MANA CIRI KHAS PENDIDIKAN INDONESIA?
A.
PENDAHULUAN
Dalam proses belajar mengajar,
banyak hal yang perlu diperhatikan agar belajar mengajar dapat berjalan secara
optimal. Metode merupakan bagian dari komponen pengajaran yang menduduki posisi
penting, selain tujuan, guru, peserta didik, media, lingkungan, dan evaluasi.
Dalam kata lain proses pembelajaran dapat dikatakan sulit mencapai hasil
manakala guru tidak menggunakan metode yang tepat sesuai karakteristik bidang
studi masing-masing. Metode yang digunakan
di Indonesia yaitu ada banyak metode, seperti Metode Mengajar konvensional
yang meliputi: metode pembiasaan, metode keteladanan, metode penghargaan,
metode hukuman, metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi,resitasi,
karya wisata,latihan, simulasi, kerja kelompok. Dan Metode Mengajar inkonvensional
yang meliputi metode pengajaran modul, metode pengajaran berprogama, metode
pengajaran unit, metode CBSA, metode KBK, metode KTSP dan Kurtilas. Yang nantinya metode mengajar
ini akan dibahas pemakalah.
Mengajar merupakan perbuatan mulia
yang setiap orang mempunyai hak melakukannya. Hak mengajar bagi setiap orang
bukan berarti membiarkan mereka melakukan kehendaknya sendiri, akan tetapi
hendaknya mengikuti kode etik pengajaran.
B.
RUMASAN
MASALAH
1. Apa yang dimaksud metode mengajar?
2. Apa saja macam-macam metode mengajar?
C.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Metode Mengajar
Metode berasal
dari bahasa Greeka-Yunani, yaitu metha (melalui atau melewati), dan hodos
(jalan atau cara). Asal makna kata tersebut dapat diambil pengertian secara
sederhana adalah jalan atau cara yang ditempuh oleh seorang guru dalam
menyampaikan ilmu pengetahuan pada anak didiknya sehingga dapat mencapai tujuan
tertentu.[1]
Sedangkan metode secara bahasa berarti cara yang telah teratur dan terfikir
baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Metode juga dapat diartikan sebagai cara
yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi dengan menggunakan
bentuk tertentu, seperti ceramah, diskusi (halaqah), penugasan dan cara-cara
lainnya.[2]
Metode merupakan bagian dari komponen pengajaran yang menduduki posisi
penting, selain tujuan, guru, peserta didik, media, lingkungan, dan evaluasi.
Metode mengajar
adalah cara yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa
secara tepat dan cepat berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga
diperoleh hasil yang maksimal. Apabila diibaratkan guru adalah aktor sedangkan
metode adalah seni. Aktor tidak akan menarik para audiennya, jika aktor
tersebut tidak mempunyai gaya seni dalam memerankan perannya. Demikian pula,
manakala guru tidak mampu menggunkan metode yyang bervariasi dan tidak tepat
sesuai dengan tujuan dan sifat bidang studi, maka siswa akan bicara sendiri
bahkan mencemooh gurunya.
2.
Macam-macam
metode mengajar
Banyak metode
mengajar, baik yang dilahirkan perorangan maupun institusi. Mengajar harus
menggunakan metode yang baik dan tepat, karena mengajar adalah kegiatan yang
terencana dan melibatkan banyak orang, siswa. Metode dan mengajar merupakan
satu kesatuan untuk menjadikan kelas kondusif. Metode sebagai langkah sedangkan
mengajar adalah aktivitas.Secara garis besar metode pengajaran diklasifikasikan
menjadi dua bagian yaitu metode konvensional dan inkonvesional.
A.
Metode
Konvensional
Metode mengajar
yang biasa dipakai guru pada umumnya atau sering dinamakan metode tradisional.
Metode konvensional meliputi:
1)
Metode
Pembiasaan
Metode ini mengutamakan proses untuk membuat seseoreang menjadi
terbiasa. Bagi guru inisiator tentunya sudah lihai dalam menjalankan metode
tersebut, karena pembiasaan akan membentuk pola pikir, pola sikap dan pola
tindak peserta didik menjadi lebih matang.
