BAGAIMANA MENUMBUHKAN SEMANGAT MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA?



MENUMBUHKAN SEMANGAT MEMBACA
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA 
(KAJIAN LAPORAN KNM)



BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Permasalahan
Kerja Nyata Mahasiswa (KNM) merupakan suatu realisasi dari ilmu yang dipelajari di Lembaga Pendidikan Tinggi yang mana mahasiswa mampu menghadapi dan memberikan jalan pemecahannya yang terjadi pada masyarakat dalam semua aspek kehidupan sehari-hari.
Pengabdian pada masyarakat sebagai bagian dari Tri Dharma Peguruan Tinggi, yang diwujudkan secara nyata oleh mahasiswa sebagai Civitas Akademika suatu perguruan tinggi. Pengabdian itu tidak bisa sendiri-sendiri melainkan harus merupakan suatu kesatuan yang utuh dan berintegrasi dengan struktur budaya masyarakat yang terprogram dengan baik, hal ini harus disesuaikan dengan tingkat keilmuan dan jurusan yang dipelajarinya.
Salah satu implementasi dalam Kerja Nyata Mahasiswa (KNM) merupakan suatu kegitan intrakurikuler yang wajib dilaksanakan seluruh mahasiswa dalam sebuah perguruan tinggi. Salah satu kegitan pada masyarakat dalam upaya meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap permasalahan yang timbul di masyarakat, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tinggi harus peka serta memahami fenomena actual terhadap dimensi permasalahan yang ada di masyarakt.
Berdasarkan hal tersebut di atas, jelas bahwa mahasiswa adalah sebagai pemberi motivasi, dan yang menerima materi dari kehidupan yang sebenarnya. Semestinya kegiatan Kerja Nyata Mahasiswa (KNM) akan disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki setiap individu.
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Majalengka, menggarap persoalan-persoalan yang ada kaitannya dengan kebahasaan.
Pentingnya bahasa sebagai pengantar dalam pendidikan, menjadikan bahasa mempunyai peranan yang signifikan dalam menentukan pemahaman materi oleh peserta didik. Oleh karena itu, melalui bahasa seorang peserta didik dapat lebih cepat memahami isi atau materi pelajaran, atau bahkan sebaliknya, melalui bahasa yang kurang dipahami, peserta didik dapat mengalami kesulitan dalam memahami materi atau isi pelajaran.
Keterampilan berbahasa bagi guru mutlak diperlukan disamping kompetensi-kompetensi lainnya. Hal ini berkaitan dengan peran guru sebagai transfer of knowledge dimana guru harus mampu menyampaikan materi pelajaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti guru tersebut mampu menyampaikan materi dan dipahami oleh peserta didik secara inheren. Sedangkan efisien berarti adanya penggunaan waktu dan alat yang relative sederhana.
Efektivitas penyampaian materi dapat diukur melalui pencapaian tujuan-tujuan instruksional yang dicapai oleh peserta didik. Peran bahasa dalam pencapaian tersebut sangat signifikan, baik pada saat penyampaian materi maupun sampai materi tersebut disajikan dalam seperangkat bahan uji.
Pentingnya metode atau cara penyampaian dalam dunia pendidikan mendorong penulis untuk memaparkannya dalam sebuah laporan KNM di Desa Rawa, Kecamatan Cingambul, Kabupaten Majalengka dengan judul Menumbuhkan Semangat Membaca Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SDN I Rawa Desa Rawa Kecamatan Cingambul.

I.II Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Apa pengertian dari minat baca?
2.      Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan rendahnya minat baca di kalangan peserta didik?
3.      Bagaimana upaya menumbuhkan minat baca sejak masa anak-anak?
I.III Tujuan dan Sasaran KNM
1.      Tujuan
      Tujuan Kerja Nyata Mahasiswa (KNM) adalah sebagai berikut:
a.       Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diterimanya di dalam kehidupan masyarakat.
b.      Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang berharga, melalui keterlibatannya dalam masyarakat secara langsung dalam menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi permasalahan pembangunan secara pragmatis.
c.       Mahasiswa dapat berperan dalam upaya untuk menumbuhkan, mempercepat gerak pembangunan berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
d.      Perguruan Tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi tekno struktur dalam masyarakat. Yang lebih menghayati kondisi, gerak permasalahan yang kompleks yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.
e.       Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah, instansi teknis masyarakat, sehingga perguruan tinggi dapat lebih berperan dan menyesuaikan kegiatan pendidikan serta penelitiannya dengan tuntutan nyata dari masyarakat.
f.       Meningkatkan dan memberdayakan perguruan tinggi agar betul-betul mmpu memberikan hasil atau informasi yang diperlukan pemerintah daerah.

