Kejujuran modal dalam menuju segala kebaikan
MENDIDIK
AGAR ANAK MANDIRI
A.
Pendahuluan
Menurut
Prof. DR. H. Zakiah Darajat bahwa “ Setiap anak ingin merasa bahwa dia
mempunyai tempat dalam keluarga; keinginannya diperhatikan, ingin ia supaya
ibu-bapaknya mau mendengar dan mengacuhkan apa yang dikatakannya”.
Orang
tua sering kali lupa, bahwa anak-anak harus didengar katanya dan harus
diperhatikan pula pendapat dan kemauannya. Inilah yang seringkali menyebabkan
anak-anak kecil menangis, mungkin berguling-guling di lantai berjam-jam lamanya,
tidak mau dibujuk, tidak mau berhenti menangis, sampai suaranya hilang atau
kepayahan.
Bagaimana
cara meghargai anak-anak itu? Sangat sukar bagi orang tua untuk menerima
anaknya harus pula dihargai, dan tidak terbayang olehnya bagaimana cara
menghargai anak itu. Memang, menghargai anak tidak sama dengan menghargai orang
dewasa.
Seorang
anak yang memanggil ibu-bapaknya yang sedang asyik berbicara dengan tetangga
atau kawannya, seringkali pura-pura tidak mendengar suara anaknya yang
memanggil, dan terus saja bicara. Si anak akan memanggil lebih keras dan
berulang-ulang, mungkin disertai tangis, dan barulah orang tua cepat-cepat
menjawab sambil menghardik atau memukul.
Apa
yang terjadi sesudah itu? Si anak akan merasa bahwa ibu bapaknya tidak
mengindahkannya, tidak menghargai kebutuhannya, ia merasa sakit hati, karena
kebutuhannya tidak terpenuhi.ia masih kecil, belum mampu menahan sakit hatinya,
mungkin ia akan menangis menjerit-jerit atau berguling-guling di tanah. Bukan
karena nakal atau keras kepala, seperti disangka oleh orang tua, akan tetapi
karena sakit hatinya sebab tidak dihargai.
Apabila
si anak berbicara kepada kita, usahakanlah melihat kepadanya, karena hal itu
berarti sekali bagi si anak. Apabila kita mendengar bicaranya sambil melengah,
atau acuh tak acuh, ia akan merasa kurang kurang dihargai.
Olok-olok
dalam bentuk apapun, menyebabkan si anak merasa tidak dihargai. Bentuk-bentuk
hukuman, perintah, larangan dan janji-janji akan menghukum tanpa ada yang masuk
akal dan wajar, juga menyebabkan si anak merasa tidak berharga. Selanjutnya
setiap tindakan orang tua yang selalu menunjukan kekuasaan dan kebesaran, akan
memberikan pengertian kepada si anak bahwa dia tidak dihargai. Akibat dari
hilangnya rasa harga diri itu, ialah antara lain merasa rendah diri, tidak
berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, tidak mandiri dan
sebagainya.
B.
Mendidik agar Anak Mandiri
Lingkunga
pedidikan ada tiga yaitu lingkungan pendidikan yang pertama adalah keluarga,
kedua lingkungan sekolah dan ketiga adalah lingkungan masyarakat, adapun ligkungan pendidikan yang pertama kali adalah
keluarga yaitu oleh kedua orang tuanya (ayah dan ibunya ). Anak harus dibina sejak dini. Agar anak
mempunyai kemandirian dalam dirinya dari sejak dini, selain kita harus menghargai
pendapat anak, di bawah ini perlu diperhatikan oleh orang tua yang menginginkan
anaknya tumbuh menjadi pribadi mandiri, sebagaimana menurut (Rendi N dan Rosani
: 2007 ) yaitu :
- Pahami Resiko anak belajar makan
Jangan takut rumah kotor,
itu resiko yang harus dihadapi saat anak belajar makan. Plastik besar yang
diletakan di bawah meja makan dapat memudahkan anda pada saat melakukan
pembersihan. Anak sebaiknya dididik belajar makan dengan tangan kanan dan
membaca basmalah. Berilah kesempatan kepada orang yang lebih tua untuk
mengambil makanan terlebih dahulu. Berikn nasihat kepada anak supaya tidak
tergesa-gesa dalam makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik dan jangan
memasukan makanan kedalam mulut sebelum habis yang dimulut. Suruh ia agar
berhati-hati dan jangan sampai mengotori pakaian.
Orang tua melatih anaknya untuk tidak bermewah-mewahan
dalam makan (lauk ikan atau daging) supaya tidak menimbulkan kesan bahwa makan
harus dengan lauk tersebut. Anak diajari agar tidak terlalu banyak makan dan
berlebihan. Hal ini untuk mencegah dari kebiasaan buruk, yaitu hanya
mementingkan perut saja. Tanamkan kepada anak agar mendahulukan orang lain
dalam hal makanan dan dilatih dengan makan sederhana.
2. Beri Kepercayaan
Hal terbesar yang dapat
menghambat rasa percaya diri pada anak adalah kekhawatiran dan ketakutan orang
tua. Perasaan takut dan khawatir sering kali membuat orang tua mengerjakan
pekerjaan anak yang sebenarnya bisa mereka lakukan sendiri. Jika menginginkan
anak mandiri maka konsekuensinya, kita harus benar-benar memberi kepercayaan.
Tentu saja, semuanya sesuai dengan ukuran usia anak.
