MAKALAH TENTANG EFEK PUPUK ORGANIK DAN PUPUK HAYATI TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) KULTIVAR INKKO 99 PADA TANAH VERTISOL YANG DIBERI PUPUK DASAR PHONSKA DAN ZA BAB III
III. METODE
PENELITIAN
3.1. Tempat
dan Waktu Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik
yang berada di Dusun Tolengas Desa Tolengas Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang
Jawa Barat. yang terletak pada ketinggian 80 meter diatas permukaan laut. Tanah
yang digunakan adalah tanah Vertisol dengan pH 5,84, hasil analisis tanah
terdapat pada Lampiran 1. Percobaan dilaksanakan mulai tanggal 10 Maret sampai
dengan bulan Juli 2011.
3.2. Bahan dan Alat Percobaan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan
ini adalah sebagai berikut : 1) Bibit cabai merah Kultivar Inko 99 (desskripsi
pada Lampiran 2), 2) Media tanam, tanah Vertisol per polybag ±8 kg sebanyak 81
polybag, 3) Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang ayam, pupuk
kandang domba/ kambing, danp pupuk kandang kuda, 4) Pupuk hayati Petrobio
dengan dosis 15 kg/ha = 0,09375 g/tanaman serta dosis 30 kg/ha = 0,1875
g/tanaman, 5) Furadan 3G, 6) Insektisida yang digunakan adalah Decis 2,5 EC
konsentrasi 1 ml/L. Regent 50 EC konsentrasi 2 ml/L, Tempidor 200 SL
konsentrasi 1 ml/L. Pegasus 500 EC konsentrasi I ml/L, 7) Fungisida Antracol 70
WP konsentrasi 2 g/L, dan 8) Pupuk anorganik diantaranya ZA dosis 1,875
g/tanaman, dan Phonska dosis 2,5 g/tanaman.
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut: 1) polybag ukuran 8 kg (243 polybag), 2) Handsprayer kecil
(kapasitas 2 liter) dan handsprayer besar (kapasitas 14 liter), 3) Takaran tanah, 4)
Cantingan pupuk, 5) Timbangan biasa dan timbangan analitik, 6) Thermometer untuk mengukur suhu dalam rumah plastik, 7)
Peralatan yang digunakan saat percobaan diantaranya tugalan, ayakan, meteran,
papan tubs, laben identitas, alat tubs, dan lain-lain, dan 8) Alat pengukur intensitas cahaya (Lux meter).
3.3. Metode Penelitian 3.3.1.
Rancangan Percobaan
Metode penelitian menggunakan metode
eksperimen di rumah plastik, dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola
faktorial. Faktor ke-1 bahan organik dan faktor ke-2 pupuk hayati (ulangan r =
3). Tata letak percobaan terdapat pada Lampiran 3.
3.3.2.
Rancangan Perlakuan
Perlakuan yang diberikan dalam percobaan ini
terdiri dari dua faktor yang diulang 3 kali, yaitu :
1. Faktor pertama adalah bahan organik (O) terdiri dari :
Oi = Pupuk kandang ayam 20 ton/ha'1 (125 g/polybag)
C>2 = Pupuk
kandang domba 20 ton/ha'1 (125
g/plybag)
O3 = Pupuk
kandang kuda 20 ton/ha'1 (125
g/polybag)
2. Faktor kedua adalah pupuk hayati (H) terdiri dari:
H1 = tanpa pupuk hayati
F2 = pupuk hayati Petrobio 15
kg/ha (0,09375 g/tanaman)
H3 = Pupuk
hayati Pertobio 30 kg/ha (0,1875 g/tanaman)
Percobaan yang dilakukan terdiri dari 9
perlakuan yang diulang 3 kali yang didalamnya mencakup penggunaan pupuk
anorganik (Phonska dan ZA) sebagai pupuk dasar dengan dosis Phonska 300 kg/ha
(1,875 g/tanaman) dan ZA 100 kg/ha (0,625 g/tanaman)
3.3.3.
Rancangan Respon
Rancangan respon yang diamati dalam percobaan ini adalah
faktor-faktor yang berkaitan dengan komponen pertumbuhan dan komponen hasil. Pengamatan
yang dilakukan adalah pengamatan penunjang dan pengataman utama.
1. Pengamatan Penunjang
Pengamatan dilakukan terhadap faktor-faktor di luar perlakuan yang
dapat mempengaruhi proses percobaan dan tidak dianalisis secara statistik.
Pengamatan penunjang meliputi : pengamatan suhu didalam rumah plastik yang
dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pagi dan siang, pengamatan suhu udara
pagi hari antara jam 07.00 sampai 08.00 dan pada siang hari antara jam 14.00
sampai 15.00, serta pengamatan intensitas cahaya yang diukur menggunakan lux
meter. Pengamatan selanjutnya yaitu pengamatan terhadap organisme penggangu
tanaman (OPT) dilakukan dari mulai tanam sampai dengan panen, serta analisis
tanah percobaan.