2.      Sasaran
Kerja Nyata Mahasiswa (KNM) mempunyai tiga kelompok sasaran, yaitu mahasiswa, masyarakat dan perguruan tinggi.
a.       Mahasiswa
1.      Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan pembangunan dan pengembangan kepada masyarakat berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pragmatis.
2.      Memberikan pengalaman belajar dan bekerja sebagai kader pembangunan sehingga akan menumbuhkan sikap profesional pada diri mahasiswa dalam arti peningkatan keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan.
3.      Mendewasakan cara berfikir sera meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam melakukan penelaahan ilmiah.
4.      Membina mahasiswa menjadi motivator, dinamisator dan problem solver.

b.      Masyarakat
1.      Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan.
2.      Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan, merumuskan dan melaksanakan pembangunan.
3.      Memperoleh masukan dalam menggali dan menumbuhkan potensi swadaya masyarakat, sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
4.      Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di dalam masyarakat untuk menjamin kelanjutan upaya pembangunan.

c.       Perguruan Tinggi
1.      Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswa dengan proses pembangunan di tengah-tengah masyarakat, sehingga kurikulum materi perkuliahan dan pengembangan ilmu yang di asuh di perguruan tinggi dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan nyata dari pembangunan.
2.      Meningkatkan, memperluas dan mempercepat kerjasama dengan instansi atau lembaga lain yang terkait melalui rintisan kerjasama dari mahasiswa yang melakukan KNM.

I.IV Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode
Metode penelitian adalah merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencari kebenaran ilmiah yang didasarkan pada data yang diperlukan, dalam hal ini penyususnan menggunakan metode deskriptif, karena metode ini menuliskan secara sistematis tentang sesuatu, gejala atau keadaan pada suatu wilayah saat penelitian dilakukan untuk mencoba memecahkannya. Hal ini seperti dikemukakan oleh Muhammad Ali (1987:120) sebagai berikut:
“Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan klasifikasi dan analisis pengolahan data, membuat kesimpulan serta laporan dengan tujuan utama untuk mendapat gambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi”.
2. Teknik Pengumpulan Data
Mengenai penggunaan teknik pengumpulan dara yang penulis gunakan dalam penyusunan laporan ini sebagai berikut:
1.      Teknik Observasi
Artinya penulis dapat langsung melihat, mengamati dan mempelajari sumber dara memlui penjelasan seseorang atau diagram yang telah ada.
Sutrisno Hadi (1989:136) mengemukakan “Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematika terhadap fenomena-fenomena yang sedang diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung.”
2.      Teknik Wawancara
Artinya penulis dapat menanykan langsung secara berangsur kepada pihak tertentu yang akan dijadikan bahan pertimbangan terhadap bahan penelitian.
Sutrisno Hadi (1991:1994) mengemukakan interview dapat dipandang sebagai metoda pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis berlandaskan kepada tujuan penelitian.
3.      Teknik Komunikasi Langsung
Artinya teknik dimana peneliti langsung mengumpulkan data dengan jalan mengadakan komunikasi langsung dengan subjek penelitian baik dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan. Hal ini dikemukakan oleh Winardo Surahmad (1990:162). Teknik ini digunakan penulis sebagai interview yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penulis yang sebelumnya diajukan secara lisan.
4.      Teknik Komunikasi Tak Langsung
Teknik ini dikemukakan oleh Winarno Surahmad (1990:169), sebagai berikut: Teknik komunikasi tak langsung yaitu teknik dimana peneliti mengumpulkan dara dengan subjek penyelidikan dengan perantara alat, baik alat yang sudah tersedia maupun alat yang khusus untuk keperluan itu pelaksanaannya dalam situasi buatan.