- Komunikasi terbuka
Sediakan waktu untuk
berkomunikasi secara terbuka. Jika anak kita memiliki sifat tertutup, pancing
dengan pertanyaan ringan tentang kegiatannya hari itu. Jangan langsung melarang
jika kita tidak setuju dengan kegiatannya. Tanyakan dulu apa alasan si anak.
Jika buah hati bertanya tentang suatu hal, beri penjelasan yang mudah
dimengerti.
4. Kebiasaan
Salah satu peranan orangtua dalam kehidupan
sehari-hari adalah membentuk kebiasaan. Jika anak sudah terbiasa dimanja dan
selalu dilayani, ia akan menjadi anak yang akan selalu tergantung kepada orang
lain. Orang tua tidak bias memakai prinsip, “nanti juga kalau sudah besar
mereka tahu mana yang baik dan mana yang tidak.” Mungkin anak bias tahu mana
yang baik dan mana yang buruk, tetapi anak tidak mampu melaksanakan yang baik
dan meninggalkan yang tidak baik jika tidak dibiasakan sejak kecil. Inilah
pentingnya membiasakan hal-hal yang baik kepada anak sejak usia dini.
- Jangan terus “menyuapi”
Memberikan kursus belajar
tambahan bukan cara yang tepat untuk mendidik anak. Guru les biasanya punya
kecendrungan untuk terus “menyuapi” muridnya. Ingatlah, disiplin belajar harus
dimulai dari rumah. Sebab disiplin akan membuat anak belajar mengontrol diri
dan bertanggungjawab. Anak akan dapat memilih perbuatan yang baik dan yang
buruk.
- Tumbuhkan rasa Percaya diri
Rasa
percaya diri pada anak akan dibentuk melalui suasana lingkuan. Lingkungannya
kondusif yang memberi kepercayaan kepada anak untuk melakukan aktivitasnya
namun dibekali dengan tanggungjawab. Peran orangtua untuk memberi contoh yang
baik dan membetulkan perilaku anak yang menyimpang. Dalam hal ini anak diberi
kebebasan namun masih dalam control orangtua.
Pujian dan sanjungan akan membuat anak bangga dan merasa
percaya diri bahwa yang dilakukan itu benar. Membeiarkan anak-anak untuk
berkreasi sesuai dengan keinginannya, akan membuat mereka percaya diri dalam
melakukan sesuatu dan menjadi mandiri. Anak tidak boleh dicegah dalam
berkreasi, karena akan membawa dampak buruk kepada anak dan menjadi tidak
percaya diri serta takut dalam mengerjakan sesuatu.
Jauhkan kata-kata mencela seperti “Bodoh sekali” dan yang jelek
lainnya, karena celaan ini akan tertanam dalam diri anak. Sebisa mungkin memuji
yang bagus, seperti “Pintar, Cakep, Cantik, Sayang” biarpun mereka salah satu belum
bias mengerjakan sesuatu. Pujian tersebut akan membawa dampak baik kepada anak
dan bias membuat anak merasa nyaman dan ingin berusaha kembali dalam
mengerjakan sesuatu.
Berikan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan percaya
diri anak, seperti mengerjakan pekerjaan rumah (PR) atau membersihkan tempat
tidur. Memujilah yang baik kepada anak seperti “bukan begini pintar” atau
“sayang jangan begini mengerjakannya.” . Berikan cara-cara mengerjakan
pekerjaan rumah yang benar dan vara membereskan tempat tidur yang benar dengan
kasih saying dan cinta kasih.
Berikan kegiatan-kegiatan rumah atau sekolah untuk
mengerjakannya sendiri. Ini merupakan usaha untuk menumbuhkan sikap percaya
diri anak lebih cepat dan membuat anak tidak banyak manja atau bergantung
kepada orang tua.
C. Penutup
Penting bagi orang tua
untuk melakukan beberapa hal, agar anaknya mampu berjiwa mandiri, sebagai
konsep bagi kita selaku orang tua untuk mencoba
menerapkan hal-hal penting dibawah ini :
1.
Hargai
anak sebagaiman kita mengahargai orang seusia kita
2.
Jangan
mengolok-oloknya apabila melakukan keslahan.
3.
Sanjunglah
anak dengan kata –kata yang menyejukan hati anak sehingga dengan sendirinya
akan tumbuh kepercayaan terhadap dirinya.
4.
Tanamkan
sikap mementingkan kepentingan orang lain
5.
Berikan
kepercayaan kepada anak dalam melakukan sesuatu yang kita anggap bahwa anak itu
mampu melakukannya, sebagai orangtua kita jangan ada rasa kekhawatiran dan
ketakutan yang berlebihan. Dan anak nantinya tidak bergantung kepada orang
lain.
6.
Adakan
komunikasi yang berkesinambungan anatara orang tua dengan anak, paling tidak
jika kita sibuk luangkanlah waktu barang sedikit saja untuk berkomunikasi
dengan anak, sebagai sikap kita memperhatikan dan menghargainya.
7.
Sebagai
orang tua yang baik adalah mebiasakan dalam memberikan contoh perilaku yang
baik di hadapan anak, sebab keluarga adalah pondasi pembiasan yang akan selalu
terekam dalam benak anak.
Mudah-mudahan kita dapat
mencobanya dan sehingga kita menjadi orang tua atau guru yang baik bagi anak
didiknya.
0 Response to "KONSEP PENDIDIKAN AGAR ANAK MEMILIKI KEMANDIRIAN"
Post a Comment