ISTIGHOSAH DAN PENGAJIAN DI KAPOLDA JAWA BARAT SAMBUT TAHUN BARU 2015

 SEMOGA TAHUN BARU 2015 LEBIH SUKSES DARI TAHUN SEBELUMNYA

SAAT DOA BERSAMA DI HALAMAN MAPOLDA JAWA BARAT








 DAI KAMTIBMAS MAJALENGKA SAAT BERFOTO BERSAM DENGAN BAPAK KAPOLDA JAWA BARAT







Bandung, NU Online
Berbeda dari tahun sebelumnya, Polda Jawa Barat menggelar Istighosah Akbar untuk menyambut tahun baru 2015. Ratusan masyarakat dari berbagai elemen mengikuti Istighosah Akbar yang berpusat di lapangan Mapolda Jabar, Rabu (31/12) malam.

Tampak hadir para tokoh ulama, habaib, pejabat. Mereka antara lain Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Ketua PWNU Jabar H Eman Sulaiman, Ketua MUI Jabar KH Rachmat Syafe’i, Kakanwil Kemenag Jabar, Pengasuh pesantren Al-Mahbubiyah Jakarta KH Manarul Hidayat, pengasuh majelis Burdah Habib Zaki Ali Al-Idrus.

Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Jabar Muchamad Iriawan mengatakan, perayaan tahun baru sudah menjadi tradisi bersama dilaksanakan dengan suka cita. Untuk kali ini Polda Jabar  mengadakan Istighosah Akbar dan Do’a bersama. Sebagai panitia penyelenggara, pihaknya menerangkan, acara ini bertujuan merefleksikan kembali hal-hal yang sudah dilakukan pada 2014.

“Melalui dzikir bersama dan tabligh akbar, kita merenungkan kegiatan 2014 untuk menghadapi tahun 2015 dalam meningkatkan sumber daya manusia Jawa Barat yang beragama, berdaya saing, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan kemanusiaan guna menuju Jawa Barat yang aman, kondusif dan sejahtera,” terang Iriawan.

Sementara itu, gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengungkapkan dalam masyarakat sering terjadi banyak perbincangan bahwa tahun baru hijriyah itu milik Islam, sedangkan tahun baru masehi milik yang lain.

“Padahal yang satu perhitungannya menggunakan matahari yang memiliki hubungan dengan ibadah Allah secara langsung, dan yang satu pegangannya menggunakan bulan. Bahwa kedua-duanya adalah ayatan min ayatillah (pertanda kekuasaan Allah),” tuturnya meluruskan pemahaman masyarakat yang kurang tepat.

Banyak musibah di akhir tahun ini. Ia mengajak masyarakat supaya merayakan tahun baru dengan penuh harap, dzikir, istighosah kepada Allah.

“Mudah-mudah ke depan, seluruh masyatakat kita memenuhi musholla-musholla, masjid-masjid, majelis-majelis, untuk dzikir kepada Allah,” pungkas Aher. (M Zidni Nafi’/Alhafiz K)

Kata “istighotsah” استغاثة berasal dari “al-ghouts”الغوث yang berarti pertolongan. Dalam tata bahasa Arab kalimat yang mengikuti pola (wazan) “istaf’ala” استفعل atau “istif’al” menunjukkan arti pemintaan atau pemohonan. Maka istighotsah berarti meminta pertolongan. Seperti kata ghufron غفران yang berarti ampunan ketika diikutkan pola istif’al menjadi istighfar استغفار yang berarti memohon ampunan.
Jadi istighotsah berarti “thalabul ghouts” طلب الغوث atau meminta pertolongan. Para ulama membedakan antara istghotsah dengan “istianah” استعانة, meskipun secara kebahasaan makna keduanya kurang lebih sama. Karena isti’anah juga pola istif’al dari kata “al-aun” العون yang berarti “thalabul aun” طلب العون yang juga berarti meminta pertolongan.
Istighotsah adalah meminta pertolongan ketika keadaan sukar dan sulit. Sedangkan Isti’anah maknanya meminta pertolongan dengan arti yang lebih luas dan umum.
Baik Istighotsah maupun Isti’anah terdapat di dalam nushushusy syari’ah atau  teks-teks Al-Qur’an atau hadits Nabi Muhammad SAW. Dalam surat Al-Anfal ayat 9 disebutkan:

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ 
(Ingatlah wahai Muhammad), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu lalu Dia mengabulkan permohonanmu.” (QS Al-Anfal:9)
Ayat ini menjelaskan peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW memohon bantuan dari Allah SWT, saat itu beliau berada di tengah berkecamuknya perang badar dimana kekuatan musuh tiga kali lipat lebih besar dari pasukan Islam. Kemudian Allah mengabulkan permohonan Nabi dengan memberi bantuan pasukan tambahan berupa seribu pasukan malaikat.


