SDN 1 BANTARJATI PERKUAT SENI KI LENGSER
SEBAGAI PILAR
BUDAYA ANAK NEGERI ASLI JAWA BARAT INDONESIA
SDN 1 Bantarjati sebagai salah satu
SDN di Kec. Kertajati telah melaksanakan pelepasan siswa/ peserta didik kelas
VI nya dengan kegiatan “Ki Lengser” pada kesempatan tersebut yang menjadi Ki
lengser adalah salah satu siswa. SDN 1 Bantarjati tujuan dari kegiatan seni Ki
Lengser dala sebagai bentuk menanaman pada peserta didik agar merasa bangga dengan budaya
yang ada di tatar sunda, agar tidak mudah terkontaminasi oleh budaya-budaya
yang tidak berkarakter Indonesia, khususnya Jawa barat.
Seni Budaya menurut kalangan para ahli dan
budayawan merupakan bagian dari kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Keragaman
budaya sebagai jatidiri bangsa perlu dipertahankan keberadaannya terlebih diera
globalisasi, dimana pengaruh budaya luar dengan mudahnya masuk keberbagai
negara didunia. Hal itu menjadi tantangan besar bagi setiap negara dalam upaya
mempertahankan budaya aslinya masing-masing.Di Jawa Barat, derasnya pengaruh budaya luar kerap mewarnai sendi-sendi kehidupan generasi muda dengan berbagai bentuk dan aplikasinya. Tak sedikit seni tradisonal dan budaya daerah di Jawa Barat itu tenggelam bahkan sirna. Salah satunya adalah upacara adat "mapak panganten" (bahasa sunda, Red.) yang berarti menyambut pengantin. Dimana didalamnya terdapat salah satu tokoh pengatur jalannya upacara dengan segala tingkah lakunya yang sering kali konyol, mengelitik dan unik. Sosok itulah yang disebut Ki Lengser oleh masyarakat Jawa Barat.
Meski tak ada penjelasan pasti yang dapat menceritakan tentang siapa Ki Lengser sebenarnya. Persepsi yang berkembang dimasyarakat tatar pasundan sampai saat ini, Ki Lengser adalah sosok seorang tua yang penuh wibawa dengan penampilannya yang sangat sederhana. Pakaian kebesarannya hanya celana pangsi dan baju kampret hitam dengan beberapa asesoris yang dikenakannya. Di pergelangan melilit gelang bahar ala seorang Jawara dengan beberapa batu ali (akik) yang melingkar dijemarinya. Dan yang lebih khas lagi adalah ‘totopong‘ (ikat kepala) yang penggunaannya sangat berbeda dengan ikat kepala yang dikenakan pada umumnya serta ‘kaneron’ (tas anyaman) yang menyilang dipundaknya.
Ki Lengser yang kerap mewarnai disetiap prosesi pernikahan adat sunda. Kehadirannya bebarengan pada saat prosesi upacara adat penyambutan kedua mempelai dan biasanya hadir menjadi sosok yang menarik perhatian penonton atau para tamu undangan. Hal itu dikemukakan salah satu budayawan yang juga kolumnis cerita sunda di salah satu media lokal Bogor, Dadang H. Padmadiredja saat bincang-bincang santai dengan Pilar Republik.com
0 Response to "SDN 1 BANTARJATI KERTAJATI MAJALENGKA GELAR BUDAYA KI LENGSER "
Post a Comment