh Bapak Ijah yang masyhur disebut Bapak Salim.
Kegiatan belajar mengajar ( KBM ) dilaksanakan dirumah pribadi
beliau di blok Kamis Desa Leuwimunding.Karena itu keberadaan MD
Nurul Iman merupakan pengembangan dari Madrasah Bapak Salim.
Menurut penjelasan dari Bapak Drs.H. Idi Saidi selaku Ketua
Pembina Yayasan Pendidikan Islam Al- Al-Azhar (YPIA) bahwa ketika beliau
menjabat sebagai kepala desa Leuwimunding bersama dengan Al-marhum Bapak
Drs.H. Ramli beliau adalah selaku pejabat Kepala Kantor
Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Barat ( Kanwil Depag ) mengunjungi
madrasah Bapak Salim ,ketika itu beliau tersentuh hatinya melihat
kegiatan pendidikan madrasah dirumah . Oleh karena itulah beliau meminta
kepada Bapak H.Idi Saidi untuk dicarikan sebidang tanah untuk
pembangunan madrasah. Atas permintaan dari Bapak H.Ramli tersebut maka
dicarikan sebidang tanah dan al-hamdulillah dapat sebidang
tanah membeli dari ayahnya Bapak H.Muridin (al-marhum).Selanjutnya
diatas tanah tersebut dibangun 3 lokal ditambah ruang kantor dengan biaya
dari wakaf Bapak H. Ramli dan pembangunannya dilaksanakan
secara gotong royong oleh masyarakat dibawah pimpinan Bapak H. Idi Saidi selalu
Kuwu Desa Leuwimunding.
Adalah merupakan perkembangan pertama setelah pembangunan madrasah
selesai kemudian berpindahlah kegiatan madrasah Bapak Salim dari rumah ke
gedung madrasah baru. Setelah menempati gedung baru maka di namakan
Madrasah Diniyah Nurul Iman dengan status madrasah desa. Dengan
menempati gadung baru maka kegiatan KBM tertib dan maju
demikian juga jumlah siswa semakin banyak .Untuk pertama kali sebagai Kepala MD
Nurul Iman adalah Bapak Ust Dadang. ,sedangkan Bapak Salim mengajar di madrasah
Nurul
Iman sambil berdagang,setelah Bapak Ust .Dadang KepalaNururul Iman
digantikan oleh Bapak Ustamn Sudjai dan bahkan dan Bapak Salim
keluar tidak mengajar di MD sampai beliau wafat.
Demikian awal keberadaan MD Nurul Iman ,perkembangan kedua
ketika Ketua Pengurus Madrash dijabat oleh Bapak Uci Sanusi ,atas
dorongan Sebagian masyarakat terutama Bapak Kuwu Desa Leuwimunding ingin
mendirikan Madrasah Aliyah Nurul Iman ,selanjutnya minta kepada Bapak H .Iing
Misbahuddin tidak lain beliau adalah adik misan Bapak Uci untuk merintis
mendirikan MA.Nurul Iman, barang kali karena Bapak H.Iing Misbahuddin
telah berhasil merintis mendirikan Madrasah Stanawiyah Nurul Ulum desa
Ciparay dan memang waktu itu beliau berdomisili di desa Ciparay.
Untuk mempermudahkan memahami kronologis sejarah perkembangan MA Nurul
Iman dibawah ini diuraikan masa –masa perkembangan dan factor
pendukung dan penghambat terhadap perkembangan MA.Nurul Iman.
1 . Masa Perintisan
2. Masa Eksistensi
3. Masa Pertumbuhan
4. Masa Pengembangan
BAB II
.MASA PERINTISAN
Sebagaimana telah diuraikan dimuka bahwa perintisan dan berdiri MA.Nurul
Iman tidak terlepas dari Madrasah Diniyah Nurul Iman yang diselenggarakan
oleh Pemerintah desa Leuwimunding. Oleh karena itu munculnya idea atau gagasan
keinginan mendirikan MA.Nurul Iman berasal dari masyarakat Leuwimunding
terutama para pengurus MD.Nurul Iman. Setelah diselenggarakan rapat
pengurus madrasah pada tanggal 20 Mei 1988 yang dihadliri juga oleh para tokoh
masyarakat tidak ketinggalan juga bapak H.Idi Saidi selaku kuwu desa
Leuwimunding .Diantara hasil musyawarah ialah membentuk panitya
perintisan mendirikan MA.Nurul Iman yang diketuai oleh Bapak H.Iing Misbahuddin
sekaligus sebagai Kepala MA.Nurul Iman dibantu oleh para pemuda alumni beberapa
perguruan tinggi terutama dari IAIN Cirebon,Bandung,Semarang dan Surabaya
dan para alumni pondok pesantren diantaranya BapakDrs Aef Saefullah,Bapak
Moehas , Bapak Drs. Aripin ,Bapa Ruzi Abdurahman BA dan lain-lain.
Sejak terbentuk panitya maka dibagi tugas ada bertugas mencari alon siswa
terutama dari siswa Mts Nurul Ulum desa Ciparay karena waktu itu Bapak
H.Iing Misbahuddin menjabat sebagai( Kepala Mts Nurul Ulum pertama priode
1985-1988) dan Madrasah Stanawiyah dan Sekolah Menengah Pertama ( SMP N )
Leuwimunding yang ada diwilayah Kec.Leuwimunding. Perlu diketahui bahwa
tangan kerja panitya tidak ringan sangat berat karena bersamaan
dengan perintisan MA.Nurul Iman juga ada perintisan Madrasah Aliyah
Sabilul Halim sebagai pengembangan Madrasah Stanawiyah Sabilul Halim yang
diselenggarakan oleh yayasan pendidikan Islam Sabilul Halim yang dipimpin
oleh K. Amin Karim. Maka terjadilah perebutan simpati masyarakat dan calon
siswa terjadi saling melemparkan isu-isu negative. Sebenarnya
secara obyektif masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan ,madrasah Nurul
Iman memiliki potensi gedung yang strategis dan layak pakai namun tidak
memiliki Badan Hukum atau Yayasan karena statusnya madrasah desa. Sedang
madrasah Sabilul Halim meskipun memiliki gedung siap pakai tapi dipakai
oleh Mts Sabilul Halim pada waktu pagi hari, Dan
kelebihannya madarsah Sabilul Halim sudah berbadan Hukum yaitu
Yayasan Pendidikan Sabilul Halim karena memang statusnya madrasah
sawasta. Ada pemikiran dan usaha untuk mempersatukan kedua
keinginan kedua lembaga tersebut yang kedua-duanya ingin mendirikan Madrasah
Aliyah di desa Leuwimunding,namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil
karena masing-masing bersikukuh pada pendiriannya. Oleh karena
itu pada waktu itu masing-masing mengajukan permohonan
mendirikan Madrasah Aliyah dan demikian juga mencari calon siswa
dan guru pengajar. Keduanya seperti sedang musabaqoh menguji siapa
diantaranya keduanyav yang mendapat kepercayaan dari masyarakat dan memperoleh
izin oprasional dari pemerintah yaitu Kepalan Kantor Wilayah Departemen
Agana Propinsi Jawa Barat.
