MENUMBUHKAN SEMANGAT MEMBACA
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR SISWA
(KAJIAN LAPORAN KNM)
BAB I
PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang Permasalahan
Kerja
Nyata Mahasiswa (KNM) merupakan suatu realisasi dari ilmu yang dipelajari di
Lembaga Pendidikan Tinggi yang mana mahasiswa mampu menghadapi dan memberikan
jalan pemecahannya yang terjadi pada masyarakat dalam semua aspek kehidupan
sehari-hari.
Pengabdian
pada masyarakat sebagai bagian dari Tri Dharma Peguruan Tinggi, yang diwujudkan
secara nyata oleh mahasiswa sebagai Civitas Akademika suatu perguruan tinggi.
Pengabdian itu tidak bisa sendiri-sendiri melainkan harus merupakan suatu
kesatuan yang utuh dan berintegrasi dengan struktur budaya masyarakat yang
terprogram dengan baik, hal ini harus disesuaikan dengan tingkat keilmuan dan
jurusan yang dipelajarinya.
Salah
satu implementasi dalam Kerja Nyata Mahasiswa (KNM) merupakan suatu kegitan
intrakurikuler yang wajib dilaksanakan seluruh mahasiswa dalam sebuah perguruan
tinggi. Salah satu kegitan pada masyarakat dalam upaya meningkatkan kepedulian
mahasiswa terhadap permasalahan yang timbul di masyarakat, dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan tinggi harus peka serta memahami fenomena actual
terhadap dimensi permasalahan yang ada di masyarakt.
Berdasarkan
hal tersebut di atas, jelas bahwa mahasiswa adalah sebagai pemberi motivasi,
dan yang menerima materi dari kehidupan yang sebenarnya. Semestinya kegiatan
Kerja Nyata Mahasiswa (KNM) akan disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang
dimiliki setiap individu.
Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Majalengka, menggarap persoalan-persoalan yang ada
kaitannya dengan kebahasaan.
Pentingnya
bahasa sebagai pengantar dalam pendidikan, menjadikan bahasa mempunyai peranan
yang signifikan dalam menentukan pemahaman materi oleh peserta didik. Oleh
karena itu, melalui bahasa seorang peserta didik dapat lebih cepat memahami isi
atau materi pelajaran, atau bahkan sebaliknya, melalui bahasa yang kurang
dipahami, peserta didik dapat mengalami kesulitan dalam memahami materi atau
isi pelajaran.
Keterampilan
berbahasa bagi guru mutlak diperlukan disamping kompetensi-kompetensi lainnya.
Hal ini berkaitan dengan peran guru sebagai transfer
of knowledge dimana guru harus mampu menyampaikan materi pelajaran secara
efektif dan efisien. Efektif berarti guru tersebut mampu menyampaikan materi
dan dipahami oleh peserta didik secara inheren. Sedangkan efisien berarti adanya penggunaan waktu dan
alat yang relative sederhana.
Efektivitas penyampaian materi dapat diukur melalui
pencapaian tujuan-tujuan instruksional yang dicapai oleh peserta didik. Peran
bahasa dalam pencapaian tersebut sangat signifikan, baik pada saat penyampaian
materi maupun sampai materi tersebut disajikan dalam seperangkat bahan uji.
Pentingnya
metode atau cara penyampaian dalam dunia pendidikan mendorong penulis untuk
memaparkannya dalam sebuah laporan KNM di Desa Rawa, Kecamatan Cingambul,
Kabupaten Majalengka dengan judul Menumbuhkan Semangat Membaca Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di
SDN I Rawa Desa Rawa Kecamatan Cingambul.
I.II
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Apa
pengertian dari minat baca?
2.
Faktor-faktor
apa sajakah yang menyebabkan rendahnya minat baca di kalangan peserta didik?
3.
Bagaimana
upaya menumbuhkan minat baca sejak masa anak-anak?
I.III
Tujuan dan Sasaran KNM
1. Tujuan
Tujuan Kerja Nyata
Mahasiswa (KNM) adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa
dapat mengaplikasikan ilmu yang diterimanya di dalam kehidupan masyarakat.
b. Mahasiswa
memperoleh pengalaman belajar yang berharga, melalui keterlibatannya dalam
masyarakat secara langsung dalam menemukan, merumuskan, memecahkan dan
menanggulangi permasalahan pembangunan secara pragmatis.
c. Mahasiswa
dapat berperan dalam upaya untuk menumbuhkan, mempercepat gerak pembangunan
berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
d.
Perguruan
Tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi tekno struktur dalam masyarakat. Yang
lebih menghayati kondisi, gerak permasalahan yang kompleks yang dihadapi oleh
masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.
e.
Meningkatkan
hubungan antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah, instansi teknis
masyarakat, sehingga perguruan tinggi dapat lebih berperan dan menyesuaikan
kegiatan pendidikan serta penelitiannya dengan tuntutan nyata dari masyarakat.
f.
Meningkatkan
dan memberdayakan perguruan tinggi agar betul-betul mmpu memberikan hasil atau
informasi yang diperlukan pemerintah daerah.
2. Sasaran
Kerja
Nyata Mahasiswa (KNM) mempunyai tiga kelompok sasaran, yaitu mahasiswa,
masyarakat dan perguruan tinggi.
a. Mahasiswa
1. Memberikan
keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan pembangunan dan pengembangan
kepada masyarakat berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pragmatis.
