CONTOH PROPOSAL PTK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN APLIKASI KONSEP FISIKA MELALUI PBI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN APLIKASI KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI 
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)




A.    JUDUL SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN APLIKASI KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)
B.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pada dasarnya semua guru menginginkan kompetensi tercapai dalam setiap proses pembelajaran. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan tersebut.
      Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti, diperoleh bahwa nilai rata-rata Ujian Tengah Semester (UTS) siswa kelas XI IPA-1 khususnya mata pelajaran fisika semester 1 adalah tahun pelajaran 2009/2010 adalah  sebesar 55.00 dalam skala 1-100. Nilai ini masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 61. jumlah siswa yang nilainya sudah mencapai KKM baru mencapai 52,5%.
      Dari angket yang disebarkan kepada siswa, diperoleh data sebagai berikut :
Untuk pertanyaan mengeni proses belajar fisika di kelas, 97.14 % menunjukkan siswa hanya mendengarkan dan memperahatikan materi yang dijelaskan guru, 42.65 % menyatakan guru kadang-kadang menggunakan alat bantu (alat peraga/alat praktikum) dalam menjelaskan fenomena fisika. Untuk pertanyaan mengenai kesulitan siswa dalam mempelajari fisika, 97.14 % menyatakan siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan rumus-rumus maupun konsep fisika. Kesulitan siswa dalam menggunakan rumus-rumus maupun konsep inilah yang menjadi salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar siswa.
      Selain itu, berdasaRkan analisis terhadap hasil UTS tadi siswa yang menjawab benar untuk tingkat hafalan sebanyak 72%, siswa yang menjawab benar untuk tingkat pemahaman 70%, dan siswa yang menjawab benar untuk tingkat penerapan (aplikasi) sebanyak 53%. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tingkat penerapan (aplikasi) tersebut disebabkan dalam menyelesaikan soal-soal UTS tersebut siswa tidak dapat menggunakan teori, rumus, maupun konsep untuk menyelesaikannya meskipun guru telah memberikan contoh soal yang tipe dan tingkat kesulitannya setara, yang berbeda hanya angkanya. Siswa tidak dapat menganalisis data yang terkandung dalam soal sehingga bingung untuk memilih konsep, teori maupu rumus-rumus untuk memcahkan permasalahan dalam soal tersebut. Selain itu, siswa juga tidak dapat menggunakan dua persamaan atau lebih untuk menyelesaikan satu permasalahan dalam soal tersebut.
      Kalau kita merujuk pada taksonomi Bloom pada aspek kognitif, fenomena yang terungkap dari hasil penelitian pendahuluan tadi menunjukkan masih rendahnya tingkat penerapan (aplikasi) siswa terhadap materi yang dipelajari. Padahal kemampua aplikasi ini menjadi salah satu kompetensi yang harus dicapai siswa. Kemampuan aplikasi ini sangat penting hal ini disebabkan karena IPA (termasuk fisika) bukan hanya kumpulan fakta, konsep, maupun teori saja. Siswa diharapkan dapat mengaplikasikan konsep fisika yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelaran fisika menjadi beramakna bagi siswa.
      Berdasarkan uraian di atas, peneliti/guru tertarik untuk memberikan tindakan di dalam kelas (Penelitian Tindakan Kelas) yang diharapkan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran fisika. Menurut Suharsimi (2008) penelitian tindakan kelas merupakan suatu penceramatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
      Penerapan (aplikasi) merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dari kegiatan belajar mengajar. Salah satu yang mempengaruhi kemampuan aplikasi konsep siswa adalah model pembelajaran yang digunakan guru. Menurut Joyce (Trianto, 2007) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
      Salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan aplikasi konsep siswa adalah Problem Based Instuction (PBI). Menurut Trianto (2007) model pembelajaran berdasarkan masalah/ Problem Based Instuction (PBI) merupakan suatu model pembelajaran yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yag membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Pembelajaran berdasarkan masalah memusatkan siswa pada masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa. Materi yang diterima siswa berlangsung secara almiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dam mengalami bukan mentransfer pengetahuan dari guru. Dalam PBI siswa diharapkan mampu menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kelebihan PBI adalah siswa dilibatkan dalam kegitan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
      Hasil penelitian sebelumnya, yakni Nasrudin (2008) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan getaran.
      Dengan demikian, penelitian yang dilakukan pada penelitian ini diberi judul ” Upaya Meningkatkan  Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Pada Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Problem Based Instuction (PBI)”. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah tentang listrik. Konsep listrik merupakan salah satu pokok bahasan yang harus diajarkan pada siswa kelas X SMA. Berdasarkan kenyataanya ini maka pembelajaran konsep tersebut dengan model pembelajaran berdasarkan masalah/ Problem Based Instuction (PBI) siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupannya. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan aplikasi konsep yang dimiliki siswa dalam pembelajaran konsep listrik melalui penerapan  Model Problem Based Instuction (PBI).