2)
Metode
Keteladanan
Metode ini digunakan untuk mewujudkan tujuan pengajaran dengan
memberi keteladanan yang baik pada siswa agar dapat berkembang fisik, mental
dan kepribadiannya secara benar.Keteladanan dalam pengajaran menjadi
keniscayaan, karena hakekat pengajaran adalah membentuk kepribadian yang utuh.
Disini guru inisiator tampil di depan untuk mewarnai siswanya menjadi lebih
baik dalam segala kehidupannya.
3)
Metode
Penghargaan
Metode ini mengedepankan kegembiraan dan positif thingking, yaitu
memberikan hadiah pada anak didik, baik yang berprestasi akademik maupun yang
berperilaku baik.
4)
Metode
Hukuman
Metode ini berlawanan dengan metode pemberi hadiah. Metode
pengajaran hukuman memang perlu (suatu saat) diterapkan pada anak didik agar ia
tidak mudah melakukan tindakan negatif.
5)
Metode
Ceramah
Metode pengajaran ceramah adalah cara menyampaikan materi
pembelajaran melalui penuturan lisan kepada anak didik. Kelemahan utama dari
metode ceramah adalah:
a)
Penceramah
tidak mudah dapat mengetahui sampai dimana setiap anggota kelompok telah
mengerti (memahami) yang telah di bicarakan.
b)
Pada
anggota kelompok atau peserta didik dapat terbentuk konsep yang berbeda-beda
dari yang dimaksudkan oleh penceramah tersebut.[3]
6)
Metode
Tanya jawab
Metode tanya jawab sering dipakai oleh para nabi dan rasul Allah
dalam mengajarkan agama yang dibawanya kepada umatnya. Bahkan para ahli pikir
atau filosof pun banyak mempergunakan metode tanya jawab ini.[4]
Metode
pengajaran ini adalah penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan
pertanyaan dan siswa menjawab.
7)
Metode
Diskusi
Diskusi adalah
percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat yang dilakukan oleh beberapa
orang yang bergabung dalam kelompok untuk mencari kebenaran.
8)
Metode
Resitasi
Metode ini
merupakan terjemahan dari to cite, berarti mengutip, yakni siswa mengutip atau
mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran dari buku-buku tertentu.
9)
Metode
Karya Wisata
Metode ini
menekankan pada suatu metode pengajaran dimana guru meninggalkan sekolah menuju
ke suatu tempat untuk menyelidiki atau mempelajari sesuatu.
10) Metode Latihan
Metode ini
menekankan pada siswa untuk melaksanakan latihan agar memiliki keterampilan
yang lebih tinggi dari apa yang telat dipelajari.
11) Metode Kerja Kelompok
Adalah metode
pengajaran dimana siswa dikelompokkan dengan cara sesuai kebutuhan.[5]
B.
Metode
Mengajar Inkonvensional
Metode mengajar
inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Metode mengajar
inkonvensional meliputi:
a.
Metode
pengajaran modul
Modul
adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang
disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh
peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru.
b.
Metode
pengajaran berprograma
Adalah metode pengajaran yang memungkinkan siswa untuk mempelajari
materi tertentu, terbagi atas bagian-bagian kecil yang dirangkaikan secara
berurutan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Dalam pengajaran ini siswa
mempelajari sendiri uraian tertulis, kemudian memberikan jawaban atas
pertanyaan (yang biasanya tertulis pula), dan atas jawaban tersebut siswa
segera mendapat umpan balik. Pengertian lain metode berprograma adalah suatu
cara pengajaran dengan cara menyajikan bahan pelajaran yang menggunakan alat
tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c.
Metode
pengajaran unit
Metode ini disebut metode proyek yang memberi makna bahwa metode
pengajaran unit adalh suatu sistem pengajaranyang berpusat pada suatu masalah
dan dipecahkan secara keseluruhan sehingga mempunyai arti. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa metode ini mempunyai kriteria; adanya tujuan yang luas dan
menyeluruh, perencanaan bersama, berpusat pada suatu masalah, dan berpusat pada
siswa.
d.
Metode
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Adalah metode pengajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi
subyek didik seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara
lebih efektif dan efisien.
Gibbs (1972) dikutip E. Mulyasa menyatakan bahwa untuk
merealisasikan peningkatan keaktifan belajar siswa perlu ditempuh
lankah-langkah sebagai berikut:
1.