2. Memberikan
pengalaman belajar dan bekerja sebagai kader pembangunan sehingga akan
menumbuhkan sikap profesional pada diri mahasiswa dalam arti peningkatan
keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan.
3. Mendewasakan
cara berfikir sera meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam melakukan
penelaahan ilmiah.
4. Membina
mahasiswa menjadi motivator, dinamisator dan problem solver.
b. Masyarakat
1. Memperoleh
bantuan pemikiran dan tenaga, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam
merencanakan dan melaksanakan pembangunan.
2. Memperoleh
cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan, merumuskan dan melaksanakan
pembangunan.
3. Memperoleh
masukan dalam menggali dan menumbuhkan potensi swadaya masyarakat, sehingga
mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
4. Terbentuknya
kader-kader penerus pembangunan di dalam masyarakat untuk menjamin kelanjutan
upaya pembangunan.
c. Perguruan
Tinggi
1. Memperoleh
umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswa dengan proses pembangunan
di tengah-tengah masyarakat, sehingga kurikulum materi perkuliahan dan
pengembangan ilmu yang di asuh di perguruan tinggi dapat lebih disesuaikan
dengan tuntutan nyata dari pembangunan.
2. Meningkatkan,
memperluas dan mempercepat kerjasama dengan instansi atau lembaga lain yang
terkait melalui rintisan kerjasama dari mahasiswa yang melakukan KNM.
I.IV Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode
Metode penelitian adalah merupakan suatu cara yang
digunakan untuk mencari kebenaran ilmiah yang didasarkan pada data yang diperlukan,
dalam hal ini penyususnan menggunakan metode deskriptif, karena metode ini
menuliskan secara sistematis tentang sesuatu, gejala atau keadaan pada suatu
wilayah saat penelitian dilakukan untuk mencoba memecahkannya. Hal ini seperti
dikemukakan oleh Muhammad Ali (1987:120) sebagai berikut:
“Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya
memecahkan atau menjawab permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi pada
situasi sekarang dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan klasifikasi
dan analisis pengolahan data, membuat kesimpulan serta laporan dengan tujuan
utama untuk mendapat gambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam
suatu deskriptif situasi”.
2.
Teknik Pengumpulan Data
Mengenai penggunaan teknik pengumpulan dara yang penulis
gunakan dalam penyusunan laporan ini sebagai berikut:
1. Teknik
Observasi
Artinya
penulis dapat langsung melihat, mengamati dan mempelajari sumber dara memlui
penjelasan seseorang atau diagram yang telah ada.
Sutrisno
Hadi (1989:136) mengemukakan “Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematika terhadap fenomena-fenomena yang sedang diselidiki
baik secara langsung maupun tidak langsung.”
2. Teknik
Wawancara
Artinya
penulis dapat menanykan langsung secara berangsur kepada pihak tertentu yang
akan dijadikan bahan pertimbangan terhadap bahan penelitian.
Sutrisno
Hadi (1991:1994) mengemukakan interview dapat dipandang sebagai metoda
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara
sistematis berlandaskan kepada tujuan penelitian.
3. Teknik
Komunikasi Langsung
Artinya
teknik dimana peneliti langsung mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
komunikasi langsung dengan subjek penelitian baik dalam situasi sebenarnya
maupun situasi buatan. Hal ini dikemukakan oleh Winardo Surahmad (1990:162).
Teknik ini digunakan penulis sebagai interview yang berupa
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penulis yang sebelumnya diajukan
secara lisan.
4. Teknik
Komunikasi Tak Langsung
Teknik
ini dikemukakan oleh Winarno Surahmad (1990:169), sebagai berikut: Teknik
komunikasi tak langsung yaitu teknik dimana peneliti mengumpulkan dara dengan
subjek penyelidikan dengan perantara alat, baik alat yang sudah tersedia maupun
alat yang khusus untuk keperluan itu pelaksanaannya dalam situasi buatan.
BAB
II
KAJIAN
TEORITIS
II.I
Minat dan Aktivitas Membaca Siswa
Banyak orang mendefinisikan minat dengan berbagai macam definisi. Namun pada kesempatan ini akan dikemukakan definisi
menurut Paul A. Witty. Menurut Paul A. Witty minat adalah ciri-ciri keinginan
yang dilakukan melalui tindakan oleh seorang individu yang dicobanya melalui
objek yang dipilihnya, kegiatannya, keterampilannya, dan ditujukan pada hal-hal
yang disukai.
Definisi minat yang lain, minat adalah karakter yang diatur dari pengalaman
yang memaksa seseorang untuk mencari fakta-fakta objektif, kegiatan,
pengertian, kecakapan atau pengalaman.
Minat sama dengan kecenderungan watak seseorang untuk berusaha terus
menerus dalam mencapai suatu tujuan. Pertama, menyebabkan tumbuhnya minat biasanya adalah faktor motivasi dan
faktor pengalaman.
Dengan beberapa penelitian kita dapat menyalurkan minat seseorang,
khususnya anak pada sesuatu yang diminatinya, dan kalau memungkinkan, sebagai
seorang pendidik, kita dapat mengarahkannya pada suatu keterampilan membaca.
Minat membaca seorang anak perlu sekali dikembangkan. Prosedur belajar
mengajar yang telah dirancang oleh pendidik dapat digunakan seefektif mungkin
untuk memahami minat. Menumbuhkan minat baca seorang anak dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu:
1.
Dengan
membacakan cerita-cerita lucu pada saat anak belajar membaca permulaan.
