Foto Kegiatan Pengajian Rutin Bulanan di Masjid Al-Imam Majalengka saat KH. Soleh Mahmud memebrikan Tausyiah di Acara tersebut
KUNCI SEHAT : MEMA’AFKAN ITU MULIA DAN MENYEHATKAN
Wahai
saudara-saudaraku jika kita lihat secara seksama banyaknya orang yang sakit
berat adalah berawal dari rasa hati yang berat untuk memaafkan kesalahan orang
yang berbuat salah kepada kita, kita selalu menanamkan pada diri kita selalu
kita yang benar, kita yang hebat orang lain selau salah dimata kita, maka jika
kita selalu berpandangan seperti iku tentunya hati kita akan memiliki bebabn
berat yang rasanya berat dan sulit mau memaafkan kesalah siapapun yang dianggap
kita mereka bersalah. Pada kesempatan ini ada kiat dari Bapak Prof. Dr.
Komarudin Hidayat yang menjelaskan tentang “MEMAAFKAN ITU MULIA DAN MENYEHATKA”
Lebih lengkapnya mari kita simak secara seksama dibawah ini:
Dari
pengamatan saya ada pelajaran sangat menarik dan mereka yang usianya sudah
lanjut. yaitu, senang bersilaturahmi dan setiap Ketemu teman lama saling
memanfaatkan. Mereka saling selaki ketika suatu saat memanfaatkan kampung
dunia, lalu berpindah ke kampung akhirat tidak ada lagi utang piutang maupun material. Tradisi baik itu sangat
disenangi Tuhan.
Banyak ayat
ayat Al-Qur’an maupun hadits yang memicu sikap pemaaf. Bahkan Tuhan sendiri
memiliki sifat pemaaf. Secara psikologis, saling memanfaatkan itu sehat dan
menyehatkan. Yang mendapatkan keuntungan pertama dari sifat memaafkan adalah
pihak yang memaafkan, bukan yang dimaafkan. Ketika seseorang memaafkan orang
yang dibenci, ketika itu juga beban emosi berkurang. Berat ringannya memaafkan
orang itu, berkaitan dengan besar kecilnya rasa kesal atau dendam kita pada
seseorang. Semakin dalam rasa kekesalan, kebencian, dan permusuhan kita pada
seseorang maka semakin berat kita untuk memeanfaatkannya. Namun, kalau kita
bisa memaafkan, muncul rasa lega dan dada terasa lapang. Bukankah penyimpanan
rasa benci dan dendam merupakan beban dimanapun kita berada? Rasa benci itu
juga bagaikan luka. Dan bila kebencian sudah berubah memjadi dendam yang
menuntut balas, maka luka itu semakin perih sebelum dendam itu terlaksana.
Namun, ketika dendam terlaksana, benarkah luka dan beban berat yang dipikul
kemana-mana tadi, akan hilang? Pengalaman sehari-hari akan permusuhan akan
meningkat, yang berarti semakin dalam kita menyayat kulit hati yang telah
terluka dan perih tadi.
Jadi
bukankah sesungguhnya memaafkan itu merupakan suatu terapi jitu untuk kesehatan
kita sendiri ? Begitu kita memaafkan seseorang maka beban berkurang, luka
membaik. Dan bila dibenci serta dendam terasa hilang sama sekali dari hati
kita, kehidupan menjadi sehat dan ringan kita jalani. Orang yang memelihara
kebencian dalam dirinya, sama halnya dengan orang yang memelihara penyakit, dan
itu suatu tindakan yang bodoh dan konyol. Jadi, kalau ingin sehat, jadilah
pribadi pemaaf, jangan biarkanlah berlama-lama dendam dan kebencian bersemayam
dihati. Jangan segan-segan mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf serta
saling memaafkan setiap harinya. Namun, mesti dijalani secara tulus agar hati
kita terputihkan.
Di Indonesia
tradisi maaf memaafkan secara massal yang dilembagakan dalam acara Hari Raya
Lebaran. yang muda berkunjung pada saudara ataupun tetangga yang lebih tua. Ini
tradisi yang dangat bagus yang mesti dilestarikan dari generasi ke generasi.
Perta lebaran tidak saja peristiwa sosial budaya namun juga pristiwa spiritual
sebangai acara tasyakuran sehabis menunaikan ibadah puasa. Lebaran juga
memiliki aspek ekonimis. bila jadi banyak pedagang yang tidak berpuasa bahkan
lebih banyak pengambilan keuntungan ekonomis dari peristiwa lebaran dari pada
mereka yang berpuasa lihat saja betapa ramainya pusat-pusat penbelanjaan pada
hari menjelang lebaran. Dari sini sudah terlihat hahwa maekipun berpuasa
ramadan di kenal umat Islam. Namun orang juga mendapat rahmat, dari ibadah
puasanya. Senangtiasa mendapatkan manfaat dan kedamaian bagi orang lain, apapun
agamanya.