Ketika awal masuk tahun pendidikan bulan Juli 1988-1989 Madrasah
Aliyah Nurul Iman memperoleh siswa baru sebanyak 17 siswa,kemudian dimulailah
Kegiatan Belajar Mengajar dengan mengacu kepada Kurikulum Madarsah Aliyah
Negeri ditambah muatan local yaitu kitab kuning dan nahwu –shorof. Dengan
kerja keras panitya merintis pendirian MA.Nurul Iman
dan sukses menghimpun siswa baru dan guru sehingga terlaksana kegiatan
madrasah Aliyah.Sudah barang tentu langkah berikutnya mengurus izin
oprasional.
Memperjuangkan
izin oprasional
Sebagaimana
telah diuraikan dimuka bahwa Bapak H.Iing Misbahuddin sebagai Kepala MA.Nurul
Iman memilki peran besar dalam mengurus izin oprasional. Pada waktu itu
Badan Pengurus Madrasah Nurul Iman dibuatkan P roposal
Pendirian Madrasah Aliyah Nurul Iman untuk diajukan kepada Kepala Kantor
Wilayah Depag Propinsi Jawa Barat yang dilengkapi dengan rekomondasi dari
Kepala Kantor Departemen Agama Kab.Majalengka yang pada waktu itu dijabat
oleh Bapak Drs.H. Uzer dan Bupati Kab.Majalengka yang pada waktu dijabat
oleh Bapak Djaelani SH. Namun pengurusan izin oprasional tersebut
ditolak karena tidak diajukan oleh suatu Badan Hukum atau Yayasan dan
atau Ormas Islam seperti NahdlotulnUlama,Muhamadiyah atau PUI. Adalah suatu
tantangan berat bagi para perintis MA.Nurul Iman terutama bagi Bapak
H.Iing Misbahuddin selaku Kepala MA.Nurul Iman. Oleh karena itu tidak ada cara
lain untuk melanjutkan pendirian MA.Nurul Iman kecuali dengan mendirikan
suatu Badan Hukum atau Yayasan yang menjadi paying hokum bagi MA.Nurul
Iman. Kemudian timbul masalah bagaimana caranya apa nama Yayasan dan
siapa saja personalia kepengurusa dan sebagainya.
Pendirian
Yayasan Pendidikan Al-Azhar
Latar belakang utama mendirikan Yayasan Pendidikan Al-Azhar selanjutnya ditulis
YPA. Adalah untuk melengkapi persyaratan pendirian MA.Nurul Iman karena
merupakan syarat utama penyelenggara pendidikan Madrasah Aliyah adalah
yayasan .Artinya lembaga pendidikan MA.Nurul Iman itu didirikan dan
diselenggarakan oleh yayasan yang dikenal dengan Madrasah Aliyah
swasta (MAS) Nurul Iman. Pada waktu itu tiga nama yayasan yang diusulkan
yaitu Yayasan Nurul Iman ,Yayasan Uswatun Hasanah dan Yayasan Pendidikan
Al-Azhar. Dari ketiga nama tersebut harus dipilih salah satu nama karena tidak
mungkin memakai tiga nama,setelah mendengar pesan Bapak H.Masduki
(al-marhum) bahwasanya silahkan mendirikan Yayasan untuk keperluan mendirikan
Madrasah Aliyah asal jangan nama Nurul Iman karena Madrasah Nurul Iman adalah
madrasah desa Leuwimunding,beliau khawatir kalau sudah menjadi yayasan
menyalahi asal usul sejarah madrasah Nurul Iman sebagaimana di uraikan
dimuka.Dan juga tidak menggunakan nama Uswatun Hasanah karena latar belakang
keluarga diambil dari nama ibunya Bapak Uci Sanusi.Oleh karena itu disepakati
nama yayasan Pendidikan Al-Azhar,nama ini lebih bersifat umum dan
mudah-mudahan memperoleh kemajuan sebagaimana Al-Azhar Jakarta
–meskipun bukan cabang dari Al-Azhar dan bahkan seperti Al-Azhar
Mesir .Dengan memperhatikan arahan dari Kepala Desa Bapak H .Idi Saidi dan
beberapa tokoh masyarakat maka tersusunlah Badan Pendiri.Badan Pengurus dan
Badan Penasehat yang didasarkan kepada nama bukan jabatannya. Sebagai
ketua umum yayasan adalah Bapak H.Iing Misbahuddin dan dilengkapi
kepengurusannya sebagaimana dalam lampiran Akte yayasan .Dan sebagai Badan
Pendiri Yayasan yaitu : H.Idi Saidi,H,Muhammad Arif,, Uci Sanusi
,H.Masduki dan H.Iing Misbahuddin.Oleh karena tidak boleh merangkap
jabatan sebagai Kepala MA.Nurul Iman dan sekaligus sebagai Ketua Umum
Yayasan,maka jabatan Kepala Madrasah Aliyah Nurul Iman dipercayakan
kepada Bapak H.Ade Isa Anshori dan sebagai sekretaris
umum yayasan.
Mendirikan sebuah yayasan pendidikan seperti YPA tidak seperti membalikkan
kedua belah tapak tangan ,tetapi banyak rintangan dan tantangannya
diantaranya sulit mempersatukan persepasi dan komitmen untuk mendirikan
yayasan. Namun bagi Bapak H.Iing Misbahuddin tidak suatupun
kesulitan dan rintangan atau tantangan pasti ada solusinya.
Untuk
terlaksanya pendirian yayasan tidak lain dengan dukungan dari pemerintah
setempat dalam ini dukungan dari Bapak Camat waktu itu di jabat
oleh Bapak Bambang Budiarto BA dan muspika lainnya seperti pak Polsek dan
Dan Ramil Kecamatan Leuwimunding. Alhamdulillah mendapat dukungan
yang positif, sehingga dengan dukungan dari pak camat semuanya yang
dimohon sebagaimana pendiri yayasan yaitu Bapak Drs.Idi Saidi, Bapak Arnadi
Muhammad Arif,Bapak Uci Sanusi bersedia membantu Bapak H. Iing
Misbahuddin mendirikan yayasan dengan bersama-sama menghadap Bapak
Notaris Achmad
Soeseno SH untuk menandatangani Akte Yayasan dan segaligus iuran biaya
pembuatan Akte Yayasan masing Rp.25.000,- karena biaya hanya Rp
100.000,00.
Alhamdulillah meskipun banyak rintangan dan tantangan ,Badan Hukum atau yayasan
telah berdiri dengan nama YAYASAN PENDIDIKAN AL- AZHAR Akata : 1
Agustus 1988 NO.: 2 dengan tujuan utama untuk syarat mendirikan MA.Nurul
Iman .Dengan bermodal akta yayasan tersebut maka dibuat proposal
pendirian MA.Nurul Iman yang baru, dan proses pengajuannya ditangani
langsung oleh Bapak H.Iing Misbahuddin selalu ketua umum yayasan.