2.
Dengan
cara membuat daftar minat baca anak.
3.
Dengan
melakukan test interviu/psikotest.
Menurut hasil penyelidikan di Amerika pada tahun 1893 kurang lebih dua
ratus pelajar sangat gemar membaca. Pada saat itu telah dipercayai bahwa
belajar bisa dibangkitkan dan ditumbuhkan melalui kegitan membaca, yang
kegiatannya bisa dilaksanakan secara efektif dan menyenangkan.
Ditahun 1925 Terman dan Lima menyimpulkan hasil penyelidikannya, bahwa
sangat baik menumbuhkan minat baca karena dapat menumbuhkan kecerdasan dan
meningkatkan daya imajinasi. Terman mengidentifikasikan faktor-faktor yang bisa
mengembangkan minat baca seorang anak, yaitu: usia, kesehatan, perkembangan
fisik, lingkungan, perkembangan mental, dan jenis kelamin.
Menurut penyelidikan murid-murid SD di sekitar Universitas North Western AS
menunjukkan bahwa mereka akan melakukan sesuatu bergantung pada apa yang
diminatinya. Hal tersebut tentunya kita maklumi, karena minat sangat memegang
peranan penting dalam menentukan langkah yang akan kita kerjakan. Walaupun
motivasinya sangat kuat, tetapi jika minat tidak ada tentu kita tidak akan
melakukan sesuatu yang dimotivasikan pada kita.
Begitu pula halnya kedudukan minat dalam membaca menduduki tingkat teratas,
karena tanpa minat seseorang sukar akan melakukan kegiatan membaca. Anak
perempuan kebanyakan minat dalam belajarnya cukup tinggi dibanding dengan anak
laki-laki. Mempelajari minat siswa khususnya dalam membaca tidak lain karena
dapat dijadikan petunjuk dalam proses belajar mengajar. Kita dapat mengetahui
mengapa seseorang rajin belajar? Karena ia mempunyai cita-cita yang sangat
diharapkan misalnya. Kenyataan membuktikan bahwa dengan membaca seseorang dapat
berhasil meraih apa yang diharapkannya, dan hal ini dapat mendorong anak untuk
berminat membaca.
II.II
Prestasi Belajar Siswa
Prestasi Belajar
merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan
belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil proses belajar. Memahami
pengertian proses belajar, secara garis besar harus bertitik tolak kepad
pengertian belajar itu sendiri. Menurut Winkel (1996:162) Mengatakan bahwa “
Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan
seseorang dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang
dicapainya”. Berdasarkan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak,
dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam prestasi belajar mengajar.
Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam
mempelajari materi. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tngggi rendahnya
prestasi belajar sisiwa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar :
1.
Faktor Intern, Meliputi :
-
Kecerdasan
-
Bakat
-
Minat
-
Motivasi
2. Faktor
ekstern
-
Keadaan keluarga
-
Keadaan sekolah
-
Lingkungan masyarakat
-
Fase
dan teknik yang efektif dalam belajar
BAB III
OBJEK KNM
III.I Sejarah Singkat
Desa Rawa
Menurut keterangan
dari sesepuh Desa Rawa tentang asal mula terjadinya nama Desa Rawa ialah bahwa nama
tersebut berasal dari suatu daerah dimana daerah tersebut rimbun dengan pepohonan
yang besar-besar. Karena rimbunnya pepohonan tersebut, maka di daerah sekitar tersebut
banyak timbulnya mata air (air tanah) yang membasahi daerah sekitarnya terusmenerus
karena pada daerah tersebut tidak ada saluran air yang mengalir, maka daerah itu
menjadi tanah yang kedap air serta berupa persawahan dan orang-orang di
sekitarnya menyebutnya dengan sebutan ranca.
Sedangkan
menurut Hidosfer bahwa ranca itu sendiri adalah merupakan lapisan air yang
berada di permukaan tanah yang bukan perairan. Sedangkan sebutan ranca itu
sendiri di artikan sebagai rawa. Sehingga sampai sekarang orang-orang
menyebutnya dengan sebutan rawa yang artinya daerah yang kedap air yang
merupakan satu diantara lapisan Hidosfer.
Adapun yang
pernah manjabat sebagai kepala Desa Rawa diantaranya adalah sebagai berikut :
H.
Yunus daritahun
…… s/d 1840
H.
Kosim daritahun
1841 s/d 1913
Raden
Suma Sari daritahun
1914 s/d 1930
Raden
Amarta Dilaga daritahun
1931 s/d 1939
K.
H. Zaenal Abidin daritahun
1940 s/d 1949
Raden
Darta miharja daritahun
1950 s/d 1969
Omon
Rahman daritahun
1970 s/d 1981
A.
Nasihin daritahun 1981 s/d 1993
Adolf
Entan Abdul Syukur daritahun
1993 s/d 2011
Suparjo daritahun
2012 s/d sekarang
Desa
Rawa termasuk dalam wilayah Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka, terletak
di bagian selatan Kabupaten Majalengka, dan paling barat dari Kecamatan
Cingambul. Adapun Desa Rawa berbatasan dengan :
Tabel 1
Batas-batas Wilayah Desa Rawa
NO
|
LETAK
BATASA DESA
|
DESA
|
1
|
Sebelah Utara
|
Sindang
|
2
|
Sebelah
Selatan
|
Maniis
|
3
|
Sebelah
Barat
|
Cidadap
|
4
|
Sebelah
Timur
|
Nagara
Kembang
|
III.II Letak Geografis dan Keadaan
Orbitasi
Desa
Rawa termasuk ke wilayah Kecamaatn Cingambul Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa
Barat. Secara geografis letaknya Persegi panjang dan berbatasan dengan
desa-desa lain, sehingga cukup stategis sebagai desa yang menghubungkan
desa-desa yang ada di kecamatan cingambul.
