SEJARAH ITU PENTING UNTUK KITA KETAHUI AGAR DAPAT BELAJAR MENGHARGAI JASA-JASA PENDAHULU KITA
Kunjungan Pak Sultan Kasepuhan Cirebon Sinuwun PRA. Arief Natadinimngrat, SE ke Yayasan Nurussyahid Kertajati (Dok Tahun 2011)
Kunjungan Pak Sultan Kasepuhan Cirebon Sinuwun PRA. Arief Natadinimngrat, SE ke Yayasan Nurussyahid Kertajati (Dok Tahun 2011)
Embah KH. Syahid (K. Said) yang Intiqol (Meninggal) pada tahun 1994 di Desa Bantarjati Kertajati Majalengka Jawa Barat
Pada
pertengahan bulan Maret 2009, saudara Mustaqim Asteja, berasal dari Bekasi
telah menemui kami di Cirebon. Beliau ini membawa tulisan dari Dr.E.C Godee
Molsbergen, seorang petugas arsip dari arsip Negara /Arsip Nasional di Batavia.
Tulisan ini merupakan karya ilmiah Dr.E.C.Godee Molsbergen, yang mengisahkan
tentang peran Kompeni (V.O.C atau Generale Verenigne Geoctroyeerde Ooat
Indische Compagnie) di wilayah Cirebon setelah di tanda tanganinya perjanjian
pada tanggal 7 Januari 1681 (hal.21 dstnya).
Saudara
Mustaqim menanyakan kepada kami tentang arti tulisan ini yang ditulis dalam
Bahasa Belanda. Setelah kami membacanya, maka kami menganggap bahwa tulisan ini
sangat berharga sekali untuk dibaca dan dipelajari, karena mengandung sekelumit
sejarah Cirebon sewaktu Jaman Kompeni. Maka kami memutuskan untuk
menterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia agar dapat dibaca dan dipelajari oleh
orang Indonesia, khususnya warga Cirebon, agar mengetahui sejarah Cirebon
sewaktu Kompeni berkuasa.
Perlu kami
jelaskan disini arti kata “Geoctroyeerde”. Kata ini berasal dari kata
“Octrooi”, ialah monopoli untuk membuat dan menjual barang. Kata “Verenigde”
berarti persatuan. Dengan demikian maka General Verenigde Geoctroyeerde Oost
Indische Compagnie berarti Persatuan Umum PersekutuanDagang Hindia Belanda.
Bahasa Belanda
ynag dipergunakan pada makalah ini ada dua jenis, ialah Bahasa Belanda kuno
pada surat perjanjian. Bahasa Belanda kuno ini tata bahasanya dan penulisannya
sangat berbeda dengan Bahasa Belanda modern.
Perlu kami
ceritakan disini sekelumit sejarah pendirian V.O.C..V.O.C DIDIRIKAN PADA BULAN
Maret 1602, sesudah perundingan yang lama dan sulit antara Staten Generaal
(Dewan Perwakilan) dan para pengurus dari perusahaan dangang Holland dan
perusahaan Zeeland yang telah dibentuk antara tahun 1596 dan 1602 untuk
berdagang di kepulauan Hindia Timur. Ada dua penyebab utama yang menyebabkan
perlunya dibentuk suatu persatuan perusahaan dagang, ialah untuk menimbulkan
bencana kepada musuh dan untuk keamanan tanah air.
Pimpinan pusat
merupakan suatu Dewan Pengelola, atau Majelis Para Pengurus yang terdiri dari
tujuh belas utusan (Heren XVII atau Tuan-tuan XVII, yang mulanya dipilih dari
kalangan pimpinan perusahaan-perusahaan dagang pendahulu. Penetapan ditetapkan
atas dasar berikut: Delapan dari Amsterdam, empat dari Zeeland (Middelburg)
seorang dari setiap kamar yang kecil, dan anggota yang ke tujuh belas,
dipilihatau oleh Zeeland atau oleh salah satu dari kamar yang kecil. Heren XVII
biasanya mengadakan pertemuan dua kali setahun, dalam musim semi dan dalam
musim gugur, bergiliran antara kedua kamar kepresidenan (demikian mereka
disebut), di Amsterdam selama enam tahun di Middelburg selama dua tahun.