BAB II
KAJIAN TEORITIS

II.I Minat dan Aktivitas Membaca Siswa
Banyak orang mendefinisikan minat dengan berbagai macam definisi. Namun pada kesempatan ini akan dikemukakan definisi menurut Paul A. Witty. Menurut Paul A. Witty minat adalah ciri-ciri keinginan yang dilakukan melalui tindakan oleh seorang individu yang dicobanya melalui objek yang dipilihnya, kegiatannya, keterampilannya, dan ditujukan pada hal-hal yang disukai.
Definisi minat yang lain, minat adalah karakter yang diatur dari pengalaman yang memaksa seseorang untuk mencari fakta-fakta objektif, kegiatan, pengertian, kecakapan atau pengalaman.
Minat sama dengan kecenderungan watak seseorang untuk berusaha terus menerus dalam mencapai suatu tujuan. Pertama, menyebabkan tumbuhnya minat biasanya adalah faktor motivasi dan faktor pengalaman.
Dengan beberapa penelitian kita dapat menyalurkan minat seseorang, khususnya anak pada sesuatu yang diminatinya, dan kalau memungkinkan, sebagai seorang pendidik, kita dapat mengarahkannya pada suatu keterampilan membaca.
Minat membaca seorang anak perlu sekali dikembangkan. Prosedur belajar mengajar yang telah dirancang oleh pendidik dapat digunakan seefektif mungkin untuk memahami minat. Menumbuhkan minat baca seorang anak dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1.      Dengan membacakan cerita-cerita lucu pada saat anak belajar membaca permulaan.
2.      Dengan cara membuat daftar minat baca anak.
3.      Dengan melakukan test interviu/psikotest.
Menurut hasil penyelidikan di Amerika pada tahun 1893 kurang lebih dua ratus pelajar sangat gemar membaca. Pada saat itu telah dipercayai bahwa belajar bisa dibangkitkan dan ditumbuhkan melalui kegitan membaca, yang kegiatannya bisa dilaksanakan secara efektif dan menyenangkan.
Ditahun 1925 Terman dan Lima menyimpulkan hasil penyelidikannya, bahwa sangat baik menumbuhkan minat baca karena dapat menumbuhkan kecerdasan dan meningkatkan daya imajinasi. Terman mengidentifikasikan faktor-faktor yang bisa mengembangkan minat baca seorang anak, yaitu: usia, kesehatan, perkembangan fisik, lingkungan, perkembangan mental, dan jenis kelamin.
Menurut penyelidikan murid-murid SD di sekitar Universitas North Western AS menunjukkan bahwa mereka akan melakukan sesuatu bergantung pada apa yang diminatinya. Hal tersebut tentunya kita maklumi, karena minat sangat memegang peranan penting dalam menentukan langkah yang akan kita kerjakan. Walaupun motivasinya sangat kuat, tetapi jika minat tidak ada tentu kita tidak akan melakukan sesuatu yang dimotivasikan pada kita.
Begitu pula halnya kedudukan minat dalam membaca menduduki tingkat teratas, karena tanpa minat seseorang sukar akan melakukan kegiatan membaca. Anak perempuan kebanyakan minat dalam belajarnya cukup tinggi dibanding dengan anak laki-laki. Mempelajari minat siswa khususnya dalam membaca tidak lain karena dapat dijadikan petunjuk dalam proses belajar mengajar. Kita dapat mengetahui mengapa seseorang rajin belajar? Karena ia mempunyai cita-cita yang sangat diharapkan misalnya. Kenyataan membuktikan bahwa dengan membaca seseorang dapat berhasil meraih apa yang diharapkannya, dan hal ini dapat mendorong anak untuk berminat membaca.

II.II Prestasi Belajar Siswa
Prestasi Belajar merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil proses belajar. Memahami pengertian proses belajar, secara garis besar harus bertitik tolak kepad pengertian belajar itu sendiri. Menurut Winkel (1996:162) Mengatakan bahwa “ Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Berdasarkan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam prestasi belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tngggi rendahnya prestasi belajar sisiwa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar :
1.      Faktor Intern, Meliputi : 
-          Kecerdasan
-          Bakat
-          Minat
-          Motivasi
2.      Faktor ekstern
-          Keadaan keluarga
-          Keadaan sekolah
-          Lingkungan masyarakat
-          Fase dan teknik yang efektif dalam belajar

BAB III
OBJEK KNM

III.I Sejarah Singkat Desa Rawa
Menurut keterangan dari sesepuh Desa Rawa tentang asal mula terjadinya nama Desa Rawa ialah bahwa nama tersebut berasal dari suatu daerah dimana daerah tersebut rimbun dengan pepohonan yang besar-besar. Karena rimbunnya pepohonan tersebut, maka di daerah sekitar tersebut banyak timbulnya mata air (air tanah) yang membasahi daerah sekitarnya terusmenerus karena pada daerah tersebut tidak ada saluran air yang mengalir, maka daerah itu menjadi tanah yang kedap air serta berupa persawahan dan orang-orang di sekitarnya menyebutnya dengan sebutan ranca.
Sedangkan menurut Hidosfer bahwa ranca itu sendiri adalah merupakan lapisan air yang berada di permukaan tanah yang bukan perairan. Sedangkan sebutan ranca itu sendiri di artikan sebagai rawa. Sehingga sampai sekarang orang-orang menyebutnya dengan sebutan rawa yang artinya daerah yang kedap air yang merupakan satu diantara lapisan Hidosfer.
Adapun yang pernah manjabat sebagai kepala Desa Rawa diantaranya adalah sebagai berikut :
H. Yunus                                             daritahun …… s/d 1840
H. Kosim                                             daritahun 1841 s/d 1913
Raden Suma Sari                                daritahun 1914 s/d 1930
Raden Amarta Dilaga                         daritahun 1931 s/d 1939
K. H. Zaenal Abidin                           daritahun 1940 s/d 1949
Raden Darta miharja                           daritahun 1950 s/d 1969
Omon Rahman                                    daritahun 1970 s/d 1981
A. Nasihin                                           daritahun 1981 s/d 1993
Adolf Entan Abdul Syukur                daritahun 1993 s/d 2011
Suparjo                                                daritahun 2012 s/d sekarang
Desa Rawa termasuk dalam wilayah Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka, terletak di bagian selatan Kabupaten Majalengka, dan paling barat dari Kecamatan Cingambul. Adapun Desa Rawa berbatasan dengan :
Tabel 1
Batas-batas Wilayah Desa Rawa
NO
LETAK BATASA DESA
DESA
1
Sebelah Utara
Sindang
2
Sebelah Selatan
Maniis
3
Sebelah Barat
Cidadap
4
Sebelah Timur
Nagara Kembang

