Aplikasi alat
peraga atau media pendidikan yang paling mendasar dan penting secara tegas
dinyatakan untuk menyediakan dan melaksanakan pemecahan masalah dalam
memberikan kemungkinan belajar. Pemecahan masalah ini berbentuk sumber belajar
yang sengaja dirumuskan, dirancang, dan dipilih untuk dimanfaatkan kepada siswa
dalam interaksi proses belajar mengajar. Sehingga dapat membantu tercapainya
tujuan pembelajaran dan pendidikan.
Belajar adalah
suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang dan harus
dilaksanakan sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungan sekelilingnya, selain itu juga
belajar bisa melalui pembelajaran di dalam kelas atau luar kelas. Sehinggga
belajar terjadi kapan saja dan dimana saja.
Proses pengajaran dapat dari sudut normatiff, karena
pada hakekatnya pengajaran itu suatu peristiwa yang mempunyai aspek normatif, maka
pada prosesnya seorang guru harus memperhatikan aspek psikologis, sosiologis,
dan fisik anak didik untuk berpegang pada norma susila yang baik, agama,
filsafat, hidup, pandangan terhadap individu dan masyarakat sebagai wujud
keberhasilan dalam mendidik.
Guru mempunyai
tugas yang mulia yaitu mengajar dan mendidik peserta didiknya agar menjadi
manusia beriman, bertaqwa kepada Allah Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
sebagai mana yang telah dicita-citakan oleh tujuan pendidikan islam.
Komponen-komponen
itu meliputi : tujuan yang hendak dicapai siswa, guru, bahan pelajaran, metode,
media, dan penilaian atau evaluasi (Cece Wijaya, 1992:23).
Apabila beberapa
komponen atau unsur-unsur pendidikan tersebut dilaksanakan dan diadakan dengan
baik, maka diharapkan mampu meningkatkan prestasi siswa dan dapat membantu guru
bidang studi, karena keberhasilan para peserta didik pada dasarnya sangat
bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.
Landasan utama
sebagai dasar pokok dalam menggunakan alat media pengajar ialah telah tercantum
dalam Al- Qur’an surat pertama kali yang diturunkan yaitu lima ayat, khususnya
berada dalam surat ke empat, ayat Al-Qur’an sebagai berikut :
Artinya : “ (1)
Bacalah dengan nama Tuhan engkau yang telah menciptakan
(2) Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah
(3) Bacalah! Dan Tuhanmu lah yang maha pemurah (paling dapat
Menahan
Amarah-Nya)
(4) yang
mengajarkan manusia menggunakan qalam
(5) dia mengajarkan
manusia apa yang belum diketahuinya
Ayat-ayat
diatas yang paling tepat hubungannya dengan alat peraga atau media pengajaran
adalah ayat yang ke empat (yang mengajarkan manusia mempergunakan qalam) kata
qalam menurut para pakar tafsir kontemporer memahami kata qalam sebagai segala
macam alat tulis menulis sampai kepada mesin-mesin cetak yang canggih, yang
juga harus diingat bahwa Qalam bukan satu-satunya alat atau cara untuk
memperoleh pengetahuan atau membaca (Quraish
Shihab, 1996:168 )
Media
pengajaran berfungsi sebagai salah satu sumber belajar yang memberikan semangat
belajar,, semakin tinggi dan bergairah dalam belajar, karena media yang
digunakan oleh guru dapat menberikan pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa,
diantaranya yaitu mempercepat pemahaman, menghilangkan kejenuhan dan menambah
nilai-nilai pengetahuan yang luas, sehingga proses belajar siswa tidak cepat
membosankan, begitu pula dapat membantu guru meringankan tugasnya. (Sudirman,1999:208
)
Proses
belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran / media tertentu ke
penerima pesan. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan
yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun
penulis buku maupun produser media; salurannya media pendidikan dan penerima
pesannya adalah siswa atau guru.
Menurut Azhar Arsyad (2003:16) bahwasanya
media pemelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih menjamin
pemahaman orang yang mendengarkan saja tidak sama tingkat pemahamannya dan yang
lainnya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat
dan mendengarkan.