C.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang diajukan, maka rumusan masalahnya  adalah : ”Bagaimana rancangan tindakan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan aplikasi konsep siswa pada kelas XI IPA-1 SMA SMA YKBBB Leles ?”.

D.    BATASAN MASALAH
Agar ruang lingkup masalah yang akan diteliti tidak terlalu luas maka perlu adanya pembatasan masalah. Peningkatan kemampuan aplikasi konsep yang diteliti yang dimaksud yaitu :
1.     Kemampuan aplikasi konsep yang diteliti merupakan kemampun aplikasi menurut Bloom meliputi kemampuan untuk menyelesaikan masalah rutin; kemampun untuk membandingkan; kemampuan untuk menganalisis data; dan kemampuan untuk mengenal pola.
2.     Peningkatan kemampuan aplikasi konsep telah memenuhi standar ketercapaian hasil belajar. Adapun model PBI yang digunakan dalam penelitian ini berupa model pembelajaran meujuk pada konsep Trianto, yang meliputi : (1) orientasi siswa pada masalah (2) mengorganisasi siswa untuk belajar (3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok (4) mengembngkan dan menyajikan hasil karya (5) menganalisis dan mengevaluasi poses pemecahan masalah.

E.    VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dalam hal ini model pembelajaran berdasarkan masalah/Problem Based Instruction (PBI) dan variabel terikat dalam hal ini adalah kemampuan aplikasi konsep siswa.

F.     DEFINISI OPERASIONAL
1.     Aplikasi konsep adalah kemampuan untuk memilih, menggunakan, dan menerapkan dengan tepat suatu teori atau cara pada situasi baru. Aplikasi konsep diukur melalui peningkatan skor hasil tes aplikasi konsep dari satu siklus ke siklus berikutnya. Untuk mengukur ketercapaiannya digunakan standar hasil pencapaian hasil belajar.
2.     Model pembelajaran berdasarkan masalah/ Problem Based Instruction (PBI) merupakan suatu model pembelajaran yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Tahapan pembelajarannya adalah (1) orientasi siswa pada masalah (2) mengorganisasi siswa untuk belajar (3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya (5) menganalisis dan mengevaluasi poses pemecahan masalah.

G.   TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan jawaban tindakan dalam upaya meningkatkan kemampuan aplikasi konsep siswa kelas XI IPA-1 SMA SMA ...............pada pembelajaran fisika stelah menggunakan model Problem Based Instruction (PBI).

H.    HIPOTESIS TINDAKAN
Rencana tindakan yang dirancang melalui Problem Based Instruction (PBI) untuk tiap siklusnya sebagai berikut
Masalah
Rencana tindakan siklus I
Rencana tindakan siklus II
Rencana tindakan siklus III
·       prestasi belajar siswa rendah dengan :
·       rata-rata nilai UTS siswa = 53,13 (masih di bawah KKM)
·       kemampuan aplikasi konsep rendah: siswa yang menjawab benar untuk tingkat penerapan (aplikasi) baru mencapai 53%
·       memberikan pertanyaan-pertanyaan sebagai apersepsi
·       menggali konsepsi awal siswa
·        orientasi siswa pada masalah
·       mengorganisasi siswa untuk belajar
·       membimbing penyelidikan individual maupun kelompok melalui eksperimen 1
·       mengembangkan dan menyajikan hasil karya
·       menganalisis dan mengevaluasi poses pemecahan masalah.
·       Memberikan koreksi dan penguatan konsep
·       Memberikan latihan soal