PETA
WILAYAH DESA RAWA
Keadaan sarana
transportasi Desa Rawa sangat mendukung kemajuan perekonomian desa, prasarana
transportasi terdiri dari jalan aspal 1,2 km dan jembatan beton dengan kondisi
yang baik .
Jarak tempuh dari pusat pemerintahan ke Desa Rawa adalah
sebagai berikut :
Tabel
2
Orbitasi dan Jarak
Tempuh
NO
|
ORBITAS
|
JARAK
TEMPUH
|
1
|
Jarak
dari pusat Pemerintahan Kecamatan
|
3
KM
|
2
|
Jarak
dari Kabupaten / Kotamadya
|
29
KM
|
3
|
Jarak
Ibu kota Provinsi
|
133
|
III.III
Keadaan Wilayah
1. Keadaan
Tanah dan Topografi
Secara
geografis, Desa Rawa adalah merupakan wilayah pegunungan/dataran dengan ketinggian 500 Mdpl, yang terdiri dari
persawahan dan perkebunan dengan di suplay oleh 5 buah mata air yaitu
mata air Cipanas, mata air Cianda, mata air Cipenggas, mata air Cilalakina dan mata air Lebak Monyet serta di
dukung pula oleh mudahnya air bawah tanah yang cukup mudah untuk didapat.
Tabel 3
Luas Lahan
Desa Rawa Menurut Klasifikasi
Tahun 2008-2010
Klasifikasi
Tanah
|
Luas Lahan
(Ha)
|
||
2008
|
2009
|
2010
|
|
Irigasi Teknis
|
-
|
-
|
-
|
Irigasi 1/2 Teknis
|
98
|
98
|
98
|
Irigasi Sederhana
|
-
|
-
|
-
|
Tadah Hujan
|
57
|
57
|
57
|
Tanah
perkebunan rakyat
|
28,334
|
28,334
|
28,334
|
Tanah
fasilitas umum kas desa
|
0,315
|
0,315
|
0,315
|
Tanah
fasilitas umum lapangan
|
0,050
|
0,050
|
0,050
|
Tanah fasilitas umum perkantoran pemerintah
|
0,250
|
0,250
|
0,250
|
Tanah
fasilitas umum lainnya
|
9,569
|
9,569
|
9,569
|
Tanah
Hutan produksi
|
36
|
36
|
36
|
2. Keadaan
Iklim
Curah hujan tahunan rata-rata
di Desa Rawa Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka berkisar antara 2.400 mm
– 3.800 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan sebanyak 11 hari/bulan. Angin pada
umumnya bertiup dari arah Selatan dan Tenggara, kecuali pada bulan April sampai
dengan Juli bertiup dari arah Barat Laut dengan kecepatan antara 3 - 6 knot (1
Knot = 1.285 m/jam). Dengan rincian musim sebagai berikut :
Tabel 4
Kalender Musim
Bulan
|
Jan
|
feb
|
Mart
|
Apr
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Ags
|
Sept
|
Okt
|
Nov
|
Des
|
Kegiatan
|
||||||||||||
Angin
|
X
|
X
|
X
|
X
|
||||||||
Hujan
|
X
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|||||||
Pengolahan Kebun
|
x
|
x
|
||||||||||
Tanam
|
X
|
x
|
||||||||||
Panen
|
X
|
X
|
||||||||||
Paceklik
|
x
|
x
|
x
|
x
|
||||||||
Penyakit
|
x
|
x
|
||||||||||
Kerja Keluar Desa
|
x
|
x
|
x
|
x
|
||||||||
Pemasaran Hasil
Pertanian
|
X
|
X
|
3. Keadaan
Sosial Ekonomi
a. Pemerintahan
Desa Rawa
Pemerintah
Desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya bertanggung jawab kepada rakyat melalui Badan Perwakilan Desa
(BPD) dibantu oleh Pamong Desa yang terdiri dari sekertaris desa, kaur umum,
kaur ekbang, kaur kesra, kaur pemerintahan kaur keuangan dan empat kepala
dusun.
Tabel 5
Keadaan Perangkat Desa
Berdasarkan Daftar Urutan Kepangkatan
NO.
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Suparjo
|
Kepala Desa
|
2
|
Wawan
|
Sekretaris Desa
|
3
|
Nurhadin
|
Kaur Keuangan
|
4
|
Yoyon
|
Kaur Ekbang
|
5
|
Heri Iskandar S.Pd.I.
|
Kaur Kesra
|
6
|
Burhanudin
|
Kaur Pemerintahan
|
7
|
Nana Sudiana
|
Kaur Umum
|
8
|
Dedeng Suharta
|
Kepala dusun 1
|
9
|
Nana Sudiana
|
Kepala dusun 2
|
10
|
Ahidin
|
Kepala dusun 3
|
11
|
Apipudin
|
Kepala dusun 4
|
b. Keadaan
Penduduk
Jumlah penduduk Desa
Rawa sampai dengan akhir tahun 2010 sebesar 5635 jiwa dengan kepadatan
rata-rata 0,6 jiwa/Kilometer persegi. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Majalengka sebesar 0,84 persen. Hal ini menunjukkan bahwa laju
pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan.