Dalam surat Al-Ahqaf ayat 17 juga disebutkan;

وَهُمَا يَسْتَغِيثَانِ اللَّهَ
Kedua orang tua memohon pertolongan kepada Allah.” (QS Al-Ahqaf:17)
Yang dalam hal ini adalah memohon pertolongan Allah atas kedurhakaan sang anak dan keengganannya meyakini hari kebangkitan, dan tidak ada cara lain yang dapat ditempuh oleh keduanya untuk menyadarkan sang anak kecuali memohon pertolongan dari Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dari kedua cuplikan ayat ini barangkali dapat disimpulkan bahwa istighotsah adalah memohon pertolongan dari Allah SWT untuk terwujudnya sebuah “keajaiban” atau sesuatu yang paling tidak dianggap tidak mudah untuk diwujudkan.
Istighotsah sebenamya sama dengan berdoa akan tetapi bila disebutkan kata istighotsah konotasinya lebih dari sekedar berdoa, karena yang dimohon dalam istighotsah adalah bukan hal yang biasa biasa saja. Oleh karena itu, istighotsah sering dilakukan secara kolektif dan biasanya dimulai dengan wirid-wirid tertentu, terutama istighfar, sehingga Allah SWT berkenan mengabulkan permohonan itu.
Istighotsah juga disebutkan dalam hadits Nabi,di antaranya :



إنَّ الشَّمْسَ ‏تَدْنُوْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَبْلُغَ الْعَرَقُ نِصْفَ الْأُذُنِ, فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ اسْتَغَاثُوْا بِآدَمَ ثُمَّ ‏بِمُوْسَى ثُمَّ بِمُحَمَّدٍ
Matahari akan mendekat ke kepala manusia di hari kiamat, sehingga keringat sebagian orang keluar hingga mencapai separuh telinganya, ketika mereka berada pada kondisi seperti itu mereka beristighotsah (meminta pertolongan) kepada Nabi Adam, kemudian kepada Nabi Musa kemudian kepada Nabi Muhammad. (H.R.al Bukhari).
Hadits ini juga merupakan dalil dibolehkannya meminta pertolongan kepada selain Allah dengan keyakinan bahwa seorang nabi atau wali adalah sebab. Terbukti ketika manusia di padang mahsyar terkena terik panasnya sinar Matahari mereka meminta tolong kepada para Nabi. Kenapa mereka tidak berdoa kepada Allah saja dan tidak perlu mendatangi para nabi tersebut? Seandainya perbuatan ini adalah syirik niscaya mereka tidak melakukan hal itu dan jelas tidak ada dalam ajaran Islam suatu perbuatan yang dianggap syirik.
Sedangkan isti’anah terdapat di dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ
Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.” (QS Al-Baqarah: 45)
KH A. Nuril Huda
Ketua PP Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Diambil dari www.nu.or.id

Bacaan Istighosah

Berikut ini adalah doa-doa yang dibaca dalam istighotsah, sebagaimana dalam buku “Panduan Praktis Istighotsah” oleh Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU):


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

الفَاتِحَة x1

(Surat Al-Fatihah)

أسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ x3

Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ x3

Tiada daya untuk menjauhi maksiat kecuali dengan pemeliharaan Allah dan tiada kekuatan untuk melakukan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah

أللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ x3

Ya Allah. Limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami Nabi Muhammad berserta keluarganya

لَا إلهَ إلَّا أنْتَ سُبْحَانَكَ إنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ x40

Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau, Sungguh aku termasuk orang-orang yang telah berbuat dzalim