III.II Letak Geografis dan Keadaan Orbitasi
            Desa Rawa termasuk ke wilayah Kecamaatn Cingambul Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Secara geografis letaknya Persegi panjang dan berbatasan dengan desa-desa lain, sehingga cukup stategis sebagai desa yang menghubungkan desa-desa yang ada di kecamatan cingambul.

PETA WILAYAH DESA RAWA
           
Keadaan sarana transportasi Desa Rawa sangat mendukung kemajuan perekonomian desa, prasarana transportasi terdiri dari jalan aspal 1,2 km dan jembatan beton dengan kondisi yang baik .
            Jarak tempuh dari pusat pemerintahan ke Desa Rawa adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Orbitasi dan Jarak Tempuh
NO
ORBITAS
JARAK TEMPUH
1
Jarak dari pusat Pemerintahan Kecamatan
3 KM
2
Jarak dari Kabupaten / Kotamadya
29 KM
3
Jarak Ibu kota Provinsi
133 

III.III Keadaan Wilayah
1.      Keadaan Tanah dan Topografi
            Secara geografis, Desa Rawa adalah merupakan wilayah pegunungan/dataran  dengan ketinggian 500 Mdpl, yang terdiri dari persawahan dan perkebunan dengan di suplay oleh 5 buah mata air yaitu mata air Cipanas, mata air Cianda, mata air Cipenggas, mata air Cilalakina dan mata air Lebak Monyet serta di dukung pula oleh mudahnya air bawah tanah yang cukup mudah untuk didapat.
Tabel 3
Luas Lahan Desa Rawa Menurut Klasifikasi
Tahun 2008-2010
Klasifikasi Tanah
Luas Lahan (Ha)
2008
2009
2010
Irigasi Teknis
-
-
-
Irigasi 1/2 Teknis
98
98
98
Irigasi Sederhana
-
-
-
Tadah Hujan
57
57
57
Tanah perkebunan rakyat
28,334
28,334
28,334
Tanah fasilitas umum kas desa
0,315
0,315
0,315
Tanah fasilitas umum lapangan
0,050
0,050
0,050
Tanah fasilitas umum perkantoran pemerintah
0,250
0,250
0,250
Tanah fasilitas umum lainnya
9,569
9,569
9,569
Tanah Hutan produksi
36
36
36

2.      Keadaan Iklim
Curah hujan tahunan rata-rata di Desa Rawa Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka berkisar antara 2.400 mm – 3.800 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan sebanyak 11 hari/bulan. Angin pada umumnya bertiup dari arah Selatan dan Tenggara, kecuali pada bulan April sampai dengan Juli bertiup dari arah Barat Laut dengan kecepatan antara 3 - 6 knot (1 Knot = 1.285 m/jam). Dengan rincian musim sebagai berikut :

Tabel 4
Kalender Musim
Bulan
Jan
feb
Mart
Apr
Mei
Juni
Juli
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
Kegiatan












Angin
X



X
X
X





Hujan
X







x
x
x
x
Pengolahan Kebun


x
x








Tanam
X










x
Panen




X
X






Paceklik


x
x




x
x


Penyakit


x






x


Kerja Keluar Desa


x
x




x
x


Pemasaran Hasil Pertanian






X




X


3.      Keadaan Sosial Ekonomi
a.      Pemerintahan Desa Rawa
            Pemerintah Desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada rakyat melalui Badan Perwakilan Desa (BPD) dibantu oleh Pamong Desa yang terdiri dari sekertaris desa, kaur umum, kaur ekbang, kaur kesra, kaur pemerintahan kaur keuangan dan empat kepala dusun.