1.
Definisi Media
Subana (2000:
287) mengemukakan bahwa, “Media pendidikan / media pembelajaran adalah media
yang penggunaannya di integrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran dan
dimaksudkan untuk mempertinggi mutu mengajar dan belajar.” Miarso, Hermawan dkk
(2008 : 11) “media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan anak didik sehingga
dapat mendorong proses belajar pada diri siswa”. Jadi dapat disimpulkan secara
lebih sederhana bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan
atau informasi, pengetahuan dan wawasan dari guru ke siswa dan sebaliknya.
Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan terjadinya proses belajar pada
diri siswa dan dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas kegi atan
pembelajaran.
Alat peraga atau
media merupakan sumber belajar yang harus dikembangkan untuk membuat
mengefektifkan proses pembelajaran dan tercapainya hasil belajar yang optimal.
Dalam usaha untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil
pembelajaran, kita tidak boleh melupakan suatu hal yang sudah pasti
kebenarannya yaitu siswa harus banyak berinteraksi dengan sumber belajar.
Karena tanpa sumber belajar yang memadai maka akan sulit diharapkan
diwujudkannya proses pembelajaran yang mengarah pada tercapainya hasil belajar
yang optimal.
Dalam proses
belajar mengajar, kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting karena
dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang disampaikan
kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat
mewakili apa yang guru mampu ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.
Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Dengan
demikian anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
Peran media
tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan
sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media
bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam
pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Media dapat
diartikan sebagai perantara. Sedangakan media pembelajaran berarti wahana
penyalur pesan atau informasi belajar dari komunikator (guru) kepada komunikan
(Anwas,2000). Sependapat dengan hal tersebut menurut Ouda (2004):
“Media adalah
sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Pembeljaran merupakan
proses komunikasi antara siswa dan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial. Media pembelajaran
pada prinsipnya merupakan sebuah sarana komunikasi yaitu penyampai pesan yang
diciptakan melalui suatu kegiatan. Pesan atau
informasi dapat berupa pengetahuan, ide, pengalaman atau keterampilan
tertentu. Media pembelajaran yang baik akan mengaktifkan pembelajar (siswa)
dalam memberikan tanggapan, umpan balik dalam rangka mencapai tujuan tertentu.”
Secara umum
kegunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah sebagai
berikut : (Taupan, 2004)
1.
Media
pembelajaran memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalisme baik
dalam bentuk kata-kata maupun tulisan-tulisan
2.
Media
pembelajaran mengatasi keterbatasan ruang waktu, dan daya indera seperti :
a)
Obyek
yang terlalu besar atau terlalu kecil bisa digantikan dengan model
b)
Gerak
yang terlalu cepat atau terlalu lambat dapat diperagakan dengan kecepatan yang
teramati
c)
Kejadian
pada masa lampau, obyek yang berbahaya dapat ditampilkan melalui film atau
foto.
3.
Penggunaan
media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif
peserta didik.
Media sebagai sarana penyampai pesan maka guru
sebagai manajer pembelajaran dapat menyusun seperangkat media baik berupa media
cetak, audio, visual, maupun audiovisual. Proses pemilihan media yang hendak
digunakan dalam kegiatan pembelajaran memerlukan banyak pertimbangan baik dari
sisi kademis, praktis dan ekonomis. Dari sisi akademis penentuan media yang hendak dirancang dan digunakan
sebagai sarana pembelajaran perlu pertimbangan hasil riset mengenai pengaruh
media terhadap hasil belajar yang hendak tercapai. Dari sisi ekonomis dan praktis, penentuan media yang hendak dipakai perlu pertimbangan
yang bijaksana dan rasional serta berdasar atas informasi yang lengkap tentang
efisien dan efektifitas media yang dimaksud (Schramm, 1984:16). Lebih rinci
lagi koesnandar (2000) memberikan rambu- rambu pertimbangan pemilihan media
pembelajaran yang meliputi access, cost, technology,interactization,
organization, dan novelty.