Demikian juga memproses pengajuan mendirikan MA.Nurul Iman di
Leuwimunding tidak mudah meskipun persyaratan sudah lengkap.Bermula memintakan
tanda tangan kepada Kepala Desa,kemudian minta rekomondasi dari Pak
Camat sampai disini masih mudah,akan ketika sampai ke Kepala
Kantor Departemen Agama Kab.Majalengka yang dijabat oleh Bapak Drs. H.Uzer
.pada waktu itu Nampak ada komitmen untuk menghalangi pendirian Madrasah
Aliyah Nurul Iman di Kec.Leuwimunding .Meskipun proposal sudah
ditanda tangani oleh Pengawas Pendidikan Islam ( Pendais ) Bapak KH Drs Usman
namun beliau bapak Kandepag Kab.Majalengka tetap tidak memberi
rekomondasi dengan alasan mengelola madrasah Aliyah itu berat tidak
mudah. Pada waktu itu yang menghadap Bapak Drs. H.Uzer adalah Bapak H.Iing
Misbahuddin dan ditemani Bapak Drs.Arifin .
Setelah beradu argument antara Bapak H.Iing Misbahuddin dan Bapak Drs
H.Uzer,akhirnya Bapak H.Iing Misbahuddin mengatakan kepada beliau bahwa
kalau memang Bapak menolak pengajuan kami silahkan tidak apa-apa
tetapi mohon penolakannya secara tertulis dengan surat resmi karena kami
mengajukan permohonan juga dengan surat dan proposal lengkap. Selanjutnya
surat dari Bapak tersebut akan kami sampaikan kepada masyarakat
Leuwimunding terutama pada pejabat muspika dan tokoh ulama karena kami
mengajukan pendirian madrasah ini membawa misi keinginan masyarakat bukan untuk
keinginan dan kepentingan pribadi.Tanpa diduga setelah mendengar apa yang
disampaikan tersebut,Bapak H.Uzer berkata:” kalau begini sih tidak bisa ditolak
permohonan saudara dan langsung meminta kepada Bapak kasi pendais yang
dijabat oleh Bapak Imro BA untuk membuatkan surat rekomondasi pendirian
Madrasah Aliyah Nurul ke Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa
Barat.
Perobahan sikap pak H. Uzer
nampaknya mengejutkan Bapak Kasi Bapak Imron BA, pada waktu itu sudah jam
14.00 siang atau jam 2 siang masa akhir jam kerja, maka dengan
tergesa-gesa dibuatkan surat rekomondasi persetujuan dan dukungan
atas pendirian MA.Nurul Iman di Leuwimunding. Meskipun
terdapat kesalahan pengetikan surat karena tergesa-gesa dan tanpa
diteliti surat tersebut ditanda tangani oleh bapak Kepala Kandepag
Kab.Majalengka Bapak H.Uzer. Setelah mendapat surat rekomondasi
dari Kepala Kandepag Kab .Majalengka selanjutnya memintakan surat
rekomondasi dari Bapak Bupati Majalengka pada waktu itu dijabat
Oleh Bapak Djaelani .
Selama memperjuangkan dan mengurus pendirian MA.Nurul Iman Bapak H.Iing
Misbahuddin diboncengkan vespa milik Bapak Sanusi oleh Bapak
Drs.Arifin hilir mudik Leuwimunding – Majalengka entah berapa kali namun
karean a semangat dan tanggung jawab baginya semuanya itu tidak dianggap berat
apalagi lelah. Sebelum menyampaikan surat permohonan kepada Bapak Bupati
Majalengka bapak H.Iing Misbahuddin mohon nasehat dan bantuan kepada Bapak
Maman Abdurahman, Bchk. selaku Kabag Pemerintahan dimana beliau pernah
menjabat Camat Kecamatan Leuwimunding.Setelah mendapat nasehat dan dukungan
dari Bapak Maman tersebut baru kemudian memasukan surat
permohonan rekomondasi kepada Bapak Bupati melalui Bagian umum . Tanpa
diduga sebelumnya dikira mengurus surat di Pemda Kab.Majalengka itu
lebih sulit dari pada ketika di Kandepag Kab.Majalengka,ternyata ketika itu
juga langsung mendapat tanda tangan Bapak Bupati ,alhamdulilah sangat
lancar . Dengan memperoleh rekomondasi dari Kepala Kandepag Kab.Majalengka dan
Bapak Bupati Kab,Majalengka bukan berarti sudah selesai tetapi langkah
berikutnya memintakan izin oprasional MA.Nurul lman ke Kepala wilayah
Kantor Depag Propinsi Jawa barat.
Meskipun rintangan dan tantangan menghadang selama memperjuangkan pendirian
MA.Nurul Iman ,namun tahapan demi tahapan proses berhasil. Berkat
pertolongan Allah Swt.semata dan doakan para ulama dalam
mengurus izin oprasional MA.Nurul Iman Bapak H. Iing Misabhuddin
sendiri berangkat ke Bandung bawa uang pas-pasan hanya Rp 50.000,- diberi
dari Bapak H.Masduki .Setelah sampai di kantor Wilayah Departemen
Agama Propinsi Jawa Barat di Jl Cibeureum-ada suatu strategi Bapak H.Iing
Misabahuddin sebelum menghadap Bapak Kepala Bidang Pendidikan Kanwil Depag
Propinsi Jawa Barat terlebih bersilaturahmi dengan stapnya –berkenalan
dan menyampaikan maksud kedatangannya –sudah barang tentu dengan mengasih
sedikit uang –karena pada waktu itu Pak Ubaidillah Mukhtar selaku
Kepala Bidang Pendidikan sekarang Mapenda sedang keluar menyertai
Bapak Kepala Kanwil Depag Prpopinsi Jawa barat.Dengan sabar Bapak
H. Iing Misabahuddin kedatangan Pak Kabid. Kira jam 12.00 siang pak Kabid
datang dan Bapak H.Iing Misbahuddin dipersilahkan masuk menghadap.
Sebelum menyampaikan maksud utama sudah barang tentu memperkenalkan diri
lebih dahulu , dalam pembicaraan dengan beliau disinggung juga tentang
Bapak Drs.H.Ramli (mantan Kepala Kanwil Depag Propinsi Jawa barat
beliau meinggal dunia di Jeddah di kebumikan di Kuburan Ma”la Makah Al-
Mukarromah ) ketika itu Bapak H.Iing Misbahuddin berkata : bahwa kami
masih saudara Pak Ramli dan sedang berusaha mengembangkan program madrasah
Nurul iman Leuwimunding sebagai wakaf beliau dengan mendirikan
Madrasah Aliyah Nurul Iman. Dengan cara demikian Bapak Kabid yaitu
Bapak Drs.Ubaidillah Mukhtar antusias dan menanyakan
proposal pengajuannya dan tanpa dibaca beliau memerintahkan stapnya untuk
membuat surat izin oprasional Madrasah Aliyah Nurul Iman. Meskipun
sudah jam 14.00 atau jam 2.00 siang stapnya belum pulang dan segera
membuat surat izin oprasional MA.Nurul Iman. Sampai disini Alhamdulillah
memproses izin optrasional MA.Nurul Iman sudah selesai.