2. Pengamatan Utama
Pengamatan utama dilakukan pada sampel tanaman
pada setiap perlakuan, data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis
secara statistik. Adapun cara pengukuran dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a. Tinggi tanaman (cm), adalah rata-rata tinggi tanaman contoh dari
setiap petak percobaan. yafig pengukurannya dilakukan setelah selesai pemupukan
terakhir yaitu 7 minggu setelah tanam dan 9 minggu setelah tanam. Pengamatan
dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman mulai dari leher akar sampai titik tumbuh
tertinggi.
b. Jumlah ranting/tanaman adalah rata-rata ranting/tanaman dari
tanaman contoh dari setiap petak percobaan. Pengamatan dilakukan dengan
menghitung jumlah ranting yang keluar dari cabangm, diukur pada waktu tanaman
berumur 7 dan 9 minggu setelah tanam.
c. Jumlah daun/tanaman adalah rata-rata jumlah daun / tanaman contoh
dari setiap petak percobaan. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah daun
pertanaman yang keluar baik dari batang, cabang, dan ranting, dihitung pada
waktu tanaman berumur 7 dan 9 minggu setelah tanam.
d. Jumah tandan bunga/tanaman adalah adalah rata-rata jumlah tandan
bunga/ tanaman contoh dari setiap petak percobaan. Pengamatan dilakukan dengan
menghitung jumlah tandan bunga per tanaman yang keluar dari ranting atau
percabangan dihitung mulai tanaman berumur 7 dan 9 minggu setelah tanam.
e. Panjang buah (cm) adalah rata-rata panjang buah pertanaman dari
lima tanaman contoh pada tiap petak percobaan. Pengamatan dilakukan pada saat
penen dengan cara mengukur panjang buah cabai merah yang telah matang daru
pangkal hingga ujung buah. Pengukuran diakukan mulai panen ke-1 sampai panen
ke-5
f. Diameter buah (cm), adalah rata-rata diameter buah per tanaman
dari lima tanaman contoh dari setiap petak percobaan. Pengamatan dilakukan pada
saat panen dengan cara mengukur diameter tangah buah cabai merah yang telah
matang. Pengukuran dilakukan mulai panen ke-1 sampai panen ke-5.
g. Jumlah buah per tanaman, adalah rata-rata jumlah buah cabai merah
pada tanaman contoh dari setiap petak percobaan. Pengamatan dilakukan pada
setiap panen ( panen ke-1 sampai ke-5) kemudian dijumlahkan.
h. Bobot buah per tanaman (g), adalah rata-rata bobot buah pada
setiap petak percobaan. Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang semua buah
cabai merah yang telah matang pada setiap penen (panen ke-1 sampai ke-5)
kemudian dijumlahkan.
3.4. Rancangan Analisis
Rancangan analisis yang digunakan dalam
percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, yang
merupakan faktor ke-1 bahan/pupuk organik dan faktor ke-2 pupuk hayati. Mendel
statistiknya dari rancangan acak kelompok pola faktorial menurut Gaspersz
(1991) adalah :
Yijk = µ + rk + oi +hj + (oh)ij + €ijk
Yijk =
Nilai pengamatan karena pengaruh bersama tarafke-i faktor bahan organik,
taraf ke-j faktor pupuk hayati, dan interksi serta galatnya
µ =
Nilai rata-rata umum
rk =
Pengaruh ulangan ke-k
oi =
Pengaruh perlakuan bahan organik taraf ke-i
hj =
Pengaruh perlakuan pupuk hayati taraf ke-j
(oh)ij =
Pengaruh interaksi faktor o taraf ke-i dan faktor h taraf ke-j
€ijk =
Pengaruh galat percobaan.
Pengujian perbedaan dari tiap-tiap perlakuan
yang dilakukan dengan uji F, jika hasil uji menunjukkan interaksi yang berbeda
nyata, maka untuk menguji perbedaan rata-rata digunakan uji jarak berganda
Duncan pada taraf 5% dengan rumus :
Sx = JKT Galat
Namun apabila hasil uji menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata, maka uji jarak berganda Duncan menggunakan rumus :
KT Galat
Berdasarkan
model linier yang digunakan untuk percobaan ini, dapat disusun analisis sidik
ragam menurut Gaspersz seperti yang tercantum dalam Tabel 3.1.
Sumber Ragam
|
DB
|
JK
|
KT
|
Fhit
|
Ftab
|
Ulangan (U)
|
(r-1)
|
X(x...-)/(t)-(x...i)/(rt)
|
-
|
-
|
|
Perlakuan (P)
|
(t-1)
|
X(x...2)/(t)-(x...2)/(rt)
|
JKP/t-1
|
KTP/KTG
|
|
Bahan Organik (O)
|
(o-l)
|
(o2) / (rh) - (x...2)/(rt)
|
JKc/o-1
|
KTo/KTG
|
|
Pupuk Hayati (II)
|
(h-1)
|
(h2) / (ro) - (x...2)/(rt)
|
JKn/h-1
|
KTh/KTG
|
|
Interaksi oxh
|
(o-l)(h-1)
|
JKP - Jko - JKh
|
Jkoh /(c-1
|
Ktoh/KTG
|
|
(n-1)
|
|||||
Galat
|
(t-1) (r-1)
|
JKT-JKU-JKP
|
-
|
-
|
|
Total
|
(oh-1)
|
X(x...2)/(t)-(x...2)/(rt)
|
3.5.