Tabel 5
Keadaan Perangkat Desa Berdasarkan Daftar Urutan Kepangkatan
NO.
Nama
Jabatan
1
Suparjo
Kepala Desa
2
Wawan
Sekretaris Desa
3
Nurhadin
Kaur Keuangan
4
Yoyon
Kaur Ekbang
5
Heri Iskandar S.Pd.I.
Kaur Kesra
6
Burhanudin
Kaur Pemerintahan
7
Nana Sudiana
Kaur Umum
8
Dedeng Suharta
Kepala dusun 1
9
Nana Sudiana
Kepala dusun 2
10
Ahidin
Kepala dusun 3
11
Apipudin
Kepala dusun 4


b.      Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk        Desa Rawa sampai dengan akhir tahun 2010 sebesar 5635 jiwa dengan kepadatan rata-rata 0,6 jiwa/Kilometer persegi. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Majalengka sebesar 0,84 persen. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan.
Jumlah penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk dan kepadatan penduduk di Desa Rawa selama kurun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6
Jumlah Penduduk, Desa Rawa Tahun 2006-2010
PENDUDUK
2006
2007
2008
2009
2010*)
Jumlah (Jiwa)
5269
5335
5418
5557
5635
Laki-laki (Jiwa)
2654
2696
2749
2797
2847
Perempuan (Jiwa)
2615
2629
2669
2760
2788

Sedangkan penduduk berdasarkan umur adalah sebagai beikut :
Tabel 7
Penduduk Desa Rawa Menurut Umur
Tahun 2008-2010
Umur
Penduduk Menurut Umur
2008
2009
2010
7 – 12  th
556
601
625
13 -15  th
321
300
296
16 – 18 th
318
301
301
19 -24  th
588
614
626

Tabel 8
Perkembangan Capaian Pembangunan 
Desa Rawa Tahun 2008-2010
No.
INDIKATOR
2008
2009
2010
1
PENDIDIKAN




- Yang Melanjutkan ke SLTP
345
130
447

- Yang Melanjutkan ke SLTA
52
42
90

- Buta Hurup/Aksara
38
20
19
2
KESEHATAN




- Jumlah Balita ke Posyandu
474
485
543

- Jumlah Kematian Bayi
-
-
-

- Jumlah Kematian Ibu Melahirkan
-
-
1
3
Jumlah Penduduk

5335
5418
5635
4
Penduduk Miskin Sasaran (KK)
( R T M S )
693
675
608
5
Pendapatan Asli Desa (PADesa)
32.000.000
32.000.000
32.000.000



c.       Keadaan Ekonomi
Peningkatan perekonomian masyarakat dapat pula dilihat dari pola hidup dan sarana penunjang kehidupan sehari-hari, dimana untuk menunjang aktifitas kehidupan sehari hari di Desa Rawa terdapat peningkatan yang cukup signifikan pemilik kendaraan baik kendaran roda dua maupu kendaraan roda empat. Kendaraan roda dua sampai saat ini tercatat 330 motor, dan mobil 60 buah.
Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, berbagai upaya telah dilakukan, baik melalui pemenuhan sarana infrastrukturnya seperti, irigasi maupun dalam pengembangan usaha lain seperti budidaya ikan Nila, Pada saat ini melalui binaan Dinas pertanian, sedang dikembangkan budidaya ikan nila baik dalam bentuk pendederan bibit maupun dalam bentuk pembesaran dengan jumlah kolam 20 kolam pembesaran dan 2 kolam pendederan /pembibitan dengan kapasitas produksi 9 ton sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dalam bidang peternakan, pada saat ini di desa Rawa terdapat 10 ekor sapi, 400 ekor domba, 1000 ayam dan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui bidang peternakan yang disesuaikan pada kebutuhan pasar. Disamping pemanfatan potensi yang sudah diolah, masih banyak potensi-potensi desa yang diharapkan manakala diolah dengan baik akan dapat mendorong percepatan peningkatan perekonomian masyarakat seperti diantaranya Kebun Rakyat dengan luas 122 ha. manakala dikelola dengan baik diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat juga meningkatkan pendapatan desa.
Untuk pemasaran hasil perekonomian masyarakat, pada saat ini hasil produksi padi dijual di desa melalui para tengkulak, produksi sayur mayur dijual ke pasar Tradisional yang berjarak 3 km dan untuk penjualan produksi perikanan dan peternakan melalui bandar yang datang langsung kepada para peternak.
Sebagai penunjang perekonomian dan sosial budaya masyarakat tersedia jalan desa 2 km dengan kondisi baik/kurang baik, jalan menuju wilayah pertanian 700 m dengan kondisi Rusak serta jalan penghubung antar blok/dusun sepanjang 500 m dengan kondisi Rusak.
Secara umum luas lahan dan capaian hasil pertanian di Desa Rawa Kecamatan Cingambul adalah sebgai berikut :
Tabel 9
Produksi Peternakan
Desa Rawa Tahun 2008-2010
Komoditas
Produksi (Ton)
2008
2009
2010
1. Telur :
-
-
-
    - Ayam Ras



    - Ayam Kampung



    - Itik



2. Susu
-
-
-
3. Daging :
28000
18000
17500
    - Sapi



    - Kerbau



    - Domba



    - Kambing



    - Ayam Pedaging



    - Ayam Buras




Tabel 10
Produksi Perikanan
Desa Rawa Tahun 2008-2010
Komoditas
Produksi (Ton)
2008
2009
2010