Dikembangkan
rasa percaya diri pada peserta didik, danmengurangi rasa takut.
2.
Memberi
kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas
dan terarah.
3.
Melibatkan
peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya.
4.
Memberikan
pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak terlalu otoriter.
5.
Melibatkan
mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruan.
e.
Metode
KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Adalah konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas
dengan standar performansi tertentu (kompetensi) sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaaan terhadap seperangkat kompetensi
tertentu. Untuk meningkatkan siswa belajar aktif dalam KBK perlu adanya
pendekatan. Widada (1994) dikutip oleh E. Mulyasa menyatakan adanya pendekatan
sebagai berikut:
a)
Self
esteem approach (kesadaran akan
harga diri), yaitu pendekatan dimana siswa perlu diperhatikan guru yang berupa
kompetensi afektif (sikap).
b)
Creative
approach (pendekatan kreatif), yaitu
pendekatan melalui kegiatan problem solving, brain storming, inquiry dan
role playing.
c)
Vaalue
clarification and moral development approach,,
yaitu pendekatan yang berupa humanistik (kemanusiaan) dan holistik
(keseluruhan) dalam mengembangkan potensi manusia (siswa).
d)
Multiple
talent approach, yakni
pendekatan dalam pengembangan potensi akan membangun self concept yang
menunjang kesehatan mental.
e)
Inquiry
approach, yaitu pendekatan untuk memberikan
kesempatan menggunakan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip
ilmiah, serta meningkatkan potensi intelektualnya.
f)
Pictorial
riddle approach, yaitu
pendekatan untuk mengembangkan motivasi dan minat peserta didik dalam diskusi
kelompok kecil dalam rangka meningkatkan kemaampuan berfikir dan kreatif.
g)
Synetics
approach, yakni pendekatan yang memusatkan
perhatian padaa kompetensi peserta didik untuk mengembangkan berbagai bentuk
metaphora untuk membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya.
f.
Metode
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
KTSP merupakan
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan ileh masing-masing satuan
pendidikan, terdiri dari guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan
pendidikan. Adapun tujuan KTSP adalah meningkatkan mutu pendidikan melalui
kemandirian dan inisiatif sekolah, meningkatkan kompetisi yang sehat antar
ssatuan pendidikan tentang kualitas kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Dari pengertian
dan tujuan di atas maka KTSP menjadi opsi pemerintah dalam menentukan sistem
pendidikan nasional dengan argumentasi :
1.
KTSP
menjadi alternatif model pendidikan yang presentatif kekinian.
2.
Dalam
teori pendidikan dinyatakan bahwa proses
pembelajaran hendaknya meliputi tiga matra, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik. Tiga matra ini nampak dibidik KTSP sehingga keseimbangannya
dapaat terwujud dengan baik untuk mencapai Kompetensi Standar Nasional yaitu :
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian.
3.
Sistem
penilaian a) melalui ulangan harian, umum dan akhir. b). Tes kemampuan dasar
melalui membaca, menulis, berhitung, remidial dan tes setiap tahun akhir kelas
3. c). Penilaian akhir satuan pendidikan dan akhir sertifikasi. d).
Benchmarking yaitu suatu standar mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses,
dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan, untuk memberikan
peringkat kelas dan membina guru serta kinerja sekolah. e). Penilaian program,
dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan untuk
mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan
nasional.[6]
D. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan:
Ø Pengertian metode adalah Metode berasal dari bahasa Greeka-Yunani,
yaitu metha (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara).
Asal makna kata tersebut dapat diambil pengertian secara sederhana adalah jalan
atau cara yang ditempuh oleh seorang guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan
pada anak didiknya sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.
Ø Macam-macam metode mengajar adalah:
1.
Metode
konvensional
a)
Metode
Pembiasaan
b)
Metode
Keteladanan
c)
Metode
penghargaan
d)
Metode
hukuman
e)
Metode
ceramah
f)
Metode
tanya jawab
g)
Metode
diskusi
h)
Metode
resipasi
i)
Metode
karya wisata
j)
Metode
latihan
k)
Metode
simulasi
2.
Metode
kerja kelompok
3.