يَا اَللهُ يَا قَدِيْمُ x33

Wahai Allah, wahai Dzat yang ada tanpa permualaan

يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرُ x33

Wahai Allah, wahai Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat

يَا مُبْدِعُ يَا خَالِقُ x33

Wahai Dzat yang mewujudkan sesuatu dari tidak ada, wahai Dzat Yang Maha Pencipta

يَا حَفِيْظُ يَا نَصِيْرُ يَا وَكِيْلُ ياَ اللهُ x33

Wahai Dzat yang memelihara dari keburukan dan kebinasaan, wahai Dzat Yang Maha Menolong, wahai Dzat yang menjamin rizki para hamba dan mengetahui kesulitan-kesulitan hamba, ya Allah

يَا خَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أسْتَغِيْثُ x33

Wahai Dzat Yang Hidup, yang terus menerus mengurus makhluknya, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan-MU

يَا لَطِيْفُ x41

Wahai Dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

أسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ إنَّهُ كَانَ غَفَّارًا x33

Aku mohon ampung kepada Allah Yang Maha Agung, sunggu Allah Dzat Yang Maha Pengampun

أللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِي أدْرِكْنِي يَا اَللهُ x3

Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, sungguh telah habis daya dan upayaku maka tolonglah kami, Ya Allah Ya Allah Ya Allah

أللّهُمَّ صَلِّي صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ x1

Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau

يَا بَدِيْعُ x41

Wahai Dzat yang menciptakan makhluk tanpa ada contoh sebelumnya

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ x33

Cukup bagi kami Allah, dan Dia sebaik-baik penolong

يس x1

(Surat Yasiin)

اللهُ أكْبَرُ يَا رَبَّنَا وَإلَهَنَا وَسَيِّدَنَا أنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ x3

Allah maha besar maha mulia, Wahai Tuhan kami, sesembahan kami, tuan kami, Engkau-lah penolong kami, menangkan kami atas orang­orang kafir



حَصَّنْتُكُمْ بِالْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ أبَدًا وَدَفَعْتُ عَنْكُمُ السُّوْءَ بِألْفِ ألْفِ ألْفِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ x3

Aku mohonkan pemeliharaan untuk kalian kepada Dzat yang maha hidup dan terus menerus mengatur hamba-Nya yang tidak pernah mati selamanya, dan aku tolak dan hindarkan dari kalian segala keburukan dengan sejuta bacaan “La haula wa la quwwata illa billahil aliyyil adzim

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أنْعَمَ عَلَيْنَا وَهَدَانَا عَلَى دَيْنِ الإسْلَامِ x3

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat dan petunjuk kepada agama Islam

بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا يَسُوْقُ الْخَيْرَ إلَّا اللهِ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا يَصْرِفُ السُّوْءَ إلَّا اللهُ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ مَا كَانَ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ x1

Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali la. Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada yang menyingkirkan keburukan kecuali la. Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada kenikmatan melainkan dari Allah. Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tiada daya untuk berbuat kebaikan kecuali dengan pertolongan Allah dan tiada kekuatan untuk menghindar dari perbuatan maksiat kecuali dengan perlindungan Allah yang maha Mulia dan maha agung

سَألْتُكَ يَا غَفَّارُ عَفْوًا وَتَوْبَةً وَبِالْقَهْرِ يَا قَهَّارُ خُذْ مَنْ تَحَيَّلَا x3

Ya Allah, aku memohon ampunan dan taubat yang diterima kepada-Mu Ya Allah yang maha pengampun, dan dengan kekuatan dan kekuasaan-Mu Wahai Dzat yang maha mengalahkan, tundukkan dan hukumlah orang yang melakukan tipu muslihat dan ingin mencelakai kami

يَا جَبَّارُ يَا قَهَّارُ يَا ذَا الْبَطْشِ الشَّدِيْدِ خُذْ حَقَّنَا وَحَقَّ الْمُسْلِمِيْنَ مِمَّنْ ظَلَمَنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ وَتَعَدَّى عَلَيْنَا وَعَلَى الْمُسْلِمِيْنَ x3

Wahai Dzat yang maha mengalahkan, maha menundukkan, Dzat yang keras azab-Nya, ambilkan hak-hak kami dan hak-hak umat Islam dari orang-orang yang menzhalimi kami dan menzhalimi umat Islam, yang telah menganiaya kami dan menganiaya umat Islam

الفَاتِحَة x1

(Surat Al-Fatihah) 

0 Response to "ISTIGHOSAH DAN PENGAJIAN DI KAPOLDA JAWA BARAT SAMBUT TAHUN BARU 2015 "