Ada pengalaman yang tidak bisa dilupakan, ketika akan pulang Bapak H.Iing
Misbahuddin menghitung uang tinggal Rp.20.000,-hanya cukup untuk ongkos
Bandung –Prapatan tidak cukup sampai rumah. Meskipunn demikian pulang
karena hari menjelang dore naik Bus Damri dari Cibeureum ke Cicaheum dan
kemudian ke Prapatan,dari Prapatan ke rumah di Ciparay naik ojeg dan dibayar di
rumah karean bekal uang habis. Demikian proses izin oprasional pendirian
MA.Nurul Iman.
Setelah mendapatkan surat izin oprasionalMA.Nurul Iman atau SIM nya Madrasah
Aliyah,besok paginya Bapak H.Iing Misbahuudin melaporkan
hasil dari Bandung kepada Bapak H. Idi Saidi sebagai Kepala
Desa Leuwimunding dan sekaligus ketua Pembina yayasan Pendidikan
Al- Azhar dan menyerahkan surat izin oprasional yang asli setelah
di copy dahulu sebelumnya.
Dengan demikian Secara depacto dan dejure pendirian MA.Nurul Iman telah
selesai, karena tempat kegiatan KBM ada di gedung Madrasah Diniyah Nurul Iman
pada waktu pagi harinya,siswa peserta didik sudah ada 17 anak ,guru
sebagai tenaga pendidik juga yaitu mereka para alumni perguruan
tinggi dan izin oprasional sudah ada,ibarat sebuah mobile ada
sopir ,ada penumpang dan ada sim .sudah lengkap. Pada kegiatan KBM MA.Nurul Iman
cukup baik dan sebagai Kepala dijabat oleh Bapak Drs/H. Ade Isa Anhsori M.mpd.
BAB
II MASA EKSISTENSI
Dengan telah memperoleh izin oprasional MA.Nurul Iman dari Kepala Kantor
Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Barat ,maka eksistensi MA.Nurul
Iman telah sah menurut peraturan yang berlaku tentang Madrasah Aliyah. Sudah
barang tentu langkah berikutnya bagaimana mempertahankan eksistensi
MA.Nurul Iman dan bahkan memajukannya. Pada waktu itu meskipun secara hukum
adalah didirikan oleh Yayasan Pendidikan Al- Azhar yang berarti milik Yayasan
namun tidak demikian sikap yayasan, masih tetap menjadi status Madrasah Nurul
Iman adalah madrasah desa Leuwimunding atau dengan kata milik
masyarakat Leuwimunding sebagaimana komitmen pada awal pendirian MA.Nurul Iman.
Oleh karena itulah maka Bapak H.Iing Misbahuddin menyampaikan pesan
kepada Bapak H. Idi Saidi selaku Kepala Desa Leuwimunding bahwa
MA.Nurul Iman telah sah berdiri silahkan kelola dengan sebaik-baiknya, demikian
disampaikan kepada Kepala MA.Nurul Iman yang dijabat oleh Bapak Drs.H. Ade Isa
Anshori M.mpd agar mengelola MA.Nurul Iman yang penuh amanah dan
sebaik-baiknya syukur bertambah maju. Demikian itu karena
Bapak H.Iing Misbahuddin disamping berdomisili di desa Ciparay juga
beliau sibuk sebagai dosen di IAIN Walisongo Semarang dan sedang mengikuti
program Pasca Sarjana ( S2 ) di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Namun awal perjalanan MA.Nurul Iman masih banyak mengalami hambatan
terutama dalam pendanaan oprasional madrasah, pada waktu
itu belum ditetapkan honorarium jam mengajar bagi guru dan tenaga
administrasi ,hanya pada waktu selalu tersedia jamuan kantor tiap hari
aktif dan makan siang bagi setiap guru yang datang mengajar dengan
dibelikan nasi lengko atau lotek lontong ema Elom. Demikian berjalan terus
,memang ada sumbangan Bp 3 tapi sangat tidak mencukupi ,waktu
terkenal dengan istilah PGA ( peraturan gajih akherat ) dan ada
donator dari para simpatisan tapi juga jumlah tidak seberapa hanya cukup
untuk memberi komsumsi kantor. Pada tahun pertama Madrasah Aliyah tidak
langsung ditangani yayasan tetapi oleh Bp3 dan pemerintah desa
Leuwimunding sebagaimana statusnya.
Namun menjelang ujian semester tahun 1988-1989 ,Kepala MA Nurul
Iman datang kepada Bapak H.Iing Misbahuddin di Ciparay menyampaikan
beberapa keluhan terutama tentang pembayaran biaya ujian semester para
siswa yang jumlahnya 17 anak setiap anak Rp 5.000,- dan ujian semester
menginduk MAN I Cirebon pada waktu Kepala MAN I Cirebon dijabat oleh
Drs.H.Zaenuddin. Mendengar beberapa keluhan tersebut lantas dijawab oleh
Bapak H.Iing Misbahuddin kalau begitu untuk kedepan segala sesuatu
tanggung jawab yayasan atau sebagai ketua umum yaitu Bapak H. Iing Misbahuddin
.Semua siswa harus ikut ujian semester dan biaya ditanggung yayasan
termasuk ada 2 orang siswa dari MA.Sabilul Halim jadi berjumlah 19
anak.
Pada setiap awal tahun di selenggarakan rapat Bp 3 dan orang tua /wali
siswa membahas Rencana Anggaran Pendapat dan Belanja Madrasah Aliyah .dan pada
akhir tahun pelajaran diselenggarakan acara kenaikan bersama lembaga yang
lain yang ada di Nurul Iman. Demikian juga peringatan Maulid Nabi saw.
Peranan
Yayasan Pendidikan Al- Azhar
Dalam perkembangan madrasah Nurul Iman Leuwimunding,Yayasan
Pendidikan Al-Azhar tidak hanya membidani lahirnya MA.Nurul Iman
saja,namun sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada tahun berikutnya
tahun 1989 Yayasan Pendidikan Al-Azhar merintis mendirikan Tarbiyatul Qur’an
(TPQ) yang kemudian menjadi TPA Nurul Iman. Semula akan mendirikan
Taman-Kanak-Kanak Islam (TKI ) namun ada pihak yang keberatan.maka yang
didirikan Tarbiyatul Qur’an dengan mata pelajaran pokok Al-Qur’an (Iqro
1-6 hafalan surat pendek pasholatan dan do’a sehari-hari)
.Demikian pada tahun 1990-1991 yayasan pendidikan Al-Azhar menerima
titipan Sekolah Luar Biasa dari Kepala Dikbudcam Pak Bisri selama
satu tahun dan pada tahun berikutnya diserahkan sepenuhnya kepada
yayasan Pendidikan Al-Azhar agar di proeses izin oprasionalnya.SLB
tersebut adalah rintisan Sekolah Luar Biasa dari Dikbud Kab Majalengka
yang dirintis oleh mereka guru- guru SLB seperti Bapak Padlan
dan ibu Siti Taryati dan juga Ibu Swartini . Dengan restu dan dukungan
dari Kepala Dikbudcam dan dari Kepala Dikbud Kab.Majalengka
terutama Bapak Inan selaku Kepala Seksi Pendidikan Dasar dan juga bantuan
moril dan dorongan dari Bapak Enco selaku Kepala SLB YPLB Majalengka dan Bapak
Sutopo selaku salah seorang guru senior SLB dan pihak-pihak tidak
bisa disebut satu persatu,maka diproses pengajuan izin oprasional SLB
keada Kepala Kantor Wilayah Dikbud Propinsi Jawa Barat . Hanya
beberapa bulan izin oprasional telah diterima berkat perjuangan Bapak
Enco dan Bapak Sutopo karena pada waktu itu Bapak H, Iing Misbahuddin
tidak ikut bersama mengurus ke Bandung. Untuk pertama kali
Bapak Ketua umum Yayasan Bapak H.Iing Misbahuddin mengangkat Bapak Sutopo
sebagai Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) YP.Al-Azhar Leuwimunding.( untuk lebih
rinci tentang SLB YP.Al-Azhar akan di uraikan secara khusus dengan
judul “Sejarah SLB YP.Al-Azhar ).