Metode
inkonvensional
a)
Metode
pengajaran modul
b)
Metode
pengajaran berprograma
c)
Metode
pengajaran unit
d)
Metode
CBSA
e)
Metode
KBK
f)
Metode
KTSP
g) Metode Kurtilas
Kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013 sudah diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia, dalam penerapannya tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Saya menulis ulang beberapa poin tentang kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 dari buku yang ditulis oleh Imas Kurniasih dan Berlin Sani berjudul Implemetasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Semoga yang saya tulis ulang ini bermanfaat bagi para pendidik terutama dalam hal kurikulum sebagai bidang studi yang tujuannya adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum, yang mesti difahami juga oleh para pendidik.
Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
Menurut beberapa ahli pendidikan, perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik di Indonesia maupun di negara lain, disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan zaman yang selalu berubah tanpa bisa dicegah.
Perkembangan kurikulum diharapkan dapat menjadi penentu masa depan anak bangsa, oleh karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapkan dapat dilaksanakan di Indonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara.
Kurikulum yang terbaru yaitu kurikulum 2013 yang mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk pemerintah maupun sekolah yang siap melaksanakannya. Meskipun masih premature, namun ada beberapa hal yang dirasakan oleh banyak kalangan terutama yang langsung berhadapan dengan kurikulum itu sendiri.
Terdapat beberapah hal penting dari perubahan atau penyempurnaan kurikulum tersebut yaitu keunggulan dan kekurangan yang terdapat disana-sini.
Keunggulan kurikulum 2013
- Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
- Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain.
- Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
- Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
- Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan.
- Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan.
- Hal yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
- Standar penilaian mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional.
- Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.
- Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
- Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial dan personal.
- Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (buku induk)
- Guru berperan sebagai fasilitator
- Diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat
- Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku, dimana buku sudah disiapkan dari pusat
- Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat dan memperoleh koordinasi dan supervise dari daerah
- Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan metode pembelajaran yang lebih bervariasi
- Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi
- Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama dalam kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan lain-lain.
Kelemahan kurikulum 2013
- Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru.
- Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigm guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
- Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific
- Kurangnya ketrampilan guru merancang RPP
- Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik
- Tugas menganalisis SKL, KI, KD buku siswa dan buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat dalam kasus ini.
- Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
- Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013 karena UN masih menjadi factor penghambat.
- Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang dia ampu.
- Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.
- Timbulnya kecemasan khususnya guru mata pelajaran yang dihapus yaitu KPPI, IPA dan Kewirausahaan dan terancam sertifikasiya dicabut.
- Sebagian besar guru masih terbiasa menggunakan cara konvensional
- Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas.
- Guru tidak tiap dengan perubahan
- Kurangnya kekmampaun guru dalam proses penilaian sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara holistic.
- Kreatifitas dalam pengembangan silabus berkurang
- Otonomi sekolah dalam pengembangan kurikulum berkurang
- Sekolah tidak mandiri dalam menyikapi kurikulum
- Tingkat keaktifan siswa belum merata
- KBM umumnya saat ini mash konvensional
- Belum semua guru memahami sistem penilaian sikap dan ketrampilan.
- Menambah beban kerja guru.
- Citra sekolah dan guru akan menurun jika tidak berhasil menjalankan kurikulum 2013
- Pramuka menjadi beban bagi siswa yang tidak menyukai Pramuka, sehingga ada unsur keterpaksaan.
Dan berikut ini perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum sebelumnnya yaitu KTSP
NO | KURIKULUM 2013 | KTSP |
1 | SKL (Standar Kompetensi Kelulusan) ditentukan terlebih dahulu setelah itu baru ditentukan SI (Standar Isi) | SI (Standar Isi) ditentukan terlebih dahulu, setelah itu baru ditentukan SKL (Standar Kompetensi Kelulusan) |
2 | Kompetensi lulusan meliputi aspek soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan | Lebih menekankan pada aspek pengetahuan |
3 | Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI | Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III |
4 | Jumlah jam pelajaran perminggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit disbanding KTSP | Jumlah pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak disbanding kurikulum 2013 |
5 | Proses pembelajaran setiap tema dilakukan dengan penedkatan ilmiah yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta | Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi |
6 | TIK bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran | TIK sebagai mata pelajaran |
7 | Standar penilaian menggunakan penilaian otentik yaitu mengukur semua kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil | Penilaian lebih dominan pada aspek pengetahuan |
8 | Pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib | Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib |
9 | Penjurusan mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA | Penjurusan mulai kelas XI |
10 | BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa | BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa |
Adapun perubahan-perubahan yang ada dalam kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya antara lain adalah:
[1] Perubahan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Penyempurnaan SKL memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjang pendidikan rumusan empat kompetensi inti (penghayatan dan pengamalan agama, sikpa ketrampilan, dan pengetahuan) menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar pada setiap kelas.