Lowongan-lowongan diisi dengan cara pemilihan, dari daftar-daftar pendek yang
dikemukakan oleh kamar-kamar yang bersangkutankepada walikota yang berhubungan.
Dengan demikian terdapat kadar integrasi yang kian bertambah antara para
pengurus dan kelas wali atau oligarki
perkotaan yang berkuasa. Heren XVII menentukan policy perusahaan.
Armada
(VOC) terdiri dari para pelaut dan serdadu yang merupakan karyawan
rnedahan. Gajih mereka sangat kecil. Mereka dilarang untuk ikut berdagang pada
saat-saat armada berlabuh di suatu pelabuhan. Tetapi larangan initidak
dihiraukan oleh para pelaut dan serdadu. Mereka ikut membeli rempah-rempah dan
lain sebagainya. Setelah kembali ke negeri leluhur, maka barang-barang ini
dijualnya dengan harga yang tinggi. Mereka pergi sebagai orang miskin, dan
kembali pulang sebagai orang-orang kaya.
Keadaan ini menyebabkan banyak
orang pengangguran , maka kriminal dari berebagai bangsa ikut mendaftarkan diri
sebagai pelaut dan serdadu kompeni. Dengan demikian, maka terjadilah
perangkapan kerja sebagai seorang serdadu merangkap sebagai seorang pedagang.
Armada
kompeni berlayar dari Negeri Belanda melalui Tanjung Harapan menuju ke Persia,
India, Malakka. Dari sini sabagian lagi menuju ke Indo-China, Tiongkok, Jepang
dan Filipina. Sebagian ke Sumatera, Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi menuju ke
Ternate dan Tidore, Banda dan Kepulauan Ambon.
Barang
dagangan yang dicari adalah sutera dari Persia, Indo China dan Tiongkok. Katun
dan Tekstil dari India, Coromandel dan Gujarat. Nila dan bahan-bahan cat
lainnya. Bermacam-macam jenis kayu yang berharga. Juga bahan-bahan obat-obatan
seperti borax, kapur barus, dan kesturi yang diperolehnya dari Arab Saudi dan
Indo China. Sendawa dari India. Gula dari Thailand, Benggala, Tiongkok dan
Pulau Jawa. Perak dan Tembaga dari Jepang. Porselin dari Tiongkok dan Jepang. Peermata-permata
dan batu-batu perhiasan, intan dan mutiara adalah dagangan yang utama juga.
Kebanyakan Komoditi ini juga diperdagangkan dalam lalu lintas antar Asia, VOC.
Dalam beberapa hal malahan lebih intesip daripada perdagangan untuk Eropa.
Banyak permintaan antar rempah-rempah asal Maluku. Tekstil dan katun asal India
banyak dibutuhkan di Indonesia. Merica dapat dipasarkan di Tiongkok, Sutera
Persia, Tiongkok dan Vietnam di pasarkan di Jepang.Kulit kerang dan
Tekstil/katun India yang kasar dikirim ke Eropa, untuk selanjutnya di ekspor ke
Amerika untuk pakaian para budak dari Afrika. Juga emas dan perak menjadi
tujuan perdagangan oleh Kompeni sebagai bahan untuk pembuatan mata uang. Para
Karyawan Kompeni, para pelaut dan serdadu dalam pelayarannya juga merangkap
sebagai pedagang. Mereka Ini dari Eropa membawa barang dagangan berupa busana
Eropa, anggur, bir dan keju.
Dari
Asia terdapat permintaan yang lumayan seperti kain merah, senjata, timah hitam,
merjan Laut Tengah dan Gading Afrika. Tetapi kecuali emas dan perak lantaran
muatan kapal-kapal yang berlayar ke Hindia nilainya tidak sebesar nilai
barang-barang yang dibawa ke Eropa dari Hindia adalah rempah-rempah, misalnya
lada, cengkeh, merica, indigo. Juga Kopi, gula pasir, dan lain-lainnya.
