Tidaklah hari raya
itu buat yang memiliki kendaraan mewah
Akan tetapi hari raya
itu buat orang yang dosanya terampuni
Ust. Dicy Hapiddin, Lc, M.Pd.I Guru MA Nurussyahid Kertajati Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
KHUTBAH IDUL FITRI
Tidaklah hari raya itu buat yang memiliki kendaraan mewah
Akan tetapi hari raya itu buat orang yang dosanya terampuni
اللهُ أَكْبَرُ
كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا
لَا إِلَهَ إِلّا
اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلّا إِيّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَوْ كَرِهَ
الْكَافِرُوْن، وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْن، وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْن. لَا
إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزّ جُنْدَهُ
وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ،
لَا إِلَهَ إِلّا
اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْد.
إِنّ الْحَمْدَ
لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا، أَشُهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ .وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، اللّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا
وَشَفِيْعِنَا مُحَمَّدٍ أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن،
فيا عباد الله :
أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِالتَّقْوَى الله
فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِيْ القرأن الكريم، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيْم: ((يَا آيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا ادْخُلُوْا
فِيْ السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ
لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِيْنٌ)) (سورة البقرة:208)
وقال تعالى أيضا:
((قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا)) (سورة الشمس:9-10)
Ma`asyiral Muslimin wal Muslimat
Rahimakumullah
Puji dan syukur marilah senantiasa kita ucapkan kehadirat Allah
SWT yang selalu melimpahkan ni`mat dan karuniaNya bagi kita setiap saat, Di setiap
detik hidup kita ada ni`mat Allah SWT yang menyertai, oleh sebab
itu mari kita selalu
bersyukur atas semua nikmat yang ada, sehingga kita tergolong menjadi hambaNya tak kufur
nikmat , dengan selalu menyukuri ni`mat yg ada maka
akan ditambahkan nikmat-nikmat yang lainnya. Sebagimana
janji Allah SWT:
(( لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ
عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ )) (سورة إبراهيم: 7)
“Jika kalian bersyukur terhadap
nikmatku niscaya akan aku tambah ni`mat tersebut, tetapi jika kalian kufur
sungguh azabKu sangatlah pedih” (Q.S. Ibrahim: 7 )
Shalawat dan salam juga haruslah selalu kita perbanyak untuk Baginda Rasulullah SAW yang telah berjuang
untuk kemaslahatan dan kebahagiaan ummatnya, baik di dunia maupun di akhirat.
kita berharap semoga ungkapan shalawat yang selalu membasahi lidah kita itu
membuat kita menjadi orang yang berhak mendapatkan syafa`atnya di Yaumil
Mahsyar nanti. Amin
الله اَكْبَر اللهُ اَكْبَرُ اللهُ
اَكْبَرُ وَلِلهِ الحَمْدُ
Ma`asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Pada hari yang mulia ini umat Islam di barbagai belahan nusantara beramai-ramai melantunkan
kata-kata Takbir, Tahmid dan Tahlil sebagai wujud rasa bahagia dalam menyambut
hari kemenangan. Mereka semua berbahagia karena sebulan penuh telah berhasil
melawan hawa nafsu serta mengisi detik-detik waktunya dengan berbagai macam
kebaikan yang mendekatkan diri mereka kepada Allah SWT. Berpuasa di siang hari,
shalat di malam hari, memperbanyak tilawah Al-Quran, berdo`a dan beristighfar,
berinfaq dan bersedekah, menjalin hubungan silaturrahim, dan lain sebagainya,
seraya berharap semua kebaikan tersebut diterima oleh Allah SWT dan dapat
memperpanjang catatan amalan kebaikan kita yang akan diperlihatkan di akhirat
kelak.
Perbuatan dan amal baik yang sudah menjadi kebiasaan umat Islam
untuk dilakukan selama Ramadhan diharapkan mampu membentuk karakter dan tabi`at mereka untuk berbuat hal yang sama setelah
Ramadhan berlalu, janganlah pernah menjadikan Ramadhan sebagai topeng dalam
kehidupan kita, tapi jadikanlah sebagai wajah asli kita dalam menjalani sebelas
bulan kehidupan berikutnya.
Oleh karena itu
hari raya idul fitri yang dijadikan sebagai agenda terakhir dari seluruh
rangkaian ibadah Ramdhan pada hakikatnya bukanlah saat-saat berakhirnya peluang
untuk mendulang kebaikan, tapi justru sebaliknya bahwa idul fitri adalah saat
awal memulai kehidupan baru dengan hati yang baru dan semangat yang baru pula.