Pertimbanga
pertama yaitu Access. Kemudahan akses
menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Sebelum menentukan media yang
hendak dipakai maka perlu mengajukan beberapa pertanyaan berkenaan dengan
kemudahan akses, yang meliputi: (1) Apakah media yang kita perlukan itu
bersedia? (2) Apakah media yang hendak dipakai mudah dalam penggunaannya? (3)
Apakah media yang hendak dipakai bisa dimanfaatkan oleh peserta didak?
Pertimbangan
kedua yaitu cost (biaya). Hal ini
perlu menjadi penyusunan rancangan anggaran dan belanja sekolah. Dewasa ini
telah tersedia berbagai media pembelajaran yang telah tersedia di pasaran.
Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media canggih biasanya
mahal. Namun, mahalnya biaya itu kita harus hitung dengan aspek manfaatnya.
Jika memang kemanfaatan suatu media sangat baik, dan diperhitungkan akan sering
memanfaatkannya unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
Pertimbangan ketiga yaitu technology. Mungkin saja kita tertarik kepada suatu media tertentu,
yang mungkin karena kecanggihannya. Tapi kita perlu diperhatikan apakah sarana
pendukung sudah tersedia, dan mudah menggunakannya? Misalnya guru ingin
menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran maka yang menjadi pertimbangan
adalah apakah daya listrik yang tersedia di sekolah mencukupi dan voltage yang
dipersyaratkan juga sesuai?
Pertimbangan ke empat pada saat penentuan media
pembelajaran adalah interactivity.
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas. Setiap pembelajaran yang dikembangkan tentu saja memerlukan
media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
Pertimbangan kelima yaitu Organization. Yang dimaksud pertimbangan organisasi adalah dukungan
dari lembaga yang terkait dengan sekolah. Pengadaan, penyimpanan dan perawatan
media pembelajaran perlu terorganisir dengan baik
Pertimbangan terakhir adalah novelty. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih
menarik bagi siswa, dengan demikian diharapkan ada perhatian khusus selama
pembelajaran berlangsung. Siswa merasa bahwa proses pembelajaran berlangsung
istimewa, tidak seperti biasanya. Keberagaman jenis media pembelajaran
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu audio, visual dan gabungan
keduanya.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
memberikan rangsangan kepada alat indera sehingga interaksi pembelajaran dapat
diterima dengan jelas, mudah dimengerti, kongkrit dan tahan lama dalam ingatan
murid (Sihkabuden, 2003:3). Adapun media pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah
adalah benda-benda kongkrit yang dapat diamati, diraba, dan digerakan yang
digunakan guru untuk menanamkan konsep atau keterampilan berbahasa pada waktu
mengajar (Endang Setyo Winarni, 1994:37)
2.
Fungsi Media Pembelajaran
Manfaat media
pembelajaran dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (2009:2) sebagai berikut :
a.
Pengajaran
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
b.
Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh para siswa,
dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik
c.
Metode
pengajaran akan bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga,apalagi bila guru mengajar
untuk setiap jam pelajaran.
d.
Siswa
lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian
guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan dan lain-lain
Persepsi lain penggunaan alat peraga atau media
dapat mempertinggi proses dan hasil pembelajaran yaitu berkenaan dengan tarap
berpikir siswa. Tarap berpikir siswa mengikuti tahap perkembangan di mulai dari
berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak, di mulai berpikir sederhan menuju
berpikir kompleks. Penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahap
berpikir tersebut sebab melalui media pembelajaram hal-hal yang abstrak dapat
di konkretkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
Mengenai nilai-nilai praktis atau fungsi dan manfaat
media pembelajaran dikemukakan oleh Sudirman, dkk (Zain, 2006:138) sebagai
berikut :
a. Meletakan
dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi
pemahaman yang bersifat verbalisme.
b. Memperlambat
gerakan yang terlalau cepat dan mempercepat gerakan yang lambat.