Gurame
-
-
-

Mas
9
8
6

Nila
17
13
19

Nilem
-
-
-

Tambak
-
-
-

Tawes
-
-



Secara sederhana, lembaga ekonomi di desa rawa dapat diklasifikasikan kedalam Sector agraris yang meliputi sector pertanian, seperti sawah, perladangan, perikanan, dan pertenakan. (Gathering/pengumpulan) yaitu proses pengumpulan barang atau sumberdaya alam dari lingkungannya yang semua kegiatan tersebut masuk dalam suatu wadah yaitu gabungan kelompok tani (gapoktan), kelembagaan ekonomi secara formal seperti koperasi masyarakat maupun koperasi industri memang belum ada.
Kelembagaan Ekonomi yang ada di Desa ini terdapat dalam table dibawah ini:

Tabel 12
Kelembagaan Ekonomi
NO.
Uraian
Jumlah
1
Koperasi
-
2
Industri Kerajinan
-
3
Industri Pakaian
-
4
Industri kue kering
52 unit
5
Warung Klontongan
16 unit
6
Angkutan
 Unit
7
Pedagang
-
8
Peternak
9 unit
9
Perikanan
5 unit
10
Simpan Pinjam
-

4.      Keadaan Pendidikan
              Peningkatan Pembangunan bidang pendidikan dilaksanakan dalam upaya pencapaian program Wajib Belajar 9 tahun melalui pendidikan formal maupun non formal, serta terus mendorong dan meningkatkan kesadaran warga masyarakat untuk terus melanjutkan sekolah baik ke SLTA atau ke jejnjang pendidikan yang lebih tinggi/ perguruan tinggi.
              Komposisi penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan, pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 759 orang, SLTP sebanyak 360 orang, SLTA sebanyak 180 orang, D1/D3 sebesar 16  orang, dan Universitas atau perguruan tinggi sebanyak 22 orang.

Tabel 12
Persentase Penduduk Desa Rawa Menurut Jenjang Pendidikan yang Ditamatkan
Tahun 2008-2010
Jenjang Pendidikan
Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan
 yang Ditamatkan (%)
2008
2009
2010
Tidak punya



SD
1314
3052
3461
SLTP
345
385
417
SLTA
52
72
85
D1 / D3
14
16
20
Universitas
13
11
21

Berdasarkan Kelompok umur yang harus mendapatkan jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Usia 7-12 tahun yaitu sebanyak 570 orang, yang diikuti oleh usia 13-15 tahun sebesar 293 orang dan usia 16-18 tahun sebesar 276 orang.
Tabel 13
Jumlah Penduduk Desa Rawa Menurut Kelompok Usia Sekolah
Tahun 2008-2010
Kelompok Usia Sekolah
Penduduk Menurut
Kelompok Usia Sekolah (Jiwa)
2008
2009
2010
7-12   tahun
556
601
625
13-15 tahun
321
300
296
16-18 tahun
318
301
301
19-24 tahun
588
614
626
JUMLAH




Sarana prasarana dan tenaga pengajar sebagai pendukung peningkatan pendidikan, pada tahun 2010 jumlah bangunan TK/Kober sebanyak 2/1 buah, bangunan SD/MI sebanyak 3/1 buah, SMP/MTs sebanyak 1 buah. Sedangkan untuk sarana pendidikan SMU terdekat 1 km yang letaknya berada di luar Desa.


BAB IV
PEMBAHASAN

IV.I Gambaran Umum SDN Rawa I Desa Rawa
SDN Rawa I beralamatkan di Rt 02 Rw 02 Desa Rawa Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka. Sekolah tersebut didirikan pada tahun 1986 dengan jumlah murid sampai Tahun Pelajaran 2011-2012 berjumlah 184 orang. Dengan jumlah tenaga pengajar cukup memenuhi syarat dalam standar pelajaran.
Adapun sarana dan prasarana SDN Rawa I Desa Rawa Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah yang seperti dalam table dibawah ini :
Tabel 14
Data Keadaan Sarana dan Prasarana SDN Rawa I
Tahun Pelajran 2011-2012
No.
Jenis Sarana
Baik
Sedang
Rusak
Jumlah
1.
Meja Murid
ü   
-
-
92
2.
Kursi Murid
ü   
-
-
184
3.
Lemari
ü   
-
-
8
4.
Meja Guru
ü   
-
-
6
5.
Kursi Guru
ü   
-
-
6
6.
Papan Tulis
ü   
-
-
6
7.
Kursi Tamu
ü   
-
-
3