·       memberikan pertanyaan-pertanyaan sebagai apersepsi
·       menggali konsepsi awal siswa
·       orientasi siswa pada masalah
·       memotivasi siswa dengan menguatkan pentingnya masalah yang disajikan untuk dipecahkan bersama
·       membimbing penyelidikan individual maupun kelompok melalui eksperimen 2
·       mengembangkan dan menyajikan hasil karya
·       menganalisis dan mengevaluasi poses pemecahan masalah.
·       Memberikan koreksi dan penguatan konsep
·       Memberikan latihan soal
·       Memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik

·       memberikan pertanyaan-pertanyaan sebagai apersepsi
·       menggali konsepsi awal siswa
·       orientasi siswa pada masalah
·       memotivasi siswa dengan menguatkan pentingnya masalah yang disajikan untuk dipecahkan bersama
·       membimbing penyelidikan individual maupun kelompok melalui eksperimen 3
·       mengembangkan dan menyajikan hasil karya
·       menganalisis dan mengevaluasi poses pemecahan masalah.
·       Memberikan koreksi dan penguatan konsep
·       Memberikan latihan soal
·       Memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa terbaik

         Atas dasar pemecahan masalah di atas, dirumuskanlah hipotesis tindakan dari penelitian tindakan kelas ini yaitu : “Dengan diterapkannya rancangan tindakan sesuai dengan model Problem Based Instruction (PBI), aplikasi konsep siswa menjadi lebih baik atau meningkat.

I.      INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah apabila hasil tes kemampuan aplikasi konsep siswa ≥ 61.

J.      MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya adalah
1.     Bagi penulis dapat memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran fisika melalui penerapan model Problem Based Instruction (PBI).
2.     Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan aplikasi konsep siswa dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna dengan menggunakan  model Problem Based Instruction (PBI).
3.     Bagi guru diharapkan dapat menjadi suatu masukan dan informasi yang berharga dalam memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaran model Problem Based Instruction (PBI).sebagai suatu model pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas serta memotivasi guru untuk melakukan model pembelajaran yang sejenis untuk materi pelajaran lainnya.

K.    KERANGKA TEORI
Hamalik (1983 :28) mendefinisikan belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.”
      Belajar bermakna (meaningfull learning)  merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.  Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan.
Ausubel (dalam Dahar, 1988:137) mengemukakan bahwa belajar dikatakan bermakna (meaningful) jika informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Ausubel (dalam Dahar ,1988 :142) juga menyatakan bahwa agar belajar bermakna terjadi dengan baik dibutuhkan beberapa syarat, yaitu : (1). Meteri yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial, (2). Anak yang akan belajar harus bertujuan melaksanakan belajar bermakna sehingga mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar bermakna.
Dikatakan lebih lanjut oleh Ausubel (Dahar ,1988 :141) ada tiga kebaikan dari belajar bermakna yaitu : (a) Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat, (b) Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang miri, (c) Informasi yang dipelajari secara bermakna mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa.
Konsep pembelajaran aktif dikenal dengan pendekatan konstektual (Contextual Teaching and Learning/CTL ). Yaitu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan konsep ini materi pelajaran yang diterima siswa lebih bermakna, karena proses pembelajaran yang diterima siswa berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan menstransfer pengetahuan dari guru. Salah satu metode yang cocok dengan pendekatan konstektual adalah metode Problem Based Instruction (PBI). Model  ini merupakan model  pembelajaran berdasarkan masalah yang memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa.
2.     MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH/ PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)
Menurut Trianto (2007) model pembelajaran berdasarkan masalah/ Problem Based Instuction (PBI) merupakan suatu model pembelajaran yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yag membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Istilah lain untuk model Problem Based Instuction (PBI) yaitu Problem Based Learning (PBL), Project Based Teaching (Pembelajaran Proyek), Experienced Based Education (Pendidikan Berdasarkan Pengalaman), Autentic Learning (Belajar Autentik), Anchored Instruction (Pembelajaran Berakar pada Kehidupan Nyata).
Menurut Arends (Trianto, 2007) karakteristik Problem Based Instruction adalah sebagai berikut:
1.     pengajuan pertanyaan atau masalah. Bukannya mengorganisasikan di sekitar prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memugkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu. Pengajuan masalah atau pertanyaan menjadi tolok ukur pembelajaran untuk memahami konsep atau prinsip. Karekteristik masalah dalam PBI adalah bahwa masalah yang disajikan meupakan situasi atau masalah yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa (kontekstual). Dalam konteks pembelajaran fisika, masalah yang dihadapkan pada siswa dapat bersumber dari demonstrasi, cerita kehidupan sehari-hari, koran, dan sember lainnya yang dekat dengan kehidupan siswa serta dapat menunjukkan fenomena atau gejala-gejala fisis yang dapat dijelaskan secara konseptual. Dalam pembelajaran, siswa tidak diberikan masalah dengan pertanyaan secara langsung melainkan melalui tahapan-tahapan mulai dari penyajian fenomena, situasi, demonstrasi atau sumber lainnya. Dari situasi yang disajikan, siswa diarahkan untuk menyadari adanya masalah.
2.     berfokus pada keterkaitan antar disiplin
3.     penyelidikan autentik
4.     menghasilkan produk dan memamerkannya
5.     kolaborasi.
Langkah-langkah pembelajarannya adalah :
1.     orientasi siswa pada masalah
2.     mengorganisasi siswa untuk belajar
3.      membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
4.     mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5.     menganalisis dan mengevaluasi poses pemecahan masalah.