c. Karena informasi
yang diperoleh siswa berasal dari suatu sumber serta dalam situasi dan kondisi
yang sama
d. Membangkitkan
motivasi belajar siswa
e. Dapat mengontrol
dan mengatur tempo belajar siswa
f. Memungkinkan
siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya
g. Bahan pelajaran
dapat di ulang sesuai dengan kebutuhan dan atau disimpan untuk digunakan pada
saat yang lain.
h. Memungkinkan
untuk menampilkan obyek yang langka atau peristiwa.
i. Menampilkan yang
sulit di amati oleh mata telanjang
Pemilihan media untuk kepentingan pembelajaran
dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (Zain, 2006:132) yaitu kepentingan dengan
tujuan, dukungan terhadap isi pembelajaran, kemudahan memperoleh media,
keterampilan guru dalam menggunakannya, tersedia waktu untuk menggunakannya dan
sesuai dengan taraf yang telah ditetapkan.
Ketepatan dengan tujuan pembelajaran artinya media
pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan intruksional yang telah
ditetapkan. Tujuan intruksional yang berisikan unsur-unsur pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pembelajaran. Selain
itu dukungan dari isi bahan pembelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep,
dan generasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar
siswa yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang
dicapainya. Hasil belajar siswa yang rendah akan lebih tinggi apabila
menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran harus benar-benar
menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih senang untuk belajar
Selama pelaksanaan pembelajaran, guru dapat
menggunakan media pembelajaran dalam berbagai hal sesuai dengan kebutuhan
dengan menggunakan media pembelajaran, akan memberikan dampak yang positif bagi
siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga hal-hal yang dianggap sulit akan
terasa mudah. Hal ini karena benda yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang
dapat diperbesar dan dipelajari dengan menggunakan media pembelajaran.
3.
Jenis-jenis Media Pemblajaran
Media
pembelajaran dibedakan menjadi pembelajaran yang sifatnya sederhana sampai pada
media pembelajaran yang modern. Untuk mengetahui lebih jelas tentang
jenis-jenis media pembelajaran berikut ini disajikan pendapat yang dikemukakan
oleh Heinich Russel (Raharja, 2009:12) yaitu :
a.
Media
Dua Dimensi (Grafis)
Media atau alat
peraga dua dimensi contohnya gambar
(model bangunan datar), foto, grafik, atau diagram, poster, kartun dan komik.
b.
Media
Tiga Dimensi
Media atau alat
peraga tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model),
model penampang, model kerja, mock up, boirama dan model.
c.
Media
Proyeksi
Model proyeksi
contohnya yaitu slide, film strips, film dan OHP.
d.
Lingkungan
Lingkungan dapat
dijadikan media pembelajaran, contohnya lingkungan sekolah dan sebagainya.
Menurut Ali
(2008:91) media pembelajaran diklasifikasikan menjadi 8 bagian yaitu sebagai
berikut :
a.
Media
audio-motio-visual, yakni media yang mempunyai suara, ada gerakan dan obyeknya
dilihat, jenis media yang termasuk kelompok ini adalah televisi, vidio, tape,
dan film bergerak.
b.
Media
audio-still-visual, yakni media yang mempunyai suara obyeknya dapat dilihat,
namun tidak ada gerakan seperti suara film-film bersuara, slide bersuara atau rekaman
televisi dengan gambar tak beergerak.
c.
Media
audio- semi motion, mempunyai suara dan gerakan, namun tidak dapat menampilkan
gerakan secara utuh, seperti tele-writing.
d.
Media
motion-visual, yakni media yang mempunyai gambar obyek bergarak seperti film
(bergerak) bisu (tak brsuara).
e.
Media
still-visual, yakni ada obyek namun tidak ada gerakan, seperti film-film,
gambar microfon, atau halaman cetakan.
f.
Media
semi-motion (semi gerak), yakni yang menggunakan garis dan tuliisan, seperti tele-autograf.
g.
Media
audio, hanya menggunakan suara, seperti radio, telepon, audio tape.
0 Response to "ANAK RA NURUL HIKMAH BANTARJATI KERTAJATI"
Post a Comment