Dengan dirintis proses izin oprasional SLB.YP Al-Azhar Leuwimunding dibawah
Badan Hukum yayasan Pendidikan Al- Azhar,maka di madrasaha Nurul
ada 4 lembaga pendidikan yaitu.Madrasah Diniyah (MD ),Madrasah Aliyah(
MA) Tarniyatul Qur”an ( TQ ) Nurul Iman dan SLB.YP.AL-AZHAR.
Sarana dan prsarana yang ada 6 lokal Ruangn kelas sedang dan
4 lokal Ruang kelas kecil yang dibangun pada tahun 1989-1990. Pagi
hari untuk Madrasah Aliyah Nurul Iman dan SLB.Yp Al Azhar dan sore hari
untuk Madrasah Diniyah dan Tarbiyatul Qur’an.
Dengan demikian peranan Yayasan Pendidikan Al-Azhar dalam mengembangkan
pendidikan di Madrasah Nurul Im an sangat sigtifikan dari satu lembaga MD
menjadi empat lembaga yang variasi . Dalam perkembangan berikutnya
ternyata peranan Yayasan Pendidikan Al-Azhar terutama Bapak H.Iing
Misbahuddin selaku ketua umum yayasan tidak hanya sampai mendirikan
SLB.Yp Al-Azhar, Namun pada tahun 1993 merintis pendirian Raudlatul
Atfal (RA ) Nurul Iman .Lembaga ini didirikan karena ada beberapa usulan
dari orang/wali murid Tarbiyatul Qur’an yang menghendaki
sekolahnya pagi karena kalau sore hari sibuk dan repot apalagi pada musim
hujan.Dan juga karena ada kemunduran jumlah anak didik
tarbiyatul qur’an dari jumlah seratus tinggal tiga atau empat puluh anak
saja. Dengan didirikan RA.Nurul Iman dibawah Badan Hukum Yayasan
Pendidikan Al-Azhar menambah lembaga pendidikan di Madrasah Nurul
Iman menjadi lima lembaga. Oleh karena itu perkembangan lembaga
pendidikan Nurul Iman dengan keberadaan yayasan Pendidikan Al-Azhar
terutama Bapak H.Iing Misbahuddin sangat pesat karena hanya dalam
waktu lima tahun 1988-1993 dapat mendirikan empat dan
madrasah Nurul Iman menjadi lima lembaga yaitu :1.Madrasah Diniyah (MD
) yang dipimpin oleh Ust.Usman Sujai
2.Madrasah
Aliyah (MA) yang dipimpin oleh Drs.H.Ade Isa Anshori M.Mpd
3.Sekolah
Luar Biasa SLB YP Al-Azhar yang dipimpin oleh
Sutopo
4
Tarbiyatul Qur’an (TQ ) yang dipimpin oleh Ibadiyah
5.
Raudlatul Atfal ( RA ) yang dipimpin oleh Rukiyah
Problematika
dan Solusi Madrasah Nurul Iman
Meskipun dari luar lembaga Pendidikan Nurul Iman tampak maju
pesat didalamnya terdapat lima program pendidikan
sebagaimana telah di uraikan dimuka dan telah di pasang papan nama
yang cukup besar tercantum dibawah nama Yayasan Pendidikan Islam
Al-Azhar. Namun ternyata didalam pengelolaan terdapat tumpang
tindih masing-masing lembaga mengatur diri sendiri
seolah-olah terpisah antara satu dengan yang lainnya . Dengan
demikian lembaga Badan Hukum Yayasan Pendidikan Al- Azhar sebagai
lembaga yang berfungsi pembinaan dan pengawasan tidak
berjalan, tidak ada koordinasi dan sinkronasi antara kelima lembaga dan dengan
Yayasan seolah berjalan sendiri-sendiri ,tidak ada tujuaan yang jelas. Meskipun
secara historis seperti MA.Nurul Iman,SLB YP Al-Azhar ,Tarbiyatul
Qur’an dan Raudlatul Atfal dirintis dan didirikan oleh Yayasan
Pendidikan Al-Azhar dan secara Hukum kelima lembaga tersebut
diselenggarakan oleh Yayasan,namun kelima lembaga tersebut tidak bisa
diarahkan apalagi diatur oleh yayasan.
Demikian problema madrasah Nurul sejak adanya peranan Yayasan yang
mengembangkan program pendidikan di Nurul Iman. Masih ada lagi suatu
problema yang tidak kalah sulit mengatasinya yaitu mengenai status Madrasah Nurul
Iman.Sebagaimana di muka bahwa status madrasah Nurul Iman adalah wakaf dari
Bapak H. Ramli ke pemerintah desa Leuwimunding dan pemerintah desa mengangkat
nadzir wakaf Bapak H. Abd Muin.Berdasarkan fakta tersebut berarti
madrasah Nurul Iman adalan berstatus madrasah desa atau masyarakat.Akan pihak
keluarga wakif yaitu Bapak H.Masduki dan Ust Usman juga mengakui Nurul Iman
sebagai madrasah keluarga. Di sisi lain ada yayasan Pendidikan Al-Azhar
yang memang telah mengembangkan madarsah Nurul Iman dan bahkan pihak lain dari
masyarakat yang memiliki kepentingan ingin menguasai madrasah Nurul Iman. Dalam
keadaan demikian yang dikorbankan adalah pihak yayasan terutama Bapak H.Iing
Misbahuddin sebagai Ketua umum di diabaikan dianggap disebagai benalu yang
merusak Nurul Iman. Padahal tidak demikian kenyataannya Nurul Iman
maju berkat perjuangan Bapak H.Iing Misbahuddin dengan yayasan Pendidikan
Al-Azhar. Seandainya tidak ada yayasan Pendidikan Al-Azhar barangkali tidak
akan ada MA.Nurul Iman dan lembaga-lembaga lain yang dirintis dan
didirikan oleh Yayasan Pendidikan Al-Azhar .