Tabel 15
Data Keadaan Guru dan Kepala Sekolah
SDN Rawa I Tahun Pelajaran 2011-2012
No.
Nama
Tugas Sekolah
Keterangan
1.
Teti Sri Bonewati, S.Pd.
Kepala Sekolah
PNS
2.
Praptono S.Pd.Sd
Guru kelas III
PNS
3.
H. Julyati
Guru Kelas I
PNS
4.
Supriyana, S.Pd.I
Guru PAI
PNS
5.
Cicih Runingsih, S.Pd.Sd
Guru Kelas V
PNS
6.
Dede Abdul Rois, S.Pd.I
Guru Kelas VI
PNS
7.
Rika Emiyati, S.Pd.Sd
Guru Kelas IV
PNS
8.
Ade Nurul Ikhsan, S.Pd.
Guru Olahraga
PNS
9.
Ani Sumarni, S.Pd.
Guru KelasII
PNS
10.
Ade Supriatna, S.Pd.
Guru B.Inggris
Sukwan


Lingkungan sekitar SDN Rawa I Desa Rawa Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka adalah:
1.      Sebelah utara pemukiman warga.
2.      Sebelah selatan SDN Rawa II.
3.      Sebelah timur area pesawahan
4.      Sebelah barat pemukiman warga

Bagan 2
Denah SDN Rawa I Tahun Pelajaran 2011-2012


IV.II Pembahasan
Masalah minat baca sampai saat ini masih menjadi tema yang cukup aktual. Tema ini sering dijadikan topik pertemuan ilmiah dan diskusi oleh para pemerhati dan para pakar yang peduli terhadap perkembangan minat baca Indonesia. Namun hasil tersebut belum memberikan suatu rekomendasi yang tepat bagi perkembangan yang signifikan terhadap minat baca masyarakat.
Upaya menumbuhkan minat baca bukannya tidak dilakukan. Pemerintah melalui lembaga yang relevan telah mencanangkan program minat baca. Hanya saja yang dilakukan oleh pemerintah maupun institusi swasta untuk menumbuhkan minat baca belum optimal. Oleh karena itu, dengan menumbuhkan minat baca sejak anak-anak, diharapkan budaya membaca masyarakat Indonesia dapat ditingkatkan.
Bacaan yang kurang memikat dan minimnya sarana perpustakaan sekolah menjadi factor utama penyebab minat baca siswa rendah. sekolah tidak selalu mampu menumbuhkan kebiasaan membaca bagi para siswanya.Sementara itu dengan kondisi kualitas buku pelajaran yang memprihatinkan, padatnya kurikulum, dan metode pembelajaran yang menekankan hafalan materi justru membunuh minat membaca. Menurut Prof. Dr. Riris. K. Tohasarumpaet, Guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia ini melihat, sekolah tidak memadai sebagai tempat untuk menumbuhkan minat baca anak didik. Oleh karena itu solusi terbaik dalam membuka jalan pikiran seorang siswa agar mereka mempunyai wawsan yang luas adalah dengan cara membaca. Agar siswa dapat membaca buku secara ajeg, maka kepada mereka perlu disediakan bahan bacaan yang cukup koleksinya.
Berdasarkan bebarapa kajian literature dan artikel yang diakses dari internet, ada beberapa indikator yang dapat diidentifikasikan sebagai faktor yang mempengaruhi minat baca masyarakat Indonesia, sebagai berikut:
1.      Dari berbagi sumber informasi yang dapat dipercaya, menunjukan ada indikasi bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006 yang menunjukan bahwa masyarakat kita belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi.
2.      Fakta tersebut diatas juga  didukung oleh berbagai penelitian tentang yang dilakkukan di Indonesia.
3.      Disamping itu menurut Third International Mathematis And Science Studi (TIMMS), kemampuan matematika para siswa SLTP kita berada pada urutan 34 dari 38 Negara dan kemampuan IPA berada pada uurutan 32 dari 38.
Ada banyak alasan yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab rendahnya minat masyarakat di Indonesia, sebagai berikut:
1.      Masih rendahnya kemahiran membaca siswa di sekolah
2.      Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat anak-anak/siswa/mahasiswa harus membaca buku (lebih banyak lebih baik ), mencari informasi/pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan, mengapresiasi karya-karya ilmiah, filsafat, sastra, dan sebagainya.
3.      Banyaknya jenis hiburan, permainan (game), dan tayangan TV yang mengalihkan perhahtian anak-anak dan orang dewasa dari buku.
4.      Banyaknya tempat hiburan yang menghabiskan waktu seperti taman rekreasi, tempat karaoke, night club, mall, supermarket, play station.
5.      Budaya baca memang belum perbah diwariskan nenek moyang kita.
6.      Para ibu senantiasa disibukan berbagai kegiatan upacara keagamaan serta membantu tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga setiap hari waktu luang sangat minim bahkan hamper tidak ada untuk membantu anak membaca buku.
7.      Sarana untuk untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan, masih merupakan barang aneh dan langka.
8.      Harga buku yang relative masih mahal yang tidak sebangding dengan daya beli masyarakat.
9.      Belum adanya lembaga atau institusi yang secara formal khusus menangani minat baca.
10.  Minimnya koleksi buku perpustakaan serta kondisi perpustakaan yang tidak memberikan iklim yang kondusip bagi tumbuhnya minat baca pengunjung yang memanfaatkan jasa peerpustakaan.
11.  Minimnya pengunjung ke perpustakaan.
Adapun beberapa strategi yang diterapkan untuk menumbuhkan minat baca anak antara lain dilakukan dengan cara:
1.      Proses pembelajaran di sekolah harus bisa mengarahklan kepada peserta didik untuk rajin membaca buku dengan memanfaatkan literature yang ada di perpoustakaan atau sumber baca lainnya.
2.      Menekan harga buku bacaan maupun buku pelajaran agar terjangkau oleh daya beli masyarakat.
3.      Buku bacaan dikemas dengan gambar-gambar yang menarik.
4.      Menciptakan lingkungan yang kondusip bagi tumbuhnya minat baca anak-anak.
5.      Menumbuhkan minat baca sejak dini.
6.      Meningkatkan frekuensi pameran buku di setiap kota / kabupaten dengan melibatkan penerbit, LSM, perpustakaan, masyarakat pecinta buku, DEPDIKNAS dan Sekolah-sekolah.
7.      Dirumah orang tua memberikan contoh membaca untuk anak-anak.
Bagi orang tua ada tips yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat baca anak, yaitu sebagai beriktu :
1.        Sediakan untuk membacakan buku untuk anak anda setiap hari.
2.        Kelilingi anak-anak anda dengan berbagai buku bacaan.
3.        Buatlah waktu membaca bersama keluarga.
4.        Berikan dukungan pada berbagai aktifitas membaca mereka.
5.        Biasakan pergi ke perpustakaan.
6.        Ikuti terus perkembangan membaca anak anda.
7.        Perlu diperhatikan oleh orang tua, apakah mereka ada kesulitan dalam membaca buku bacaannya.
8.        Mencari pertolongan secepatnya jika ada masalah dalam membaca.
9.        Pakailah cara yang bervariasi untuk membaca anak anda.
10.    Perlihatkan antusias anda saat anak membaca buku bacaan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.I Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan tentang minat baca sejak masa anak-anaktersebut di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.      Bahwa minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak masih rendah. Mereka lebih senang mencari hiburan atau tempat berlibur dibandingkan dengan membaca buku di perpustakaan.
2.      Minat baca perlu ditumbuhkan sejak anak usia dini. Sejak mereka telah bisa membaca.
3.      Sekolah dan guru belum membudidayakan siswa untuk menggunakan perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar. Sehingga siswa sangat rendah apresiasinya terhadap karya sastra maupun karya tulis lainnya.
4.      Minimnya koleksi buku-buku di perpustakaan. Di samping itu, perpustakaan yang ada tidak dikelola secara profesional.
5.      Jumlah perpustakaan tidak sepadan dengan jumlah penduduk di Indonesia.
6.      Siswa SDN malongpong masih memiliki minat baca yang kurang, sehingga perlu adanya bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak khususnya orang tua.