Tabel tahapan pembelajaran dalam model PBI
Sintaks (Tahap)
Tingkah Laku Guru
Tahap 1: Orientasi siswa kepada masalah.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yangg dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pd aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru membantu siswa dlm merencanakan dan menyiapkan karya yg sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu siswa untuk berbagi tugss dengan temannya.

Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terahadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.


Kelebihan:
  1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
  2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
  3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
  1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
  2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
  3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
3.     PBI DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN APLIKASI KONSEP
 Application: Kemampuan untuk memilih, menggunakan, dan menerapkan dengan tepat suatu teori atau cara pada situasi baru. Tahap aplikasi ini melibatkan sejumlah respon. Respon tersebut ditransfer kedalam situasi baru yang berarti konteksnya berlainan. Bloom dan kawan-kawan membagi kedalam empat bagian, yaitu: Kemampuan untuk menyelesaikan masalah rutin;  Kemampuan untuk membandingkan; Kemampuan untuk menganalisis data, dan kemampuan untuk mengenal pola, isomorfisma dan simetri.
Dalam PBI, pembelajaran fisika lebih terasa kontekstual dan bermakna bagi siswa. Siswa dilatih untuk menyelesaikan masalah nyata dengan penyelidikan yang nyata pula misalnya melalui eksperimen. Siswa didorong untuk untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kemampuan aplikasi konsep siswa dapat menjai lebih baik atau meninagkat dengan diterapkannya model PBI ini.
4.     HASIL PENELITIAN TERDAHULU
      Penelitian yang terdahulu mengenai model pembelajaran berdasarkan masalah/ Problem Based Instuction (PBI) antara lain Nasrudin (2008) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan getaran. Selain itu, Runi (2005) menunjukkan bahwa Pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa; Mulkatiyah(2005) dan Abdullah (2007) menunjukkan bahwa dengan Pembelajaran berbasis masalah asiswa dapat memiliki penguasaan konsep lebih baik daripada pembelajaran konvensional.
5.     KEDUDUKAN PENELITIAN TERHADAP PENELITIAN TERDAHULU
      Penelitian yang penulis lakukan menguatkan penelitian sebelumnya mengenai pembelajaran berdasarkan masalah/ Problem Based Instuction (PBI).
L.    METODE PENELITIAN
1.     Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sauharsimi (2008) penelitian tindakan kelas merupakan suatu penceramatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai guru yang melakukan pengajaran dengan menggunakan perangkat pengajaran yang telah direncanakan dan disusun sebelumnya dengan menerapkan model ProblemBased Instuction (PBI).
Dalam penelitian ini ada tiga siklus tindakan, pada tiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hasil tindaka, analisis, dan refleksi untuk merencanakan tindakan berikutnya. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari: a) perencanaan (planning), b) pelaksanaan (action), c) pengumpulan data (observing), d) menganalisis data/informasi untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut (reflecting).
      Langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan, diadopsi dari alur penelitian tindakan kelas menurut J. Elliot (Nuzly, 2008) yakni sebgai berikut.