Dengan demikian, maka armada
Kompeni merupakan toko berlayar, yang pulang pergi berjualan.
Kekayaan
VOC sejak didirikan terus melonjak. Ssetelah mencapai puncak kejayaan, maka
mulai kejayaan ini menurun. Pada tahun 1674 VOC memiliki 124 buah kapal besar
dan kecil di Asia. Pada tahun 1704 hanya terdapat 81 buah kapal. Kompeni terus
mengalami kemerosotan. Ditambah lagi dengan merebaknya korupsi, yang membuat
perusahaan ini bangkrut pada tahun 1799. Pada tahun 1800 seluruh asetnya
diambil alih oleh pemerintahan Belanda.
Organisasi
Kompeni/VOC terdiri dari Pusat dan Daerah. Di Pusat dipimpin oleh Dewan yang
dinamakan sebagai “Heren XVII”, yang terdiri dari 17 orang anggota Tuan-tuan
Di daerah,
mislnya di Indonesia, pimpinan berada di tangan seorang Gubernur Jenderal dengan
dibantu oleh suatu Dewan Hindia. Karena pada masa itu belum ada struktur
pemerintahan berupa provinsi, maka beberapa wilayah, misalnya wilayah pantai
Utara, dipimpin oleh seorang Gubernur. Gubernur membawahi beberapa orang
Residen. Residen membawahi beberapa orang Regent, ialah Bupati.
VOC didirikan
pada tahun 1602 dan bangkrut pada tahun 1779 yang pada tahun 1800 diambil alih
oleh pemerintahan Belanda. VOC merupakan organisasi swasta, suatu organisasi
perdagangan. Tujuannya hanya untuk mencari keuntungan dari perdagangan. Dengan
demikian, maka menurut hemat kami, tidak dapat dikatakan bahwa VOC telah
menjajah Indonesia. Pemerintahan Belanda lah yang mengambil alih VOC pada tahun
1800 adalah penjajah yang aseli, karena merupakan Pemerintah yang sah. Maka
tidaklah benar apabila seringkali dikatakan bahwa Belanda telah menjajah
Indonesia selama 305 tahun. Menurut hemat kami, maka Belanda telah menjajah
Indonesia sejak tahun 1800 sampai tahun 1942, ialah pada saat perang dunia ke
II saat Belanda menyerah kepada Balatentara Jepang. Denan Demikian, maka
menurut hemat kami, Belanda telah menjajah Indonesia selama 142 tahun.
Apabila VOC sampai dapat
menguasai beberapa wilayah Indonesia, itu adalah, sekali lagi menurut hemat
kami, karena Pemerintahan lokal pribumi memberi kesempatan untuk VOC bercokol
di daerahnya, ialaha mula-mula mohon bantuan dari VOC untuk memerangi para
pengacau yang menggangu wilayahnya. Setelah diberi hati, maka kemudian merogoh
empelu, kata pepatah. Merasa keenakan, maka VOC kemudian merasa seperti Tuan
dirumahnya sendiri. Inilah “Penjajahan” yang memang diinginkan oleh VOC.
Demikian
sekedar uraian mengenai Kompeni atau VOC. Sekarang kita kembali ke uraian pokok
mengenai “Sekelumit Sejarah Cirebon”, yang oleh saudara Mustaqim sateja di fotokopi
dari tulisan aselinya yang disimpan di Gedung Arsip Nasional di Jakarta.
Dalam
tulisan ini dapatlah saudara ketahui, bagaimana sepak terjang Kompeni di
Indonesia. Dari semula sebagai pedagang keliling akhirnya menjadi Tuan Rumah di
Rumah orang lain.
Semoga
terjemahan tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Terima
kasih.
Bersambung........................
Majalengka
15 Juni 2009
0 Response to "TERJEMAHAN BUKU UIT CHERIBON'S GESCHIEDENIS (SEKELUMIT SEJARAH CIREBON) DI TERJEMAHKAN OLEHBAPAK DR. IWAN SATIBI MAJALENGKA"
Post a Comment