V.II Saran
Sebagai mahasiswa yang akan terjun di tengah-tengah masyarakat banyak, dengan berbagai gejala-gejala atau permasalahan-permasalahan yang timbul dalam masyarakat itu sendiri kita harus mampu berpartisipasi/mengeluarkan pendapat untuk pemecahan masalah sosial tersebut. Intinya kita sebagai mahasiswa yang berwawasan tinggi harus kritis dan tanggap terhadap gejala-gejala sosial dalam masyarakat. Tentunya kita harus terus berusaha belajar mengenal tentang lingkungan dan masyarakat. Tentunya kita harus terus berusaha belajar mengenal tentang lingkungan dan masyarakat. Terutama tempat dimana kita melakukan interaksi. Misalnya : keluarga, tetangga dan masyarakat setempat.
Melalui Program Kerja Nyata Mahaiswa (KNM)  ini kita diharapkan dapat menjadi mahluk sosial yang mampu berinteraksi langsung dengan masyarakat banyak. Supaya kita bisa melakukan penelitian terhadap gejala-gejala yang ada di masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan dan dibuatkan hasilnya dalam bentuk laporan. Sehingga ketika terjun ke masyarakat, kita bisa menjadi orang yang mampu memecahkan segala permasalahan sosial yang timbul dalam masyarakat dengan bekal pengetahuan yang luas.

V.III DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 1987. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Angkasa
Karyono Hari. Menumbuhkan Minat Baca Sejak Usia   Dini
Tampubolon D.P.Edisi Ke-2 1990. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien. Bandung:Angkasa.










0 Response to "BAGAIMANA MENUMBUHKAN SEMANGAT MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA? "