Jumlah penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk dan kepadatan
penduduk di Desa Rawa selama kurun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6
Jumlah Penduduk, Desa Rawa Tahun 2006-2010
PENDUDUK
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010*)
|
Jumlah (Jiwa)
|
5269
|
5335
|
5418
|
5557
|
5635
|
Laki-laki (Jiwa)
|
2654
|
2696
|
2749
|
2797
|
2847
|
Perempuan (Jiwa)
|
2615
|
2629
|
2669
|
2760
|
2788
|
Sedangkan penduduk berdasarkan umur adalah sebagai beikut
:
Tabel 7
Penduduk Desa Rawa Menurut Umur
Tahun 2008-2010
Umur
|
Penduduk Menurut Umur
|
||
2008
|
2009
|
2010
|
|
7 – 12 th
|
556
|
601
|
625
|
13 -15 th
|
321
|
300
|
296
|
16 – 18 th
|
318
|
301
|
301
|
19 -24 th
|
588
|
614
|
626
|
Tabel 8
Perkembangan Capaian Pembangunan
Desa Rawa Tahun 2008-2010
No.
|
INDIKATOR
|
2008
|
2009
|
2010
|
1
|
PENDIDIKAN
|
|
|
|
|
-
Yang Melanjutkan ke SLTP
|
345
|
130
|
447
|
|
-
Yang Melanjutkan ke SLTA
|
52
|
42
|
90
|
|
- Buta Hurup/Aksara
|
38
|
20
|
19
|
2
|
KESEHATAN
|
|
|
|
|
- Jumlah Balita ke Posyandu
|
474
|
485
|
543
|
|
- Jumlah Kematian Bayi
|
-
|
-
|
-
|
|
- Jumlah Kematian Ibu Melahirkan
|
-
|
-
|
1
|
3
|
Jumlah Penduduk
|
5335
|
5418
|
5635
|
4
|
Penduduk Miskin Sasaran
(KK)
(
R T M S )
|
693
|
675
|
608
|
5
|
Pendapatan Asli Desa (PADesa)
|
32.000.000
|
32.000.000
|
32.000.000
|
c. Keadaan
Ekonomi
Peningkatan perekonomian
masyarakat dapat pula dilihat dari pola hidup dan sarana penunjang kehidupan
sehari-hari, dimana untuk menunjang aktifitas kehidupan sehari hari di Desa
Rawa terdapat peningkatan yang cukup signifikan pemilik kendaraan baik kendaran
roda dua maupu kendaraan roda empat. Kendaraan roda dua sampai saat ini
tercatat 330 motor, dan mobil 60 buah.
Untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat, berbagai upaya telah dilakukan, baik melalui pemenuhan sarana
infrastrukturnya seperti, irigasi maupun dalam pengembangan usaha lain seperti
budidaya ikan Nila, Pada saat ini melalui binaan Dinas pertanian, sedang
dikembangkan budidaya ikan nila baik dalam bentuk pendederan bibit maupun dalam
bentuk pembesaran dengan jumlah kolam 20 kolam pembesaran dan 2 kolam
pendederan /pembibitan dengan kapasitas produksi 9 ton sehingga diharapkan akan
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dalam bidang peternakan, pada
saat ini di desa Rawa terdapat 10 ekor sapi, 400 ekor domba, 1000 ayam dan
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui bidang peternakan yang
disesuaikan pada kebutuhan pasar. Disamping pemanfatan potensi yang sudah diolah,
masih banyak potensi-potensi desa yang diharapkan manakala diolah dengan baik
akan dapat mendorong percepatan peningkatan perekonomian masyarakat seperti
diantaranya Kebun Rakyat dengan luas 122 ha. manakala dikelola dengan baik
diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat juga meningkatkan
pendapatan desa.
Untuk pemasaran hasil
perekonomian masyarakat, pada saat ini hasil produksi padi dijual di desa
melalui para tengkulak, produksi sayur mayur dijual ke pasar Tradisional yang
berjarak 3 km dan untuk penjualan produksi perikanan dan peternakan melalui
bandar yang datang langsung kepada para peternak.
Sebagai penunjang perekonomian
dan sosial budaya masyarakat tersedia jalan desa 2 km dengan kondisi
baik/kurang baik, jalan menuju wilayah pertanian 700 m dengan kondisi Rusak
serta jalan penghubung antar blok/dusun sepanjang 500 m dengan kondisi Rusak.