Ketika orang
berpuasa, sesungguhnya jaga di latih dan di kembangkanakan untuk menjadi orang
yang orang yang jujur sangat di butuhkan oleh potensi apapun? Jadi, baik puasa
maupun lebaran sesungguhnya terkandung pesan dan perbaikan sosial. Antara lain
untuk menumbuhkan dan menunjukan solidritas diisyaratkan oleh pemerintah
zakat-fitrah adalah menutupi jurang perbedaan kelas serta menimbulkan kerawanan
sosial. Jika tujuan ini tercapai, berarti ibadah seseorang telah berpungsi
dalam kehidupan rill sehari-hari.
Dalam kaitan
itu, kita bisa mengajukan sebuah pertanyaan pada orang-orang kota dan mereka
pada waktu lebaran pulang mudik adalah mereka menbawa berkah atau pitnah dari
orang desa? Kalau pulang tenyata malah menimbulkan iri hati dan kecemburuan
sosial, berarti lebaran telah menimbulkan fitnah berupa kerasahan psikoligis
bagi orang-orang kampung. oleh karena
itu, kapanpun waktunya bertingkah bijaksana dan simpatik sehingga pristiwa
lebran itu membawa berkah. dan ini lah arti silaturahmi, yaitu silah berarti
tali penghubungan antara pengikat rahni berati masih sangat tulus. Nah,
peristiwa lebaran mestinya juga secara pisik dan sekaligus antara hati sanubari
yang dalam dan tulus.
Intinya
marilah kita tanamkan sikap selalu memaafkan jika kita ingin selalu sehat,
karena semua penyakit dohir (jasmani) semuanya berasal dari rasa benci dan
dendan yang tersimpan di dalam hati (Batin), maka alangkah indahnya jika kita
untuk selalu memaafkan siapapun dan sebesar apaun dosanya. Sementara jika kita
teladani akhlaq Rasulullah SAW, Beliau adalah orang yang pertama sekali
memaafkan dan paling akhir marah, sementara kita sebaliknya marah yang pertama
kita kedepankan sedangkan maaf itu diakhirkan, ini sungguh ironis.
Sebagaimana
di Dalam http://doktersehat.com,
menjelaskan tentang 5 (lima) hal yang terkait dengan, Bagaimana cara memaafkan?
- Terima situasinya. Apa yang terjadi di masa lalu tidak bisa diubah lagi, jadi terimalah fakta itu. Tak ada seorang pun yang sempurna.
- Lepaskan. Memaafkan bukan berarti melupakan yang terjadi. Ini berarti Anda tak lagi menciptakan emosi yang sama dengan yang pernah dirasakan lagi dan lagi dalam pikiran. Belajarlah dari situasi dan bergeraklah.
- Hindari kata negatif. Kata-kata memiliki kekuatan tersembunyi. “Tidak”, dan “tak pernah”, akan membuat Anda makin terbenam dalam ingatan masa lalu. Jadi, kalimat seperti “saya tak akan pernah bisa bertemu dengannya,” atau “saya tak akan lupa apa yang telah dia lakukan,” harus dihindari.
- Tuliskan dan hancurkan. Tuliskan semua hal yang pernah dilakukan dan Anda rasa salah atau apa yang orang lain lakukan terhadap Anda. Menulis bisa membantu membersihkan pikiran. Latihan ini akan membantu Anda menemukan masalah-masalah yang belum terselesaikan dalam pikiran Anda.
- Berhenti menghakimi diri sendiri. Ijinkan diri Anda untuk berbuat salah. Bersikap baiklah dan cintai diri sendiri. Memilih untuk memaafkan diri kemudian maju selangkah dan lepaskan masa lalu. Jika Anda merasa telah mengecewakan seseorang, tak ada salahnya Anda menemuinya dan secara langsung minta maaf. Anda juga harus memahami apa yang pernah Anda perbuat mungkin tak sebesar itu melukai dirinya. Meminta maaf langsung juga akan membebaskan Anda dari derita pikiran.
Oleh karena
itu bagi siapa saja yang menginginkan kesehatan Jasmani dan terlepas dari semua
penyakit mari kita awali dengan menanamkan sikap pemaaf. Semoga sehat selalu.
Amiin Ya Allah.
0 Response to "KUNCI SEHAT : MEMA’AFKAN ITU MULIA DAN MENYEHATKAN"
Post a Comment