Demikian beberapa problema yang melilit lembaga pendidikan Nurul Iman
yang begitu rumit ,bahkan masih ada lagi yang lebih mengejutkan .Pada
suatu acara Peringatan Hari Besar Islam tahun baru Hijrah madrasah
Nurul Iman dapat giliran menjadi tuan rumah atau panitya ,awalnya tidak
tanda-tanda akan terjadi sesuatu yang mengejutkan .Akan tetapi pada
siang hari acara puncak disebarkan surat dari pihak keluarga Nurul iman
atau orang yang mengatas namakan keluarga bahwa MA.Nurul Iman disuruh pindah ke
madrasah Sabilul halim atau madrasah Nurul Ulum Ciparay. Menurut akal sehat hal
ini apa maksudnya kecualimenghendaki supaya MA.Nurul Iman itu bubar, karena
pindah ke Sabilul Halaim dan Nurul Ulum Ciparay tidak mungkin atau tidak
bisa. Pada waktu itu Bapak H.Iing Misbahuddin kedatangan beberapa
orang dari madrasah Nurul iman mengantarkan surat tersebut dimana surat itu
dari Ibu Eny Bandung ditujukan kepada Ibu Hj Eroh yang intinya
MA.Nurul Iman supaya pindah. Menghadapi problem seperti itu Bapak H.Iing
Misabuddin tetap tenang beliau berkata :”MA.Nurul Iman adalah milik
masyarakat dan madrasah Nurul iman juga milik masyarakat jadi
bagaimana kehendak masyarakat saja. Kalau seandainya masyarakat
menghendaki agar MA.Nurul Iman pindah maka MA.Nurul Iman juga pasti
pindah ke tempat yang disetujui masyarakat. Semua yang datang terdiam mendengar
jawaban tersebut dan selanjutnya beliau berkata :”Nanti dengan surat
akan silaturahmi kepada para kiyai dan tokoh msyarakat yang ada di desa
Leuwimunding “
Demikian berat mempertahankan eksistensi MA.Nurul Iman,dengan kejadian
tersebut Bapak H.Iing Misbahuddin bersialturahmi menyampaikan isi surat
tersebut kepada para ulama dan tokoh msyarakat.
Setelah
membaca atau mendengar berita maka reaksi masyarakat membela MA.Nurul
Iman agar bagaimana pun MA.Nurul Iman jangan pindah karena gedung madrasah
Nurul Iman dibangun oleh masyarakat.
Mendengar
reaksi msyarakat begitu keras maka pihak yang menghendaki MA.Nurul Iman pindah
diam seribu bahasa dan MA.Nurul Iman tetap menempati gedung madrasah Nurul
Iman.
Pada waktu itu madrasah Aliyah dipimpin oleh Bapak Drs.Aef Saefullah ,oleh
karena itu kemudian Bapak H.Iing Misbahuddin mengutus Kepala MA.Nurul Iman dan
dua orang guru untuk mengadakan klarifikasi kebenaran surat tersebut kepada Ibu
Eny di Bandung ,namun tidak membuahkan hasil karena tidak berjumpa dengan ibu
Eny.
Setiap suatu itu sudah pasti ada hikmahnya dibalik peristiwa yang
mengejutkan tersebut ternyata ada hikmah yang luar biasa .Tidak lama
setelah memperingati Tahun Baru Islam(PHBI) satu
Muharrom tersebut Bapak H.Iing Misbahuddin selaku ketua
yayasan kedatangan tamu utusan dari pemda Kab.Majalengka menyampaikan
bahwa Bapak H.Iing Misbahuddinn diminta datang ke Pemda untuk
menyambil Surat Keputusan Bupati Majalengka tentang
pengesahan keputusan Desa Leuwimunding tentang penyediaan tanah untuk
pembangunan gedung MA.Nurul Iman dan SLB YP.Al-Azhar dengan Hak
Guna Sewa 1 juta per tahun . Berita bahwa Yayasan telah menerima SK
Bupati tersebut menggembirakan semua orang terutama dewan guru dan
siswa MA. Nurul Iman terutama Bapak H.Iing Misbahuddin ,selaku Ketua yayasan
Bapak H.Rahmat H.selaku ketua Bp3 MA,Nurul Iman dan Bapak Sutopo selaku kepala
SLB.Al-Azhar. Maka besok paginya Bapak H.Iing Misbahuddin bersama Ketua
Bp3 ,Kepala MA.Nurul Iman dan Bapak Sutopo dan dua orang Bapak H.Kosim
dan Bapak Duki berangkat ke Majalengka untuk mengambil SK
Bupati.Demikian sangat menggembirakan karena mengurus tanah itu cukup lama
selama 3 tahun dari Oktober 1993 sampai Mei tahun 1996.
(
tentang bagaimana suka dukanya mengurus tanah akan disampaikan pada Bab
Masa Pengembangan ).
Demikian problema demi problema silih berganti ada sudah dapat diatasi
solusinya dan ada yang belum bisa diatasi sampai sekarang
terutama tentang status madrasah Nurul Iman apalagi sekarang muncul
Yayasan Pendidikan Islam Nurul Iman yang mengklaim mengelola RA.Nurul Iman
(-lebih jelasnya akan diuraikan pada pembahasan tentang RA,Nurul Iman ).
Masalah status ini memang penting supaya tidak berebut dan kebijakan yang
tumpang tindih, insya Allah akan di tuntas dengan kepala desa yang baru
yang lebih tegas.
Para
Kepala MA.Nurul Iman
Sejak awal masa perintisan sampai masa eksistensi dan sesudahnya
Secara
estapet ada beberapa orang guru yang pernah menjabat sebagai
MA.Nurul Iman. Yaitu :
1. Bapak H.Iing Misbahuddin menjabat pada masa perintisan
pendirikan MA.Nurul Iman berakhir pada masa memproses izin oprasional
MA.Nurul Iman dan sampaikan sekarang beliau menjabat sebagai
Ketua Yayasan Pendidikan Al-Azhar dan Pendiri yayasan sekaligus
pendiri MA.Nurul Iman.
Setelah proposal lengkap di tangan sekarang bagaimana caranya supaya proposal
sampai ke tangan Bapak Bupati dan dikabulkan permohonannya . Tidak cara
yang paling baik kecuali melalui jalur ulama atau seorang
ulama yang dekat dengan Bapak Bupati atau yang disegani oleh beliau
karena melalui jalur birokrasi tidak berhasil. Kemudian dihubungi Bapak
H.Rahmat selaku ketua Bp 3 apakah kenal atau dekat dengan KH.Syarkosi
Subhi Kadipaten karena sebagai ketua MUI Majalengka dan orang
paling dekat dan disegani oleh Bupati pada waktu itu bahkan tidak hanya Bupati
tetapi para aparat di Pemda juga dekat dan hormat kepada DR
KH Syarkosi Subhi oleh mereka disebutnya Mama Oci . Ternyata Bapak H
Rahmat tidak hanya kenal tetapi beliau adalah gurunya ketika
mesantren di pondok Mansya ul Huda Heuleut Kadipaten.