Gambar Alur Penelitian
  
2.     SUBJEK PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan XI IPA-1 SMA SMA YKBBB Leles. Subjek penelitian adalah kelas XI IPA-1 SMA SMA YKBBB Leles tahun ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 40 orang dengan rincian 17 orang siswa laki-laki dan 23 orang siswa perempuan. Materi pokok yang dipelajari adalah usaha dan energi. Adapun pertimbangan dan alasan pemilihan subjek adalah berdasarkan hasil angket dan analisis hasil belajar siswa masih mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep fisika jika menggunakan model pembelajaran yang biasa dipakai guru.
3.     INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian yang digunakan adalah
1.     Tes Aplikasi Konsep
Tes ini dibuat untuk mengukur tingkat aplikasi (penerapan) siswa tentang materi listrik. Tes aplikasi konsep dilakukan setelah materi diajarkan. Tes aplikasi konsep dibuat dalam bentuk tes pilihan ganda.
2.     Angket
Angket ini digunakan untuk mengukur sikap dan tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan. Pengisian angket dilakukan setelah pembelajaran berakhir.
3.      lembar observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung mengenai aktivitas siswa berupa ranah afektif dan psikomotor, aktivitas guru, dan suasana pembelajaran selama berlangsungnya proses pembelajaran fisika.
4.     lembar wawancara
lembar wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap pembelajaran fisika dengan model Problem Based Instuction (PBI).

4.     PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didisain dalam faktor yang diselidiki.
                        Tahap-tahap penelitian yang dilakukan adalah :
1.     orientasi atau studi pendahuluan hingga identifikasi awal permasalahan.
Pada tahap ini peneliti melakukan penyebaran angket untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran fisika hingga identifikasi permasalahan yang terjadi di kelas.
2.     perencanaan tindakan
·       penetapan kelas sebagai subjek penelitian
·       Membuat perangkat pembelajaran.
·       Membuat instrumen tes
·       Membuat instrumen angket, lembar observasi untuk guru dan siswa, wawancara
3.     tahap pelaksanaan
·       melaksanakan pembelajaran dengan model Problem Based Instuction (PBI).
·       Melakukan tes setelah kegiatan pembelajaran dilakukan
·       Menyebarkan angket untuk diisi siswa
·       Mewawancarai guru tentang pembelajaran dengan Problem Based Instruction (PBI).
4.     evaluasi
5.     analisis dan pembahasan
Data yang telah diperoleh dianalisis sesegera mungkin. Setelah dianalisis kemudian direfleksi sebagai bahan untuk mengevaluasi, mengoreksi, dan memperbaiki siklus berikutnya.

5.     TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan tes, observasi, angket dan wawancara. Penelitian ini difokuskan pada peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa SMA pasundan 3 Bandung mlalui pembelajaran dengan  model Problem Based Instuction (PBI).
Tes yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah berupa tes aplikasi konsep, tes ini dilakukan untuk melihat peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa.
Pada setiap pembelajaran observer diberi lembar observasi siswa dan guru untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Pada akhir siklus III siswa diberi angket untuk melihat respon siswa dengan tujuan mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Selanjutnya melakukan wawancara terhadap guru dan siswa untuk mengethui tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran yang dilakukan.

M.   TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Data yang diperoleh dalam penelitian ini pada setiap siklus adalah sebagai berikut:
1.     kategorisasi data
Kategorisasi data dilakukan berdasarkan fokus penelitian sebelum dianalisis dan direfleksi. Data yang diperoleh diharapkan dapat diketahui adanya peningkatan aplikasi konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model Data yang diperoleh dalam penelitian Problem Based Instruction (PBI).
2.     interpretasi data
·       menganalisis data hasil tes
Menganalisis data hasil tes siswa dari setiap siklus tindakan pembelajaran yang telah dilakukan. Data hasil tes berupa jawaban-jawaban siswa terhadap tipe soal pilihan ganda.
·       Pengolahan data aplikasi konsep fisika diperoleh dari hasil tes.
a.      Jawaban setiap siswa diberi skor, selanjutnya dikategorikan menjadi baik sekali, baik, cukup, kurang dan kurang sekali.
      Penilaian terhadap jawaban siswa dihitung dengan rumus
b.     Pengelompokkan nilai tes.
c.      Penentuan nilai rata-rata tes dari seluruh siswa yang mengikuti tes dihitung dengan rumus :
dengan = nlai rata-rata tes
               = jumlah skor seluruh siswa
              f = jumlah siswa