Secara umum luas lahan dan
capaian hasil pertanian di Desa Rawa Kecamatan Cingambul adalah sebgai berikut
:
Tabel 9
Produksi Peternakan
Desa
Rawa Tahun 2008-2010
Komoditas
|
Produksi
(Ton)
|
||
2008
|
2009
|
2010
|
|
1. Telur :
|
-
|
-
|
-
|
- Ayam Ras
|
|
|
|
- Ayam
Kampung
|
|
|
|
- Itik
|
|
|
|
2. Susu
|
-
|
-
|
-
|
3. Daging :
|
28000
|
18000
|
17500
|
- Sapi
|
|
|
|
- Kerbau
|
|
|
|
- Domba
|
|
|
|
- Kambing
|
|
|
|
- Ayam
Pedaging
|
|
|
|
- Ayam Buras
|
|
|
|
Tabel
10
Produksi
Perikanan
Desa Rawa Tahun 2008-2010
Komoditas
|
Produksi (Ton)
|
|||
2008
|
2009
|
2010
|
||
Gurame
|
-
|
-
|
-
|
|
Mas
|
9
|
8
|
6
|
|
Nila
|
17
|
13
|
19
|
|
Nilem
|
-
|
-
|
-
|
|
Tambak
|
-
|
-
|
-
|
|
Tawes
|
-
|
-
|
|
Secara sederhana, lembaga ekonomi di desa rawa dapat
diklasifikasikan kedalam Sector agraris yang meliputi sector pertanian, seperti
sawah, perladangan, perikanan, dan pertenakan. (Gathering/pengumpulan) yaitu
proses pengumpulan barang atau sumberdaya alam dari lingkungannya yang semua
kegiatan tersebut masuk dalam suatu wadah yaitu gabungan kelompok tani
(gapoktan), kelembagaan ekonomi secara formal seperti koperasi masyarakat
maupun koperasi industri memang belum ada.
Kelembagaan Ekonomi
yang ada di Desa ini terdapat dalam table dibawah ini:
Tabel 12
Kelembagaan Ekonomi
NO.
|
Uraian
|
Jumlah
|
1
|
Koperasi
|
-
|
2
|
Industri
Kerajinan
|
-
|
3
|
Industri
Pakaian
|
-
|
4
|
Industri
kue kering
|
52
unit
|
5
|
Warung
Klontongan
|
16
unit
|
6
|
Angkutan
|
Unit
|
7
|
Pedagang
|
-
|
8
|
Peternak
|
9
unit
|
9
|
Perikanan
|
5
unit
|
10
|
Simpan
Pinjam
|
-
|
4.
Keadaan
Pendidikan
Peningkatan Pembangunan bidang pendidikan dilaksanakan
dalam upaya pencapaian program Wajib Belajar 9 tahun melalui pendidikan formal
maupun non formal, serta terus mendorong dan meningkatkan kesadaran warga
masyarakat untuk terus melanjutkan sekolah baik ke SLTA atau ke jejnjang
pendidikan yang lebih tinggi/ perguruan tinggi.
Komposisi penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang
ditamatkan, pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 759 orang, SLTP
sebanyak 360 orang, SLTA sebanyak 180 orang, D1/D3 sebesar 16 orang, dan Universitas atau perguruan tinggi
sebanyak 22 orang.
Tabel
12
Persentase Penduduk Desa Rawa Menurut Jenjang Pendidikan
yang Ditamatkan
Tahun
2008-2010
Jenjang
Pendidikan
|
Penduduk Menurut Jenjang
Pendidikan
yang Ditamatkan (%)
|
||
2008
|
2009
|
2010
|
|
Tidak punya
|
|
|
|
SD
|
1314
|
3052
|
3461
|
SLTP
|
345
|
385
|
417
|
SLTA
|
52
|
72
|
85
|
D1 / D3
|
14
|
16
|
20
|
Universitas
|
13
|
11
|
21
|
Berdasarkan Kelompok umur yang harus mendapatkan jenjang
pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Usia 7-12
tahun yaitu sebanyak 570 orang, yang diikuti oleh usia 13-15 tahun sebesar 293
orang dan usia 16-18 tahun sebesar 276 orang.
Tabel 13
Jumlah Penduduk Desa Rawa Menurut Kelompok Usia Sekolah
Tahun 2008-2010
Kelompok Usia Sekolah
|
Penduduk Menurut
Kelompok Usia Sekolah (Jiwa)
|
||
2008
|
2009
|
2010
|
|
7-12 tahun
|
556
|
601
|
625
|
13-15 tahun
|
321
|
300
|
296
|
16-18 tahun
|
318
|
301
|
301
|
19-24 tahun
|
588
|
614
|
626
|
JUMLAH
|
|
|
|
Sarana
prasarana dan tenaga pengajar sebagai
pendukung peningkatan pendidikan, pada tahun 2010 jumlah bangunan TK/Kober sebanyak 2/1 buah, bangunan SD/MI
sebanyak 3/1
buah, SMP/MTs sebanyak 1 buah.
Sedangkan untuk sarana pendidikan SMU terdekat 1 km yang letaknya berada di
luar Desa.
BAB
IV
PEMBAHASAN
IV.I
Gambaran Umum SDN Rawa I Desa Rawa
SDN Rawa I beralamatkan
di Rt 02 Rw 02 Desa Rawa Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka. Sekolah
tersebut didirikan pada tahun 1986 dengan jumlah murid sampai Tahun Pelajaran 2011-2012 berjumlah 184 orang. Dengan jumlah tenaga pengajar cukup memenuhi syarat dalam
standar pelajaran.
Adapun sarana dan prasarana SDN Rawa I Desa Rawa Tahun Pelajaran 2011/2012
adalah yang seperti dalam table dibawah ini :
Tabel
14
Data
Keadaan Sarana dan Prasarana SDN Rawa I
Tahun Pelajran 2011-2012
No.
|
Jenis Sarana
|
Baik
|
Sedang
|
Rusak
|
Jumlah
|
1.
|
Meja
Murid
|
ü
|
-
|
-
|
92
|
2.
|
Kursi
Murid
|
ü
|
-
|
-
|
184
|
3.
|
Lemari
|
ü
|
-
|
-
|
8
|
4.
|
Meja
Guru
|
ü
|
-
|
-
|
6
|
5.
|
Kursi
Guru
|
ü
|
-
|
-
|
6
|
6.
|
Papan
Tulis
|
ü
|
-
|
-
|
6
|
7.
|
Kursi
Tamu
|
ü
|
-
|
-
|
3
|
Tabel 15
Data
Keadaan Guru dan Kepala Sekolah
SDN
Rawa I Tahun Pelajaran 2011-2012
No.
|
Nama
|
Tugas Sekolah
|
Keterangan
|
1.
|
Teti Sri Bonewati, S.Pd.
|
Kepala Sekolah
|
PNS
|
2.
|
Praptono
S.Pd.Sd
|
Guru kelas III
|
PNS
|
3.
|
H.