Sayyidina Umar Bin Abdul Aziz berkata:
لَيْسَ الْعَيْدُ
لِمَنْ تَجَمَّلَ بِالرُّكُوْبِ إِنَّمَا الْعَيْدُ لِمَنْ غُفِرَتْ لَهُ الذُّنُوْبُ
Tidaklah hari raya itu buat yang memiliki kendaraan mewah
Akan tetapi hari raya itu buat orang yang dosanya terampuni
وقال الحسن
البصري: " كُلُّ يَوْمٍ لَا يُعْصَى اللهُ فِيْهِ فَهُوَ عَيْدٌ، وَكُلُّ
يَوْمٍ يَقْطَعُهُ الْمُؤْمِنُ فِيْ طَاعَةِ مَوْلَاهُ وَذِكْرِهِ وَشُكْرِهِ
فَهُوَ لَهُ عَيْدٌ "
Sayyidi Imam Hasan Al-Bashri berkata: “setiap hari yang di dalamnya
tidak ada kedurhakaan kepada Allah SWT maka hari itu adalah hari raya, dan
setiap hari di mana seorang mukmin tetap berada dalam ketaatan Rabnya serta
berzikir dan bersyukur kepadaNya maka bagi dia hari itu adalah hari raya”.
Ma`asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Hari ini kita merayakan hari
kemenangan kaum muslimin, Ada tiga bentuk kemenangan
bagi umat Islam:
Pertama, Kemenangan Spritual.
Kemenangan spiritual adalah kemenangan jiwa, jiwa yang menang
adalah jiwa yang selalu bersih dan suci dari berbagai noda dan penyakit seperti
syirik, sombong, hasad dan dengki, dan berbagai penyakit hati lainnya yang
diharapkan melalui Ramadhan dapat terkikis habis. Allah SWT berfirman:
(( قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا )) (
سورة الشمس: 9-10)
“Sungguh telah menang dan beruntung
orang yang mensucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya” (Q.S. Asy-Syams: 9-10)
Kedua: Kemenangan
Emosional
Melalui bimbingan
bulan ramadhan kita senantiasa belajar berpuasa dengan segenap hati, hal ini
akan menumbuhkan kekuatan untuk menahan emosi dalam diri kita. sebuah ungkapannya Rasulullah SAW bersabda: “ orang yang kuat bukanlah
orang yang selalu menang dalam berkelahi, akan tetapi orang kuat adalah orang
yang dapat menahan diri saat dia marah” (H.R Imam Al-Bukhari).
Ketiga:
Kemenangan Intelektual
Kecerdasan intelektual dalam
perspektif Islam ditandai dengan apabila :
- Selalu bisa membedakan mana yang halal dan mana yang haram
- Selalu mempertimbangkan antara manfaat dan mudhorat
- Selalu mengerti akan hak dan kewaiban.
Kecerdasan
seperti inilah yang selalu ingin dibina oleh ibadah puasa pada setiap peribadi
muslim. Karenanya puasa selalu menuntut kita untuk selalu hati-hati dalam
bertindak, bersikap dan berucap, agar tidak menodai nilai-nilai puasa yang
sedang dikerjakan. Kalau tidak bisa maka seseorang tidak akan mendapatkan apa-
apa dari puasanya selain menahan lapar dan haus saja. Demikianlah khutbah ini
disampaikan, semoga bermanfaat.
باَرَكَ الله
لِيْ وَلَكُمْ في القرآن العظيم وَنَفَعَنِيْ وَاِياَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ
اِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH
KEDUA
اللهُ أَكْبَرُ 7x
لاَ
اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ.
الحَمْدُللهِ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَه وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ
وَحَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَه. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ .وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ
اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا
عِباَدَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ.
و قال
الله تعالى : إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَاأَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ
عَلىَ سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ الْمُسْلِمِيْنَ
وَ الْمُسْلِمَاتِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ
اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. للَّهُمَّ
افْتَحْ عَلَيْنَا اَبْوَابَ الخَيْرِ وَاَبْوَابَ البَرَاكَةِ وَاَبْوَابَ النِّعْمَةِ
وَاَبْوَابَ السَّلاَمَةِ وَاَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَاَبْوَابَ الجَنَّةِ. رَبَّنَا
ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
الخَاسِرِيْنَ. رَبَّناَ آتِناَ فِي الدُّنْياَ حَسَنَةِ وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةِ
وَقِناَ عَذاَبَ الناَّر.
عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله
الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ
اَكْبَرُ
0 Response to "TASAWUF DALAM KEGIATAN KHUTBAH HARI RAYA IDUL FITRI "
Post a Comment