Setelah dapat orang yang dekat dengan Bapak Bupati, kemudian merencanakan
akan silaturahmi kepada KH.Syarkosi Subhi.waktu itu
berangkatlah Bapak H.Iing Misbahuddin, Bapak H.Rahmat dan Bapak Sutopo ke
Kadipaten .Di sana bertemu dengan beliau dan menyampaikan maksud
kedatangannya yaitu mohon bantuan untuk mengantar kami bertiga
menyampaikan proposal pengajuan tanah Kas desa dengan Hak Guna Pakai Sewa
untuk pembangunan. MAS Nurul Iman dan SLB.Al-Azhar. Sebenarnya beliau sudah
kenal dan akrab dengan Bapak H.Iing Misbahuddin karena sama-sama di
kepengurusan Nahdlatul Ulama Majalengka dan sebelumnya pernah
silaturahmi kepada beliau bersama KH.Djohar dan ulama lain
dengan mohon do’a restu untuk memperjuangkan pendidikan di Leuwimunding.
Setelah mengobrol panjang lebar akhir beliau bersedia mengantar ke Bapak
Bupati dengan waktu pagi hari jam 6.00 sebelum beliau
sibuk dan kalau bisa hari Senin biasa pada hari itu beliau ada di rumah dinas.Kemudian
orang itu pamitan pulang dan mohon do’a restunya.
Sebagaimana pesan Al-Mukarrom KH Syarkosi,bertiga merencanakan
berangkat lagi ke Kadipaten dan langsung ke kantor Pemda sambil membawa
proposal. Pada hari Senin yang telah di sepakati kami bertiga berangkat ke
kadipaten jam 5 pagi dan sampai di kadipaten tepat jam 6.00.Tidak lama menunggu
setelah beliau mengajar santrinya kemudian kami berempat berangkat
ke pendopo kabupaten .Setelah di pendopo beliau berkata:”Kita jangan
langsung kepada Bapak Bupati tetapi ke Kepala Bagian Pemerintah desa dulu yaitu
Bapak Bambang Budiarto BA.” Setelah di kantor Kabag Pemdes ternya
Bapak H.Iing Misbahuddin sudah kenal dan dekat dengan beliau karena beliau
mantan Camat Kecamatan Leuwimunding ketika Bapak H.Iing Misbahuddin
mendirikan MAS.Nurul Iman dan beliaun termasuk pengurus yayasan Pendidikan
Al-Azhar sebagai pelindung. Pucuk di cinta ulam tiba kata pepatah
dengan demikian apa yang diharapkan berjalan lancar. Bapak Bambang Budiarto
berkata :” Begini mah urusan disini dan beliau bersedia membantunya
“ Mendengar kata-kata kami bertiga gembira karena berarti proses
pengajuan akan lancar .
Selanjutnya setelah Kabag Pemdes kami bermaksud ke rumah dinas Bupati di
tengah perjalanan bertemu dengan Bapak .Abd Hamid SH selaku pejabat
Sekda Kab.Majalengka beliau mengobrol sebentar dengan KH.Syarkosi dan
beliau menyampaikan maksudnya.Bapak Sekda mengatakan sudah cukup tidak usah
kepada Bapak Bupati karena tidak ada sedang ke Singapore . Dengan sampai
bertemu dengan Bapak Bupati tetapai Bapak Sekda sudah menjamin akan
memproses pengajuan tanah tersebut . Setelah bertemu dengan Bapak Sekda
kami kembali ke Kabag Pemdes menyerahkan berkas proposal kemudian
Bapak Bambang meminta Bapak Dodo kasi Hukum untuk
membuat konsep SK Bupatinya.Kemudian berkas proposal diserahkan kepada
Bapak Dodo dan pesan nanti kalau Sk Bupati mohon tidak dikirim ke
desa Leuwimunding tetapi melalui Bapak H.Iing Misbahuddin sambil
menyerahkan kartu nama. Setelah semuanya selesai kami
berempat kembali ke Kadipaten dan kami bertiga mengucapkan sangat
terimakasih kepada Al-Mukarrom mama Oci yang bersedia
mengantar ke pemda dalam memproses pangajuan tanah Kas desa
tersebut.
.
Pada waktu memproses pengajuan permohonan pengesahan SK desa Leuwimunding
bulan Maret 1996, hanya beberapa bulan sekitar tiga bulan yaitu
bulan Juni Bapak H.Iing Misbahuddinn kedatangan tamu utusan
dari pemda malam hari sekitar jam 9.00 bahwa menyampaikan bahwa
Bapak H.Iing Misbahuddin di minta datang ke pemda besok pagi jam 9.00.
Dalam hati Bapak H.Iing sudah menduga bahwa SK Bupati telah jadi.
Keesokan harinya Bapak H.Iing Misbahuddin menghubungi Kepala MAS.Nurul
Iman dan Ketua Bp 3 dan Kepala SLB Yp.Al- Azhar
dan
sebagaian guru yaitu Pak H.Qosim dan Pak Duki untuk bersama-sama
mengambil SK Bupati tentang Pengesahan SK desa Leuwimunding
tentang Hak Guna Pakai Sewa tanah kas Desa Leuwimunding. SK Bupati itu
sangat penting karena kalau tanpa Sk tersebut, diatas tanah
kas desa tersebut tidak bisa dibangun, gedung MAS Nurul Iman dan SLB .Yp
Al-Azhar seperti sekarang ini.
Demikian betapa rumit dan susahnya memprotes pengajuan Hak Guna
Pakai tanah kas desa Leuwimunding,dan ditetapkan dalam Sk desa tersebut
bahwa harga sewanya 1 juta / pertahun. Dan
tanah kas desa tersebut masih hak milik desa selama belum ada gantinya.
BAB
IV MASA PENGEMBANGAN
Pembangunan
gedung MAS Nurul Iman
Setelah selesai proses pengajuan permohonan sebidang
tanah kas desa Leuwimunding dengan status Hak Guna Pakai Sewa .
Respon masyarakat pada waktu ada yang bersyukur dan pula yang aneh
mereke menuntut Bapak H. Iing Misbahuddin dipecat dari jabatan
ketua umum yayasan dan tanah dikembalikan lagi ke desa. Namun
apapun tanggapan masyarakat tidak mengendorkan tekad Bapak H.Iing
Misbahuddin untuk membangun gedung MAS.Nurul Iman . Untuk
merealisasikan pembanguan gedung tersebut maka dibentuklah Panitya
Pembangunan Gedung MAS Nurul Iman yang diketuai oleh Bapak H.Idi Saidi
,kemudian mengadakan acara peletakan batu pertama pembangunan MAS Nurul
Iman pada tanggal 1 Agustus 1996 sesuai dengan hari mendirikan
yayasan dimana kali ini dihadliri pada kiyai dan tokoh masyarakat
dan muspika Kecamatan .Disamping mengadakan acara peletakan batu pertama
juga diselenggarakan musyawarah BP 3 untuk mohon bantuan dana dan tenaga
dari orang tua siswa madrasah Nurul Iman yang terdiri 5
lembaga.Dalam musyawarah diputuskan jariyah Rp.15.000,- per siswa. Namun
kenyataannya hasil jariyah itu tidak masukke panitya karena ada yang
menjegal mereka mengatakan tidak boleh setor uang jariyah ke panitya atau
yayasan kecuali dari siswa Aliyah dan SLB dan jumlahnya
sedikit.