Julyati
|
Guru Kelas I
|
PNS
|
4.
|
Supriyana,
S.Pd.I
|
Guru PAI
|
PNS
|
5.
|
Cicih
Runingsih, S.Pd.Sd
|
Guru Kelas V
|
PNS
|
6.
|
Dede
Abdul Rois, S.Pd.I
|
Guru Kelas VI
|
PNS
|
7.
|
Rika
Emiyati, S.Pd.Sd
|
Guru Kelas IV
|
PNS
|
8.
|
Ade
Nurul Ikhsan, S.Pd.
|
Guru Olahraga
|
PNS
|
9.
|
Ani
Sumarni, S.Pd.
|
Guru KelasII
|
PNS
|
10.
|
Ade
Supriatna, S.Pd.
|
Guru B.Inggris
|
Sukwan
|
Lingkungan
sekitar SDN Rawa I Desa Rawa Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka adalah:
1. Sebelah
utara pemukiman warga.
2.
Sebelah
selatan SDN Rawa II.
3. Sebelah
timur area pesawahan
4. Sebelah
barat pemukiman warga
Bagan
2
Denah SDN Rawa I Tahun Pelajaran 2011-2012
IV.II
Pembahasan
Masalah minat baca
sampai saat ini masih menjadi tema yang cukup aktual. Tema ini sering dijadikan
topik pertemuan ilmiah dan diskusi oleh para pemerhati dan para pakar yang
peduli terhadap perkembangan minat baca Indonesia. Namun hasil tersebut
belum memberikan suatu rekomendasi yang tepat bagi perkembangan yang signifikan
terhadap minat baca masyarakat.
Upaya menumbuhkan minat
baca bukannya tidak dilakukan. Pemerintah
melalui lembaga yang relevan telah mencanangkan program minat baca. Hanya saja
yang dilakukan oleh pemerintah maupun institusi swasta untuk menumbuhkan minat
baca belum optimal. Oleh karena itu, dengan menumbuhkan minat baca sejak
anak-anak, diharapkan budaya membaca masyarakat Indonesia dapat ditingkatkan.
Bacaan yang kurang memikat dan minimnya sarana perpustakaan sekolah menjadi
factor utama penyebab minat baca siswa rendah. sekolah tidak selalu mampu
menumbuhkan kebiasaan membaca bagi para siswanya.Sementara itu dengan kondisi
kualitas buku pelajaran yang memprihatinkan, padatnya kurikulum, dan metode
pembelajaran yang menekankan hafalan materi justru membunuh minat membaca.
Menurut Prof. Dr. Riris. K. Tohasarumpaet, Guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya Universitas Indonesia ini melihat, sekolah tidak memadai sebagai tempat
untuk menumbuhkan minat baca anak didik. Oleh karena itu solusi terbaik dalam
membuka jalan pikiran seorang siswa agar mereka mempunyai wawsan yang luas
adalah dengan cara membaca. Agar siswa dapat membaca buku secara ajeg, maka
kepada mereka perlu disediakan bahan bacaan yang cukup koleksinya.
Berdasarkan bebarapa kajian literature dan artikel yang diakses dari
internet, ada beberapa indikator yang dapat diidentifikasikan sebagai faktor
yang mempengaruhi minat baca masyarakat Indonesia, sebagai berikut:
1.
Dari
berbagi sumber informasi yang dapat dipercaya, menunjukan ada indikasi bahwa
minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari data
yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006 yang menunjukan
bahwa masyarakat kita belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama
mendapatkan informasi.
2.
Fakta
tersebut diatas juga didukung oleh
berbagai penelitian tentang yang dilakkukan di Indonesia.
3.
Disamping
itu menurut Third International Mathematis And Science Studi (TIMMS), kemampuan
matematika para siswa SLTP kita berada pada urutan 34 dari 38 Negara dan
kemampuan IPA berada pada uurutan 32 dari 38.
Ada banyak alasan yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab rendahnya
minat masyarakat di Indonesia, sebagai berikut:
1.
Masih
rendahnya kemahiran membaca siswa di sekolah
2.
Sistem
pembelajaran di Indonesia belum membuat anak-anak/siswa/mahasiswa harus membaca
buku (lebih banyak lebih baik ), mencari informasi/pengetahuan lebih dari apa
yang diajarkan, mengapresiasi karya-karya ilmiah, filsafat, sastra, dan
sebagainya.
3. Banyaknya
jenis hiburan, permainan (game), dan tayangan TV yang mengalihkan perhahtian
anak-anak dan orang dewasa dari buku.
4. Banyaknya
tempat hiburan yang menghabiskan waktu seperti taman rekreasi, tempat karaoke, night club, mall, supermarket, play
station.
5. Budaya
baca memang belum perbah diwariskan nenek moyang kita.