[2] Perubahan Standar Isi
Perubahan Standar Isi dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan tematik integrative (Standar Proses).
[3] Perubahan Standar Proses
Perubahan pada Standar Proses berarti perubahan strategi pembelajaran. Guru wajib merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta.
[4] Perubahan Standar Evaluasi
Penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses. Sebelumnya penilaian hanya mengukur hasil kompetensi.
Beberapa konsekwensi akibat perubahan substansi tersebut adalah:
- Penambahan jumlah jam belajar di SD yang sebelumnya 26 jam/minggu menjadi 32 jam/minggu. Dari 10 mata pelajaran dipangkas menjadi 6 mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, PPKN, Agama, Matematika, Sosial Budaya dan Olah Raga. Pelajaran IPA dan IPS ditiadakan dan diintegrasikan ke mata pelajaran lain.
- Penambahan jumlah jam belajar di SMP yang sebelumnya 32 jam/minggu menjadi 38 jam/minggu. Kalau belajarnya 5 hari berarti setiap hari anak belajar 8 jam setiap hari.
- Penambahan Jumlah jam pelajaran Agama pada SD yang bertambah dari 2 jam/minggu menjadi 4 jam/minggu dan di tingkat SMP dari 2 jam/minggu menjadi 3 jam/minggu.
- Jumlah mata pelajaran dikurangi tapi jumlah jam belajar ditambah
- Mata pelajaran IPA diintegrasikan dalam Mapel Bahasa Indonesia.
Alhamdulillah, demikian catatan saya untuk kurikulum 2013 yang saya tulis ulang dari buku Imas Kurniasih, S.Pd. Pasti ada banyak komentar dari masyarakat, guru, murid dan praktisi pendidikan tentang perubahan kurikulum ini. Maka saya mengajak pada pembaca semua untuk menuliskan komentar anda di form yang ada, silahkan menulis apresiasi atau kritik yang ingin anda sampaikan, apakah itu terkait penambahan jumlah jam belajar, waktu di sekolah yang semakin lama atau materi sains yang sudah dihilangkan…kami tunggun komentar anda…
Terima kasih.
E.
PENUTUP
Demikainlah
makalah yang dapat kami sampaikan, semoga dapat member manfaat, dan wawasan
bagi kita semua, bagi para pembaca umumnya dan pemakalah khususnya. Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapakan demi
kesempurnaan makalh ini selanjutnya.
F.
DAFTAR
PUSTAKA
Kisbiyanto, Ilmu Pendidikan,
Kudus: Nora Media Enterprise, 2010
Winarno surakhmad, Pengantar
Interaksi Mengajar – Belajar, Bandung: Tarsito, 2003,
Samsul Nizar, FILSAFAT PENDIDIKAN
ISLAM, Jakarta, Ciputat Pers, 2002
Thoifuri. Menjadi Guru Inisiator.
Semarang: Rasail Media Group. 2008.
[1] Thoifuri, Menjadi
Guru Inisiator, Semarang: Rasail Media Group,2008,hal.56
[2] Kisbiyanto,
Ilmu Pendidikan, Kudus: Nora Media Enterprise, 2010, hal.92
[3] Winarno
surakhmad, Pengantar Interaksi Mengajar – Belajar, Bandung: Tarsito,
2003, hal.100
[4] Samsul Nizar, FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM, Jakarta, Ciputat Pers, 2002,hal.75
[5] Thoifuri,Op.Cit,
hal. 59-70
[6] Ibid,hal.70-75
0 Response to "MANAKAH KURIKULUM YANG SAKTI DAN BAIK BUAT ANAK-ANAK INDONESIA "
Post a Comment