Pelaksanaan Percobaan
3.5.1. Persemaian
Benih cabai merah kultivar Inko 99 disemai di baki, dengan
menggunakan media kascing dan arang sekam. Jumlah benih cabai merah yang
disemai adalah 500 biji untuk seluruh perlakuan dan bahan sulaman. Bibit dari
baki lalu dipindahkan ke dalam kokeran setelah tanaman mencapai 2-3 daun.
Setelah bibit mencapai umur 28 hari, bibit tanaman cabai merah siap dipindahkan
ke polybag.
3.5.2. Pengisian Polybag
Tanah yang digunakan dalam percobaan ini
adalah tanah jenis Vertisol, tanah terlebih dahulu dikeringkan dan dianalisis,
setelah siap tanah dimasukan dalam polybag ukuran 8 kg, jumlah polybag
seluruhnya sebanyak 243 polybag. Pengisian polybag tidak sampau penuh
menyisakan 5 cm pada bagian atas polybag.
3.5.3. Aplikasi Perlakuan
Pemberian pupuk kandang dilakukan seminggu
sebelum penanaman, caranya pada tengah polybag dibuat coblakan atau dibuat
lubang sedalam 20 cm, ditambahkan masing-masing perlakuan pupuk kandang (ayam,
domba, dan kuda) sebanyak 125 gr/polybag. Pemberian pupuk hayati Petrobio
dilakukan dua kali yaitu pada tanaman berumur 3 dan 6 minggu setelah tanam,
masing-masing sebanyak 15 kg/ha (0,09375 g/tanaman) dan 30 kg/ha (0,1875
g/tanaman) pada
setiap
perlakuan. Penggunaan pupuk anorganik (Phonska dan ZA) dilakukan satu kali pada
setiap perlakuan dengan dosis Phonska 300 kg/ha (1.875 g/tanaman) dan ZA 100
kg/ha (0,625 g/tanaman). Perhitungan terdapat pada Lampiran 4.
3.5.4.
Penanaman
Penanaman dilakukan pada pagi hari, setelah
bibit berumur tiga minggu setelah semai. Caranya tiap polybag dibuat lubang tanam
atau coblakan sedalam 10 cm, lalu bibit dimasukan kedalam lubang tanam dan
ditutup kembali dengan tanah dari lubang tanam tersebut.
3.5.5.
Pemcliharaan
1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan maksimal tujuh hari setelah tanam, yaitu
dengan cara menanam kembali atau mengganti bibit yang pertumbuhannya kurang
baik atau tidak tumbuh disesuaikan dengan tinggi tanaman awal penanaman.
2. Penyirainan
Penyiraman dilakukan tiap hari antara pagi dan sore hari, sesuai
dengan kapasitas lapang, caranya air disiramkan disekitar tanaman terutama di
daerah perakaran.
3. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan tujuan agar
membersihkan gulma yang tumbuh disekitar polybag, dilakukan dengan cara
konvensional yaitu mencabut gulma yang tumbuh disekitar polybag.
4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT)
Pencegahan terhadap nematoda dengan menggunakan Furadan 3G dengan
dosis 10 kg/ha diberikan pada saat tanam. Pengendalian hama pada tanaman cabai
merah menggunakan insektisida Regent 50 EC (dosis 2 ml/L), Decis 2,5 EC (1
ml/L). Tempidor 200 SL (1 ml/L), Pegasus 500 EC (1 ml/L). Sedangkan untuk
pengendalian penyakit menggunakan fungisida Antracol 70 WP (2 gr/L). Waktu
pengendalian hama dan penyakit tanaman cabai merah dilakukan mulai umur satu
minggu setelah tanam secara bergiliran dengan selang waktu tiga hari sekali
secara rutin.
3.5.6. Pemanenan
Menumt Final Prajnata (2002), cabai merah
kultivar Inko 99 dapat dipanen pada saat buah memiliki bobot maksimal,
bentuknya padat, dan wamanya merah menyala dengan sedikit garis hitam (90%
masak). Panen cabai merah yang terlalu muda akan menyebabkan buah layu, susut
buah maksimal belum tercapai, tidak tahan disimpan.
Panen cabai merah mulai dilakukan pada saat
tanaman mencapai umur 13 minggu setelah tanam, panen dilakukan lima kali dengan
interval seminggu sekali. Cara pemanenan dilakukan dengan memetik tangkai cabai
merah langsung dengan tangan. dan harus dihindari terjadinya luka serta
patahnya cabang dan ranting pada saat panen, karena dapat menyebabkan buah cepat
busuk.
0 Response to "MAKALAH TENTANG EFEK PUPUK ORGANIK DAN PUPUK HAYATI TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) KULTIVAR INKKO 99 PADA TANAH VERTISOL YANG DIBERI PUPUK DASAR PHONSKA DAN ZA BAB III "
Post a Comment