6. Para
ibu senantiasa disibukan berbagai kegiatan upacara keagamaan serta membantu
tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga setiap hari waktu luang sangat minim
bahkan hamper tidak ada untuk membantu anak membaca buku.
7. Sarana
untuk untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan, masih
merupakan barang aneh dan langka.
8. Harga
buku yang relative masih mahal yang tidak sebangding dengan daya beli
masyarakat.
9.
Belum
adanya lembaga atau institusi yang secara formal khusus menangani minat baca.
10. Minimnya koleksi buku perpustakaan serta kondisi
perpustakaan yang tidak memberikan iklim yang kondusip bagi tumbuhnya minat
baca pengunjung yang memanfaatkan jasa peerpustakaan.
11. Minimnya
pengunjung ke perpustakaan.
Adapun beberapa
strategi yang diterapkan untuk menumbuhkan minat baca anak antara lain
dilakukan dengan cara:
1. Proses
pembelajaran di sekolah harus bisa mengarahklan kepada peserta didik untuk rajin
membaca buku dengan memanfaatkan literature yang ada di perpoustakaan atau
sumber baca lainnya.
2. Menekan
harga buku bacaan maupun buku pelajaran agar terjangkau oleh daya beli
masyarakat.
3.
Buku
bacaan dikemas dengan gambar-gambar yang menarik.
4.
Menciptakan
lingkungan yang kondusip bagi tumbuhnya minat baca anak-anak.
5.
Menumbuhkan
minat baca sejak dini.
6.
Meningkatkan
frekuensi pameran buku di setiap kota / kabupaten dengan melibatkan penerbit,
LSM, perpustakaan, masyarakat pecinta buku, DEPDIKNAS dan Sekolah-sekolah.
7.
Dirumah
orang tua memberikan contoh membaca untuk anak-anak.
Bagi orang tua ada tips yang dapat dilakukan untuk
menumbuhkan minat baca anak, yaitu sebagai beriktu :
1.
Sediakan
untuk membacakan buku untuk anak anda setiap hari.
2.
Kelilingi
anak-anak anda dengan berbagai buku bacaan.
3.
Buatlah
waktu membaca bersama keluarga.
4.
Berikan
dukungan pada berbagai aktifitas membaca mereka.
5.
Biasakan pergi ke perpustakaan.
6.
Ikuti terus perkembangan membaca anak
anda.
7.
Perlu diperhatikan oleh orang tua,
apakah mereka ada kesulitan dalam membaca buku bacaannya.
8.
Mencari
pertolongan secepatnya jika ada masalah dalam membaca.
9.
Pakailah
cara yang bervariasi untuk membaca anak anda.
10.
Perlihatkan
antusias anda saat anak membaca buku bacaan
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
V.I Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan tentang minat baca sejak masa
anak-anaktersebut di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.
Bahwa
minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak masih rendah. Mereka lebih
senang mencari hiburan atau tempat berlibur dibandingkan dengan membaca buku di
perpustakaan.
2.
Minat
baca perlu ditumbuhkan sejak anak usia dini. Sejak mereka telah bisa membaca.
3.
Sekolah
dan guru belum membudidayakan siswa untuk menggunakan perpustakaan sebagai
salah satu sumber belajar. Sehingga siswa sangat rendah apresiasinya terhadap
karya sastra maupun karya tulis lainnya.
4.
Minimnya
koleksi buku-buku di perpustakaan. Di samping itu, perpustakaan yang ada tidak
dikelola secara profesional.
5.
Jumlah
perpustakaan tidak sepadan dengan jumlah penduduk di Indonesia.
6.
Siswa
SDN malongpong masih memiliki minat baca yang kurang, sehingga perlu adanya
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak khususnya orang tua.
V.II
Saran
Sebagai
mahasiswa yang akan terjun di tengah-tengah masyarakat banyak, dengan berbagai
gejala-gejala atau permasalahan-permasalahan yang timbul dalam masyarakat itu
sendiri kita harus mampu berpartisipasi/mengeluarkan pendapat untuk pemecahan
masalah sosial tersebut. Intinya kita sebagai mahasiswa yang berwawasan tinggi
harus kritis dan tanggap terhadap gejala-gejala sosial dalam masyarakat. Tentunya kita harus terus berusaha belajar mengenal
tentang lingkungan dan masyarakat. Tentunya kita harus terus berusaha belajar
mengenal tentang lingkungan dan masyarakat. Terutama tempat dimana kita melakukan interaksi. Misalnya
: keluarga, tetangga dan masyarakat setempat.
Melalui Program Kerja Nyata Mahaiswa (KNM) ini kita diharapkan dapat menjadi mahluk
sosial yang mampu berinteraksi langsung dengan masyarakat banyak. Supaya kita
bisa melakukan penelitian terhadap gejala-gejala yang ada di masyarakat
khususnya dalam bidang pendidikan dan dibuatkan hasilnya dalam bentuk laporan.
Sehingga ketika terjun ke masyarakat, kita bisa menjadi orang yang mampu
memecahkan segala permasalahan sosial yang timbul dalam masyarakat dengan bekal
pengetahuan yang luas.
V.III DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry
Guntur. 1987. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Angkasa
Karyono Hari. Menumbuhkan
Minat Baca Sejak Usia Dini
Tampubolon
D.P.Edisi Ke-2 1990. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien. Bandung:Angkasa.
0 Response to "BAGAIMANA MENUMBUHKAN SEMANGAT MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA? "
Post a Comment