·       Menganalisis angket
Penagolahan data hasil jawaban angket siswa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.      Derajat penilaian siswa terhadap suatu pertnyataan dalam angket terbagi ke dalam empat kateori mulai dari sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
b.     Memberi skor untuk setiap pernyataan, yaitu dengan cara mengkonversi jawaban pernyataan ke dalam bentuk skor dengan aturan sebagai berikut.
Tabel konversi jawaban angket

Alternatif jawaban (A)
Skor konversi (SK)
Pernyataan positif
Pertanyaan negatif
Sangat setuju
4
4
setuju
3
3
tidak setuju
2
2
sangat tidak setuju
1
1
Sumber : Nuzly (2008 :38)
Untuk mengukur data angket digunakan rumus sebagai berikut :
keterangan :    P = presentase jawaban
                        f = frekuensi jawaban
                        n = banyak responden
setelah dianalisis kemudian dilakukan interpretasi dengan menggunakan kategori persentase berdasarkan Kuntjaraningrat (Nuzly, 2008).
Tabel klasifikasi interpretasi perhitungn persentasi
Besar persentase
Interpretasi
0%
Tidak ada
1%-25%
Sebagian kecil
26% -49%
Hampir setengahnya
50,00
Setengahnya
51%- 75%
Sebagian besar
76% - 99%
Hampir seluruhnya
100%
Seluruhnya


c.      Menganalisis hasil wawancara
Data wawancara diolah dengan cara melihat jawaban responden dalam hal ini guru terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
N.    JADWAL PENELITIAN
Kegiatan
Bulan
April
Mei
Juni
Juli
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Penelitian awal

x














Pembuatan RPP, LKS, format observasi



x












Pembuatan instrumen dan judgement




x











Pelaksanaan siklus I





x










Pelaksanaan siklus II







x








Pelaksanaan siklus III








x







Pembuatan laporan








x
x
x
x




Ujian sidang













x



O.   DAFTAR PUSTAKA
 Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
            revisi VI).. Jakarta : Rineka Cipta.

 Arikunto, Suhrsimi dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

 Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
            Jakarta : Depdiknas.

 Hamalik, Oemar. (1983). Metoda Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar.
            Bandung : Tarsito.

 Hamalik, Oemar. (1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi
            Aksara.

 Hasman. Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XIIA-1 SMA
Muhamadiyah Kendari Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT). [Online].Tersedia:http://hasmansulawesi01.blogspot.com/2008/08/meningkatkan-prestasi-belajar_2630.html [17 Maret 2009].

 Johnson, Elaine b. (2008). Contextual Taeching and learning : Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan. (terjemahan Ibnu Setiawan). Bandung : Mizan Learning Center.

 Kardiawarman. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan.

 Koes H, Supriyono. (2003). Strategi Pembelajaran Fisika. Malang : UNM.

 Munaf, syambasri. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung : UPI.

 Mundilarto. (2002). Kapita Selekta Pendidikan Fisika. Yogyakarta :UNY.

MUTTAQIN, Saiful .Upaya Peningkatan Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia: http://saifulmmuttaqin.blogspot.com/2008/01/upaya-peningkatan-prestasi-belajar.html [17 Maret 2009].

 Nasution. (2000). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

 Pakde Sofa. (2008). Teori Belajar Konsep dan Strategi Penerapannya di Kelas.
            [Online]. Tersedia: http://massofa.wordpress.com/ [17 Oktober 2008].

Ridwan, Sa’adah. (2000). Identifikasi dan Penanggulangan Kesulitan Belajar Siswa dalam Mempelajari Konsep Cahaya di kelas II-G SLTPN 12 Bandung. Tesis Program Pasca Sarjana IKIP: Tidak Diterbitkan.

    Rismayanti.(2008). Profil Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa setelah Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.

 Septriana dan Handoyo. Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam Pembelajaran
Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi. [Online].Tersedia:http://jurnaljpi.wordpress.com/2007/11/14/nina-septriana-dan-budi-handoyo/ [17 Maret 2009].

 Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (Cassroom Action Research). Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

 Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

JIKA KAMU MAU MENGCOPY ALANGKAH BAIKNYA EMAIL DULU OKE!  TERIMA KASIH

0 Response to "CONTOH PROPOSAL PTK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN APLIKASI KONSEP FISIKA MELALUI PBI"