Oleh karena sudah ada panitya dan pembangunan sudah mulai maka
secara teknis pembangunan tanggung jawab panitya.Pada waktu itu baru
pembangunan pondasi tiga local berukuran 8x9 m x 3 = 216 m2
Sebagai tenaga ahlinya adalah Bapak Ilham dari Ciparay dan dibantu oleh beberapa
tukang dan pembantu tukang dari Leuwimunding. Tetapi apa yang terjadi menurut
laporan Bapak Ilham bahwa selama pekerjaan berlangsung tidak ada mengurus
baik konsumsi maupun bahan bangunan sampai beliau berkata ketika bertemu Bapak
H.Iing Misbahuddin bahwa beliau sudak mempunyai hutang konsumsi dan bahan
bangunan berjumlah Rp 150.000,- ditambah upah pekerja belum dibayar.
Mendengar keadaan seperti itu Bapak H.Iing Misbahuddin langsung
menemui Bapak H.Idi Saidi menanyakan sebenarnya apa yang terjadi,beliau
hanya mengadakan bingung serba salah . Mendengar jawaban seperti itu
Bapak H.Iing Misbahuddin tanggap dengan mengatakan :”sudah kalau begitu
pelaksanaan pembangunan MAS Nurul Iman akan ditangani sendiri “ Dan
beliau berkata : Nantinya bagaimana ? Dan Bapak H,Iing Misbahuddin
yang penting jadi bangunan. ( istilahnya jeujeuh ).
Kemudian Bapak H.Iing Misbahuddin berangkat ke Semarang mencari pinjaman dari
koprasi sebanyak 3 juta karena menurut Bapak Ilham untuk
pondasi diperkirakan membutuhkan dana 3 jutaan. Bagi Bapak H.Iing
Misbahuddinn tampaknya mencari uang 3 juta itu mudah karena sebagai
dosen di IAIN Walisongo Semarang. Setelah datang dari Semarang ke Bapak Ilham
agar melunasi semua hutangnya dan membeli bahan bangunan secukupnya dan
pesan kepada beliau mulai sekarang pembanguan ditangani langsung oleh Bapak
H.Iing Misbahuddin. Tahap pertama target hanya selesai pondasi saja. Adapun
pengurugan pondasi sebagian dilaksanakan dengan system gerakan gotong
royong masyarakat dan sebagian dipekerjakan dengan upah .Pada tahun
pertama selesailah pondasi.
Pembangunan gedung MAS Nurul Iman cukup kurang lebih 3 tahun karena
pembangunann dilaksanakan secara bertahap .Selesai tahap pertama pondasi
,kemudian tahap kedua pemasangan bata merah kusen dan pilar besi
dan tahap ketiga pemasangan rangka atap sampai pasang genteng.Selama
pembangunan menurut pengalaman Bapak H.Iing Misbahuddin masih banyak gangguan
misalnya hilang kayu balok untuk rangka atap dan kayu dolog hilang beberapa
papan jati untuk daun pintu dan hilang ratusan bambu usuk dan
sebagainya. Oleh siapa dan siapa yang mencuri bagi Bapak H.Iing Misbahuddin
tidak jadi masalah tidak usah mencari siapa pelakunya yang penting
semuanya beres dan bangunan selesai .Setelah bangunan pemasangan genteng
tinggal pinishing, maka yang pertama menempati gedung adalah SLB Yp Al-Azhar
yang sebelumnya melesaikan pemasangan tegel ,kaca jendela dan pengecatan
menempati ruang local paling timur. Dengan demikian satu masalah
ada solusinya yaitu tempat belajar tidak lagi diganggu oleh lembaga kain
istilah caang hate tiis pikir .Pada waktu itu MAS Nurul Iman belum mau
pindah karena gedung belum benar-benar selesai 100 %.
Selama satu tahun lebih SLB.Yp.Al-Al Azhar menempati gedung MAS
Nurul Iman karena pada tahun 2000 SLB. Mulai membangun gedung
berukuran 7 x l9 m =133 m2 sebanyak 2 lokal kecil dan 1 lokal besar
dan gudang dan mck. Pembangunan relative cepat karena mendapat bantuan
dana dari Bupati, dan Gubernur dan dari Imbal swadaya. Lebih rinci
akan diuraikan pada bagian Sejarah SLB.Yp.Al-Azhar.
Dengan selesainya gedung SLB.Yp Al-Azhar dan kegiatan Belajar sudah pindah
menempati gedung baru, maka gedung MAS Nutul Iman .Sebagaimana telah
diuraikan dimuka MAS Nurul baru pindah ke gedung baru setelah ada
peristiwa ruang kelasnya di madrasah Nurul Iman dipakai tempat gudang
bahan bangunan .Setelah diadakan pinishing bagian dalam bangunan
pemasangan tegel dan jendela maka siswa MAS Nurul Iman secara resmi
pindah ke gedung baru sampai sekarang.
Masa pengembangan ini belum tampak baik pengembangan pisik atau non
pisik, pengembangan program juga belum ada situasinya masih belum
kondusif diantaranya pihak pengelola MAS Nurul Iman tidak mau menerima
saran masukan apalagi kritikan membangun padahal akau ingin berkembang
maju mestinya harus terimakakasih kepada yang memberikan kritik
jangan membela secara apriori dan menerima masukan saran dari
siapapun terutama dari Pengurus yayasan sebagai penyelenggara dan dari
Komite sebagai perwujudan dari orangtua wali siswa. Selama ini MAS
Nurul Iman tertutup bagi kritiik dan saran maka sampai kapanpun
tidak akan ada pengembangan
BAGIAN
PENUTUP
Sebagai penutup dari tulisan ini ingin disampaikan suatu kata
mutiara Suatu bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah nya. Dan
sejarah itu telah lewat tidak bisa berulang kembali dan fakta sejarah
tidak hilang karena pengkhiantan dan pemutar balikan fakta sejarah.
Marilah kita merenung apabila mengakui sebagai pewaris untuk
menghargai para pelaku sejarah khusus sejarah Madrasah Nurul iman dan
lebih khusus sejarah MAS.Nurul Iman tidak ada suatu tanpa sejarahnya.
Sungguhn ironis kalau suatu bangsa tidak menghargai dan menghormati
sejarah kalau tidak bersedia dikatakan pengkhianat sejarah.
Al-Muhafadzotu
alal Qodim As-sholeh Wal akhdzu bil jadidil Aslah (
Menjaga warisan sejarah yang baik dan mengambil hal baru yang lebih
baik .Ini artinya pengembangan.
0 Response to "SEJARAH BERDIRINYA MA NURUL IMAN LEUWIMUNDING MAJALENGKA DINAMIKA DAN PERKEMBANGANNYA"
Post a Comment